Pagi hari seperti biasanya. Luna bergegas untuk pergi ke sekolah, Ia masih mengunyah roti tawar berisikan keju kesukaannya itu.
"kak, ayo buruan"
"adek buru buru amat, ditelen dulu rotinya" ucap mamanya.
"tumben lo gitu, biasanya juga males kalo mau sekolah" gumam dessy
"nih ya, yang namanya manusia pasti ada perubahan" cerca luna kemudian segera keluar rumah dan menyalami mamanya.
"yaudah ma, kita berangkat dulu. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, hati hati"'brumm' dessy menyalakan mobilnya dan segera melaju.
"lo ngapain sih?" tanyanya pada luna
"apanya?" tanya luna balik, seolah olah luna tak mengerti apa yang ditanyakan dessy
"untung sabar, lo tumben kok gini. Pasti udah ada yang nunggu ya di sekolah? Apa jangan jangan lo udah punya pa.. "
"sstt diem, ini dijalan" luna segera menempis perkataan kakaknya.
"ish, adek gak sopan, untung gue sayang sama lo. Jadi gimana nih kalo lagi berduaan sama pacalnya" suatu kewajiban bagi dessy untuk menggoda luna sampai adiknya merasa terganggu.
"kakak dessy yang cantik, itu mulut bisa diem apa nggak ya, kalo perlu gue sumpelin lakban" guraunya.
"ooh, silahkan. Nih mulut bakal tahan sama apa aja. Terlebih sama badai sekalipun juga mulut gue masih bertahan. Kan bibir gue sexy"
"dih, jijik gue lihatnya. Dasar jomblo akut" luna menirukan kata kata jennie di chat kemarin sore.
"enak aja, gini gini gue juga punya cowok, gak kayak lo dek" *jleb perkataan dessy membuat luna minder.
"kakak jahat! "
"canda dek, santuy kayak di wc"
"jorok, dimana mana itu santai kayak dipantai"Luna membuka pintu mobil, ia melangkahkan kakinya dan beranjak pergi begitu saja tanpa berterimakasih atau berkata apapun ke kakaknya.
"adek macam apa kau nak, gak tau terima kasih. Driver ojek onlen aja biasanya dikasih ucapan terima kasih. Kok gue enggak" cerocosnya sendiri di dalam mobil.
'lah gue kok jadi ngomong sendiri gini ya' batinnya. Dessy tersadarkan, entah dari tadi siapa yang ia ajak berbicara. Ia pun segera melajukan mobilnya untuk pergi ke sekahnya."Lunn" panggil jennie yang juga baru sampai sekolah
"yah, gak jadi duduk di pinggir deh gue" jawabnya. Ternyata luna ingin berangkat cepat cepat tadi karena ia dan jennie melakukan sebuah perjanjian. Dimana siapa yang datang terlebih dulu dari mereka bakal duduk di bangku pinggir tembok agar jika pelajaran berlangsung bisa bersandar di tembok. (kalian ngerti apa yang gue maksud kan?) hanya orang aneh yang melakukan perjanjian seperti itu.
"hahaha, ya nanti kita suit, Kan datengnya barengan"
"okey"
Mereka berdua berjalan beriringan menuju kelas. Luna memperhatikan sekitarnya. Ternyata masih pagi sekali, hanya ada pak tukang kebun yang sedang menyapu di lorong kelas. 'mending gue berangkat telat daripada menuruti perjanjian jennie' batinnya. Kini mereka sudah sampai di kelas, dan kelasnya masih terkunci rapat. Terpaksa mereka harus mencari pak sunar terlebih dahulu, karena pak sunar biasanya yang membawa kunci setiap kelas. Tak lama kemudian dari arah sana ternyata pak sunar datang dengan membawakan kunci. Kelas pun kini telah terbuka. Jennie dan luna suit, ternyata yang menang jennie.
"tiga kali suit nya biar adil" luna sengaja mengatakannya, ia merasa kurang puas jika belum menang.
"ya deh, kali ini gue ngalah"
Suit kedua di menangkan oleh luna. Sementara ini mereka imbang satu sama, suit ketiga.. Ternyata jennie yang menang.
"ck, sialan gue kalah" kesalnya.
"jadi gue yang duduk di pinggir tembok"Five minute later..
Semua murid sudah masuk ke kelas, jam pertama adalah mata pelajaran pak bambang yang mengajar sebagai guru matematika. Selama pelajaran berlangsung, jennie menyandarkan tubuhnya di tembok.
"itu yang dipojok belakang, duduknya bisa diatur apa tidak, duduk itu yang tegak, badannya tidak boleh disandarkan di tembok"
Jennie merasa tersindir, ia segera memperbaiki posisi duduknya dengan tegak dan menghadap ke depan. Sementara itu luna didalam hati berkata sambil tertawa 'sukurin, hahaha yang kena imbasnya jennie. Ada untungnya juga gue kalah' luna merasa puas.Jam pelajaran pak bambang selesai. Kini giliran jam pelajaran mam winda, guru mata pelajaran bahasa inggris. Selama mengajar, mam winda agak sedikit canggung, karena ia adalah guru baru di sekolah. Ia baru saja diangkat menjadi guru, dan baru pertama kali ia berhadapan dengan muridnya, menjelaskan beberapa materi pelajaran bahasa inggris. Luna tidak begitu mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh mam winda. Akhirnya ia bertanya dan kemudian dijelaskan oleh mam winda hingga semuanya mengerti.
Setelah itu adalah istirahat pertama.
"lun, ikut gue" ajak jennie
"kemana"
"liat cowok ganteng"
"coba gue tebak. Pasti tiga serangkai yang lo maksut" luna sudah mengerti apa maksut jennie
"nah seratus buat luna" celetuk jennie.
"ngapain lo liat tuh anak, buang buang waktu aja" luna menampakkan ekspresi datarnya
"ish, liat cowok ganteng itu malah nambah waktu"
"kok gitu? " luna berusaha mencerna kata kata jennie
"ya iya lah, nambah waktu buat terus terusan liat mereka, anggep aja buat nambah semangat lo buat belajar" jawab jennie
"gak jelas lo"gumamnya pelan.Mereka sekarang berada di lapangan, dimana terdapat daffa yang melatih adik kelasnya untuk ekstrakurikuler paskibraka, didapatnya tiga serangkai yang juga ikut berbaris disana, banyak murid yang menyaksikan latihan paskib tersebut.
'latihan gini aja jadi tontonan, apa menariknya coba' oceh luna dalam hati.
Setelah latihan paskib selesai, banyak murid cewek kebanyakan dari kelas X yang meminta untuk berfoto dengan daffa. Luna yang melihatnya pun merasa berlebihan atas sikap kabanyakan murid yang terlalu mengagumi daffa, walaupun luna mengakui jika daffa itu keren tetapi luna tak menyimpan rasa kagum yang berlebihan pada pria itu, memang sulit untuk mencairkan hati Luna."foto kuy sama kak itu, yang keren itu loh." jennie mengeluarkan handphone dari sakunya
"dih lo aja sono" tolak luna mentah mentah.
Tak banyak bicara, jennie segera menarik tangan luna dan berjalan ke arah daffa.
"kak boleh fotbar gak?" tanyanya terang terangan.
"oh.. Boleh²"
'ckrikk..'
"thanks ya kak" jennie tersenyum sambil melihat hasil fotonya.
"sama sama" jawab daffa sambil menampakkan senyumnya.
Sementara itu luna berdiam diri tak ingin memulai pembicaraan.
"Luna" suara itu dilontarkan oleh daffa
"iya kak" luna menolehkan pandangannya, kini keduanya saling bertatapan. Sementara itu jennie yang melihat adegan tersebut seolah tak percaya jika luna mengenal daffa terlebih dulu dibanding dirinya.
"kalian saling kenal?"
"iya" jawab luna dan daffa bersamaan. Untuk kedua kalinya mereka saling bertatapan, tetapi luna segera memalingkan pandangannya ke arah lain, berusaha menahan agar pipinya tidak ngeblush.
"kok lo gak pernah cerita ke gue sih"
"emang harus ya?" luna menundukkan wajahnya
"ya nggak sih" pekik jennie
"lo gak foto juga?" tawar daffa, berusaha mencari topik untuk diperbincangkan
"nggak deh kak" gumam luna pelan
"ooh ya udah" tidak ada lagi yang dibicarakan diantara mereka. Sedangkan jennie mengajak luna untuk ke kantin, luna pun mengikutinya.Sorry kalau ada yg typo

KAMU SEDANG MEMBACA
Laluna
Genç KurguPanggil saja Luna. Gadis berparas cantik namun cukup terlihat cuek dimata cowok