Part 1

105 2 0
                                    

Where are you now?
Where are you now?
Atlantis
Under the sea

Bel pulang SMA 21 Gentala sudah berbunyi membuat seluruh siswa bernafas lega.

"Bagi seluruh anggota OSIS harap berkumpul di ruang sekretariat OSIS sekarang."

"Bagi seluruh anggota PRAMUKA harap berkumpul di aula sekarang."

"Bagi seluruh anggota RESE harap berkumpul di ruang perkumpulan remaja sekarang "

Begitulah pengumuman-pengumuman ekskul selepas pulang sekolah. Para ketua dan pembina disibukkan dengan jadwal pemberian materi serta penyusunan materi berhubung sekarang tahun ajaran baru. Seperti yang dilakukan oleh ekskul RESE (Remaja Sehat).

"Alendra, pimpin rapat hari ini." tegas Bu Manik, pembina ekskul RESE. Seseorang yang merasa dirinya dipanggil pun menoleh dengan cepat. "Oke bu, Alen pimpin rapat sekarang."
Ibu Manik pergi setelah memberi absen.

"Oke,sambil ngabsen gue pengen tau yel-yel RESE." Alen memulai rapat.

"Yel-yel sudah siap tadaaaaa.." jawab salah satu anggota RESE yang bernama Serin sambil mengacungkan kertas print-an.
"Guudddd bro!" ucap Alen antusias.
"Kalo gitu latihan sekarang aja." usul Yuna, wakil ketua RESE sekaligus sahabat Alen.
"Tapi yang lain pada nggak dateng, Na. Cuma kita berlima." Tyas menjadi lesu.
"Gapapa yang penting ada yang hadir kan tampil nggak harus semua." Alen tersenyum tenang.
"Oke." jawab semua anggota RESE dengan semangat.
"Gue ke toilet dulu." izin Alen.
"Ikut Al." Yunan mengekori Alen.
"Oke kita latihan duluan ya selagi nunggu kalian balik." Fatir sementara memimpin lima anggota yang tersisa.
"Oke sip." Alen mengacungkan jempol kanan sebelum pergi.

Sebenarnya, ruang kumpul RESE bersebelahan dengan toilet. Namun,Alen dan Yuna memilih toilet yang letaknya di koridor kelas XII Sosiologi agar bisa bercermin.

Alen berhenti saat selangkah lagi masuk ke lorong toilet diikuti Yuna yang penasaran.
"Eh,ekskul RESE ikut display ya?" suara seorang siswi yang diiiringi dengan cekikikan teman-temannya,Alen dan Yuna mengenalnya.
"Iya hahaha mereka nggak punya malu banget tuh udah anggotanya seupil eh ikut display lagi." timpal siswi lainnya.
"Harusnya mereka itu nggak usah ikut display kan malah malu-maluin." protes salah satu dari mereka.
"Kita liat aja mereka bakal bertahan sampai kapan? Hahaha." sekelompok siswi itu tertawa lagi.

"Hajar jangan?" tanya Yuna dengan kesal.
"Jangan, biarin aja.  Ayo masuk. Jangan lupa senyum sama pens eh fans haha." tawa Alen berniat menenangkan Yuna yang mudah emosi dan suka nethink. Ya, walaupun hati Alen lebih terluka sebagai ketua RESE yang telah susah payah mempertahankan ekstrakurikuler kesayangannya itu sampai sekarang. Tapi, Alen ahli dalam menyembunyikan amarahnya.
Alen dan Yuna melangkah masuk ke dalam lorong penghubung toilet. Bertemu dengan musuh bukanlah hal yang menyenangkan.Yuna sudah menatap sengit sekelompok siswi yang tadi menggunjing. Mereka adalah anggota Softball yang diketuai oleh si gadis berambut hitam panjang lepek dan disegani karena anak dari wakasek SMA 21 Gentala ini, sebut saja dia Habel.

"Woaaaa panjang umur nih." sindir Habel yang sedikit menyenggol bahu Alen sambil memamerkan softlens sebelum melenggang pergi diikuti para buntutnya.
"Dia lagi pamer softlens ya?" tanya Alen dengan ketawa ringan.
"Lo mau sampai kapan Al?" Yuna menggeram tidak terima.
"Kita fokus aja sama display. Kalo display kita sukses,mereka juga bakal diem." Alen mencoba membuat Yuna tidak emosi lagi.
"Lo tau sendiri emosi gue gimana Al." Yuna menghela napas dengan kasar.
"Iya gue paham Na. Makanya,gue bersikap begini biar lo nggak nambah emosi." Alen menepuk pundak Yuna. "It's okay." Alen masuk toilet terlebih dulu.

Lapangan basket tidak pernah sepi penonton karena seluruh anggota termasuk kapten adalah kumpulan siswa famous di sekolah ini.Mereka pun sedang mempersiapkan show nya untuk display yang akan diadakan lusa.
Walaupun pelatihnya sudah menyuruh mereka tidak ikut display karena pasti akan banyak yang ikut,tapi mereka ingin menunjukkan kemampuan mereka sekaligus bermain dengan bola kesayangan mereka.

"Juliaaan!" teriak para siswi yang sedang menonton.
"Dipanggil tuh bro." seru salah satu anggota tim basketnya,Leon.
"Astagfirullah,kita harus kuat iman Le." Julian mengelap keringat di dahinya membuat para fans nya semakin menjerit.
"Parah lo Jul,sampe segitunya fans lo." Leon geleng-geleng kepala.
"Gue juga nggak mau punya fans bejibun tapi apalah daya tampang ganteng like as prince." Julian pamer dengan bangganya.
Namun, bola basket tiba-tiba mencium kepala Julian hingga membuatnya mengaduh.
"Aduh kampret!" Julian memegang kepala yang terbentur.
"Hahaha, astaga Julian jaga ucapannya." Leon meniru gaya Julian ketika menjadi alim sambil tertawa.
"Astagfirullah lupa gue." Julian menepuk jidat lalu melenggang pergi dengan kepala yang pusing.

Kegiatan seluruh ekskul selesai pada pukul 5 sore.Kebanyakan sudah pulang ke rumahnya.Tinggal beberapa siswa-siswi yang sedang membereskan tempat kumpul mereka.

"Eh udah sore Al." Yuna melirik jam tangannya yang elegan.
"Lo duluan aja Na,gue masih harus beresin schedule nih." Alen menjawab tanpa menatap Yuna karena tidak berhenti menulis sejak tadi.
"Gue tau lo sayang banget sama ekskul kita tapi nggak begini juga begeee. Lo butuh istirahat juga buat berjuang. Kerjaan ini bagi dua sama gue,kita kerjain di rumah." keputusan Yuna sudah bulat. Dia tidak mau melihat sahabatnya sakit lagi karena mengurus ekskul yang sudah diambang kepunahan.
"Iya Na iya." Alen hanya menuruti Yuna jika sudah begitu.

Alen dan Yuna menunggu jemputan di depan gerbang sekolah.Sebuah motor berhenti tepat di depan mereka yang tak lain motor Julian.Julian dan Alen adalah teman sekelas sejak kelas 10 hingga menginjak kelas 12 sekarang.
"Len,bareng gue aja kan searah." ajak Julian sambil membuka helm dan membereskan rambutnya yang acak-acakan.
"Boleh deh gue cancel ojeknya." Alen menerima ajakan Julian dengan antusias.
"Oh iya, Na gue duluan ya. Hati-hati lo nunggu paps Romeo tercinta." Alen pamit pada Yuna dengan cengiran.
"Oke, hati-hati Al hahaha. Awas lo Jul kalo ada apa-apa sama Alendra gue." Yuna menata tajam.
"Kalem Na." Julian menyalakan mesin motornya lalu pergi.
"Insting gue nggak enak tentang ekskul RESE kita, Al." Yuna memandang kepergian Alen dengan raut wajah datar.

Jam 07.00 tepat gerbang SMA 21 Gentala ditutup. Seluruh warga sekolah memulai aktivitasnya. Terkecuali bagi para siswa yang mengikut ekstrakurikuler karena mereka akan mengadakan rapat persiapan display lusa.

"Lo nge game lagi Al?" Yuna membaca postingan di sosmednya sembari ngemil.
"Iya gue semalem nggak main makanya sekarang dipuasin." Alen semakin gencar menekan layar ponselnya.
"Weh si ketos dateng." Yuna berbisik.
"Duh afk!" pekik Alen.

Semua tiba-tiba hening.

"Sorry gan sorry." Alen nyengir sambil mematikan ponselnya.
"Lo sih gamers nggak pada tempatnya." Yuna terkekeh.
"Biarin.  Biar rame." Alen menaruh kedua tangannya di atas meja.
"Rame kaga, malu iya!" Yuna mendengus.
"Haha abis lagi lope sama abang Alucard gue." Alen berekspresi seperti seseorang yang sedang jatuh cinta.
"Fokus oy fokus buat ekskul kita." Yuna mengingatkan.
"Iya-iya." Alen mulai memperhatikan rapat yang baru dimulai.

DONE ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang