Jalani hidup ini dengan senyuman. Karena senyuman mampu membuat semuanya terasa indah.
PART 4
Seorang lelaki bertubuh besar dengan warna kulit putih itu terus saja bulak-balik. Mungkin jika dihitung itu sudah lebih sepuluh kali.
Lelaki itu kini menghentikan aksnya dan duduk disofa panjang yang nyaman. Ia menghela napasnya lalu mengacak rambutnya kasar.
"Jadi selama ini bekal itu untuk mu?" Tanya Chanyeol kesal.
"Ya Sehun! Apa kau gila? Apa kau tidak punya ekspresi!?" Kali ini Baekhyun yang bertanya gemas.
"Wae? Apa aku salah? Dia memberikannya kepada ku jadi aku bebas untuk memilih memakannya atu tidak." Balas Sehun dengan ekspresi jengah.
Wajahnya boleh saja kesal. Tapi kenapa hatinya merasakan perasaan aneh, seperti rasa bersalah?
"Kau sangat tidak bisa menghargai orang lain." Ujar Kyungsoo lalu setelah itu pergi meninggalkan kantin.
Tinggalah Bakhyun dan Chanyeol yang kini berada dihadapan Sehun. Mereka menatapnya tajam. Seperti tatapan ingin membunuh. Mata Baekhyun melotot saat Sehun berdecak.
"Aku marah kepada kau. Sebaiknya kau meminta maaf lalu aku tidak akan marah kepada kau!" Ancam Baekyun lalu pergi disusul oleh Chanyeol yang sebelum pergi menggetok kepalanya keras.
"Mengapa aku merasa bersalah?"
"Bukankah aku tidak salah?"
"Ah, aku sungguh benci keadaan ini."
~~~
Seorang wanita yang berjalan tanpa tujuan. Entah kemana ia akan pergi yang jelas ia hanya mengikuti langkahnya.
Air matanya sudah berhenti menetes. Ia tidak marah hanya kecewa. Jika diingat pengorbanannya membuatkan bekal. Uang bulanan yang ia dapat dari kerja paruh waktu harus digunakan demi membuatkan lelaki itu bekal. Karena ia membeli bahan masakan yang berkualitas sehingga agak mahal.
Tak apalah. Ini juga keinginannya, bukan permintaan ataupun paksaan. Inisiatif sendiri.
Rain berjalan memasuki taman
kecil yang terlihat sepi karena sedang turun salju dan juga cuaca sangat dingin. Hanya orang gila sepertinylah yang berani datang kesini.Terlihat ada ayunan kayu yang sederhana menarik perhatian Rain. Ia berjalan menghampiri ayunan itu. Terlihat salju tipis menutupi tempat duduk ayunan itu, Rain lalu membersihkan ayunan itu.
"Ah sedihnya hidup ku!" Teriak Rain kencang.
Semuanya tidak ada yang peduli dengan kehidupannya. Bahkan keluarganya sendiri tidak peduli meskipun setiap bulannya rutin mentransfer uang bulanan, tetapi percayalah Rain tidak pernah menggunakannya jika tidak sangat kepepet.
"Jalani hidup ini dengan senyuman. Karena senyuman mampu membuat semuanya terasa indah."
Rain terlonjak saat mendengar ucapan seorang lelaki dari belakangnya. Suaranya sangat asing. Rain lalu berbalik dan mendapati seorang lelaki yang tengah tersenyum kepadanya.
"Siapa kau?" Tanya Rain sedikit takut.
Siapa yang tidak takut sore-sore seperti ini ada seorang lelaki yang berpakaian serba hitam. Dimulai dari topi, mantel, celana jeansnya dan juga sepatunya.
"Aku juga terkadang merasa sepertimu. Merasa sedih. Kadang aku juga berfikir untuk apa aku hidup jika tidak ada orang yang menerima." Ujar lelaki itu sambil berjalan menghampiri Rain.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY IDOL is MY BOYFRIEND
Fanfiction(WARNING CERITA TELAH DIUBAH.⚠️) Awal kisahnya adalah disaat Rain diselamatkan oleh sekelompok lelaki yang sangat terkenal, tak hanya dikenal dikampusnya tetepi dikenal juga oleh berbagai negara. Apalagi saat melihat ketampanannya dan juga kehebatan...