PART 2
Bukannya kecewa jika tidak dianggap oleh mu namun malah membuatku tambah yakin untuk berjuang.
~~~Suara piring beradu didapur apartement milik Rain. Sang pemiliknya sedang membuat sesuatu kepada seseorang yang membuat dirinya terbang semalam. Wangi nasi goring memenuhi penjuru ruangan apartement miliknya. Senyum bangga tercetak saat mencicipi nasi goring buatannya terasa enak.
Selain pintar menyanyi dan juga dance, Rain sangatlah pintar memsak. Karena sejak kecil ia sudah ditinggal kedua orang tuanya bekerja, alhasil jika dia lapar maka harus memasak sendiri karena dirumahnya tidak memiliki pembantu. Bukan tidak mampu sebenarnya, alasannya hanya entah itu mengapa.
"Semoga dia menyukai ini," ujarnya dengan penuh harap dan juga semangat.
Rain berjalan mengelilingi penjuru ruangan musik sejak tadi namun ia belum menemukan seseorang yang dicari. Merasa lelah, Rain beristirahat disalah satu tempat duduk dekat peralatan musik. Matanya tidak sengaja melihat gitar bewarna coklat muda berada dilantai. Rain berjalan mengambil gitar itu dan kembali duduk ditempat semula.
Rain mulai memetik senar gitar diiringi suara nyanyian miliknya. Gitar, salah satu alat musik favorite Rain. Lagu yang berjudul Skyscraper milik Demi Lovato, salah satu lagu favorite Rain. Lagu ini memiliki makna yang mengajarkan kita bagaimana kita dapat bertahan dari terpaan masalah yang ada. Lagu ini juga mengjarkan kita untuk bangkit seperti terbitnya matahari, kuat seperti gedung pencakar langit dan kita tidak boleh lemah meski kita dihancurkan seperti gelas yang pecah.
Rain terlalu menghayati lagu yang dibawakannya hingga tidak sadar jika ada seseorang yang sedari tadi berdiri dibelakangnya memerhatikan dan juga ikut terbawa alunan musiknya.
(Anggap aja itu Rain yang nyanyi ya.)
Rain mengakhiri lagunya dengan sangat sempurna hingga petikan senar terakhirnya. Rain berjalan untuk menaruh gitar yang tadi dipinjamnya saat berbalik ia merasa sangat terkejut. Seseorang menatapnya dengan tajam dan lekat,namun bukan seseorang yang sedang ia cari-cari.
"Sejak kapan kau berada disini?" Tanya lelaki itu ketus.
Rain tersenyum lalu berajalan mendekati lelaki itu. "Bukankah seharusnya aku yang bertanya seperti itu?"
Lelaki itu selalu saja datar. Merasa lelaki itu hanya diam sambil memandanginya tajam Rain memutuskan untuk mengeluarkan suara.
"Baiklah aku kesini hanya untuk mencari seseorang." Jelas Rain.
Lelaki itu mengangguk lalu duduk tepat disamping tempat duduk Rain tadi, Rain juga berjalan mengahampiri lelaki itu lalu duduk.
"Apa kau selalu saja dingin seperti ini Kyungsoo?" Tanya Rain geram karena lelaki ini hanya diam dengan tatapan tajamnya.
"Tidak," Balas Kyungsoo.
Canggung. Keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing. Entah apa yang sedang mereka pikirkan hingga membuat keadan sehening ini. Kyungsoo memutuskan untuk membuka suara.
"Suara mu indah," puji Kyungsoo dengan senyum tipis yang hampir tidak ketara.
Andai saja yang memujinya ini adalah Sehun, pasti Rain akan senang dan sudah terbang keangkasa. Sayangnya ini Kyungsoo bukan Sehun lelaki yang disukainya.
"Terimakasih," balas Rain.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Rain mencoba untuk memecahkan kecanggungan.
"Mencari ketenangan." Balasnya santai.
Rain menatap Kyungsoo sambil menaikkan sebelas alisnya untuk meminta penjelasan.
"Jika tidak diruang latihan dance, maka hanya ini yang membuatku tenang. Terkadang melihat alat musik saja sudah membuat aku tenang meski aku tidak terlalu bisa memainkannya."
Rain balas mengangguk paham. Ia juga melirik arloji yang dikenakannya dan waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan. Rain menepuk dahinya, lagi-lagi karena kebodohannya ia lupa untuk memberi bekal yang tadi ia buat.
"Maaf aku harus pergi," ucap Rain merasa tidak enak.
"Tidak apa, aku juga akan pergi. Mari kita pergi bersama." Ajak Kyunsoo dan Rain mengangguk setuju.
Keduanya berjalan beriringan dan membuat beberapa orang menatapnya iri ada juga yang memfoto atau memvidiokan dirinya dan membuat Rain merasa risih. Jujur ini pertama kalinya ia ditatap seperti ini sepanjang hidupnya.
Rain mempercepat langkahnya membuat Kyungsoo juga iku mengejar langkah Rain.
"Apa kau tidak suka jalan beriringan dengan ku?" Tanya Kyungsoo.
Duh bagaimana ini, sepertinya Kyungsoo salah mengartikannya. "Bukan, aku harus mencari seseorang." Jelas Rain dengan perasaan bersalahnya.
Kyungsoo mengangguk lalu bertanya lagi, "memangnya siapa yang sedang kau cari?"
Rain menghentikan langkahnya, Kyungsoo juga ikut menghentikan langkahnya. Rain mengedarkan pandangannya cemas tentu itu juga membuat Kyungsoo menatapnya cemas. Baru saja Rain membuka mulutnya, matanya tidak sengaja menatap seseorang yang ia cari sedari tadi.
Dengan semangat Rain pergi menghampiri lelaki itu tanpa mengucapkan permisi kepada Kyungsoo. Kyungsoo menatap kemana arah Rain pergi. Disebrang dirinya ada seorang lelaki yang sedang berjalan dengan santai dan telinganya disumpal headset. Kyungsoo mengangguk samar lalu pergi melanjutkan langkahnya.
Rain menghadang lelaki yang sedang dicarinya ini.
"Annyeong," sapa Rain.
Lelaki yang ada dihadapannya ini menatapnya tajam karena ia telah mengganggu jalannya.
"Bisa kau tidak menggangguku?" Tanyanya ketus.
Rain menggeleng lalu membuka resleting tasnya dan mengambil kotak bekal bewarna biru muda seraya menyodorkannya. Lelaki dihadapannya ini menatapnya bingung.
"Ambil, aku membuatkannya untuk mu." Pinta Rain.
Bukannya mengambil kotak bekal itu, lelaki dihadapannya ini justru berjalan melewatinya membuat Rain terkejut sekaligus kecewa. Namun dengan sisa keberanian dan juga semangatnya Rain kembali mengejar lelaki itu.
"Sehun!" Teriak Rain dan membuat semua orang yang berada disekitar situ menatapnya dan juga menatap Sehun. Tak hanya itu, Rain sukses membuat Sehun menghentikan langkahnya.
"Apa kau tuli dengan apa yang aku ucapkan kemarin?" Tanya Sehun dengan nada yang sangat dingin.
Bukannya sedih atau kecewa, Rain justru tersenyum hangat dan membuat Sehun mengernyit heran.
"Terimalah, aku rela bangun pagi hanya untuk membuatkan ini." Pinta Rain lagi seraya menyodorkan kotak bekal itu.
Sehun menghembuskan napas kesal seraya mengambil kotak bekal itu lalu pergi lagi.
Rain terkejut sekaligus senang bukan main. Rain mencubit kedua pipinya kencang karena ini terasa seperti mimpi, namun pipinya sakit. Ini bukan mimpi, ini nyata. Saking senangnya Rain terlonjak girang tanpa memperdulikan tatapan-tatapan dari semua orang.
Sepertinya ini awal yang baik.
![](https://img.wattpad.com/cover/154681162-288-k181778.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY IDOL is MY BOYFRIEND
Fanfiction(WARNING CERITA TELAH DIUBAH.⚠️) Awal kisahnya adalah disaat Rain diselamatkan oleh sekelompok lelaki yang sangat terkenal, tak hanya dikenal dikampusnya tetepi dikenal juga oleh berbagai negara. Apalagi saat melihat ketampanannya dan juga kehebatan...