Pagi itu dikau terlihat pahit,
Macam kopi tanpa gula..
Macam sayur tanpa rasa..
Macam diam tanpa saya ...
Dikau tak pernah bicara mengapa,
Tak pernah bersua ada apa,
Seandainya dikau meminta gula pada diriku,
Dikau takkan sepahit ini ..
Dikau takkan dengan wajah sehambar ini ...
Hei,
Duduk dan katakanlah..
Duduk dan berceritalah,
Ada apa dengan dikau?
Perlahan pergi tanpa kicau ?
Kurasa dikau kalah dengan burung,
Burung mengicau walau tanpa risau,
Namun dikau?
Tujuan sajakku sedang pahit,
Tujuan sajakku hatinya menjerit,
Siapa ?
Dimana?
Mengapa?
Awalnya hambar, pahit,
Tapi tak lama dikau menjadi pamit.
