Semoga ucapmu tak mengadu pada ingkar,
Kalimat singkat yang sempat buat lukaku memudar..
Dihening malam ketika kau ucap kata itu apakah sadar?
Sempat buat hatiku bergetar,
Namun kaliini diriku yang sadar,
Kian namamu menjadi samar...
Teh yang manis kian menjadi tawar..
Hilangnya harum sang mawar,
Buktikan hal yang dikau ucap memang ingkar ...
Buktikan yang dikau ucap tak lagi kuat bagai akar yang tegak ditengah badai yang mengguncang hamparan dunia..
Tak lagi bisa sekokoh sawah yang tetap tumbuh ditengah serangan hama ganas..
Tak lagi bisa setabah sang kakek yang berjalan ditengah terjangan matahari yang panas..
Ucapmu kian terasa hambar,
Dimata ,hati dan diri ini yang 'dulu' kian nantikan sebuah waktu..
Waktu yang datang dan memberi sebuah kalimat indah yang kukira terucap dari indahnya suara merdumu..
Yang kukira terukir dari tegapnya jarimu yang kokoh,
Kini diriku yang ceroboh,
Takkan ada lagi perasaan yang berdiri kokoh diantara hasutan sang penghancur perasaan..
Perasaan yang kian dimakan oleh sebuah ingatan bahwa kini dikau pun tak lagi sama. ..
Kian terasa samar bahkan tak semanis coklat yang pernah ibu berikan pada sosok gadis kecil ini...
Ya,
Tawar.
