Dikau

20 2 2
                                        

Hari semakin berlalu,
Namun tujuan sajakku tetap saja begitu..
Ah,
Apa sajakku ini tak cukup memberitahu?
Apa sajakku ini tak kuat untukmu?

Apa harus , diriku hentikan sajak ini?
Apa harus , diriku berhenti?

Nyatanya , dikau bahkan malah balik bertanya..
Nyatanya , dikau bahkan malah balik menyangka..

Sungguh,dikau buat diriku tampak risau..
Apa yang dikau katakan justru buat diriku berfikir kalau..

Dikau ,
Engkau ,
Yah.....

Satu hari,
Dua hari,
Bahkan berhari-hari..
Diriku tak mengirim sebuah pesan singkat yang berarti..

Karena diriku tahu,
Hal yang harus diriku lakukan hanya mendoakan dikau..

Jikalau kurindu,
Jikalau kurisa,
Diriku memilih doakan engkau,

Tanpa harus mengirim pesan "semangat" kepada dikau..

Beberapa minggu,
Bahkan bulan berlalu,
Diriku agak merindu,
Namun diriku besarkan egoku,

Bukan karena tak adil,
Bukan karena hatiku usil,

Itu hanya karena inginkan 'perubahanmu'..
Hanya inginkan sebuah hal baik dari dikau..

Dikau tujuan sajakku,
Sadarkah engkau,

Kutuliskan semua tulisan..
Tulisan ini adalah pengganti pesan..
Pengganti sebuah 'chattan'..
Pengganti sebuah coretan pesan,
Yang berisi

"Apa dikau sudah makan?"
"Dikau bahagiakan?"
"Dikau tak marahkan?"
"Dikau berusahakan?"

Dikau nampaknya belum memahami,
Makna coretan sajak biasa ini,
Untuk dikau...
Untuk engkau...

Hari inipun diriku berhutang satu "kejujuran" yaitu "kerinduan"
Dan..
diriku tak memilih mengirim pesan..
Diriku tak memilih untuk mengatakan kerinduan..

Aku menggantungkan kerinduan kepada dikau dalam sebait doa yang kutitipkan.

GUMAMAN SAJAK KOSONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang