Chapter 7

3.1K 392 15
                                    

~~Happy Reading~~

"[Y/N], ada yang ingin kubicarakan denganmu" ucap Boboiboy. [Y/N] pun menoleh. Ia pun mengangguk dan berpamitan pada Yaya dan Ying. Mereka pun keluar kelas.

Boboiboy membawa [Y/N] ke atap sekolah. Setelah Boboiboy membuka pintu, [Y/N] masuk lebih dulu dan berdiri menghadap ke lapangan. Angin semilir menerbangkan helaian rambut [Y/N]. Boboiboy pun berdiri di samping [Y/N]. Ia bisa melihat mata [Y/N] yang terpejam, berusaha menikmati angin yang menerpa wajahnya.

"Ne, Boboiboy-kun, apa yang ingin kau bicarakan?" tanya [Y/N] sambil menoleh. Boboiboy menarik nafas dalam.

"Apa kau tidak ingat tentang asal-usul gelang itu?" tanya Boboiboy dengan wajah serius. [Y/N] mengamati gelangnya. "Ya. Aku memang tidak tahu. Memangnya kenapa?"

Boboiboy membuka lengan seragamnya dan terlihat sebuah gelang kecil berwarna biru dongker yang sama persis seperti milik [Y/N], melingkar di tangan kanannya. [Y/N] membulatkan mata terkejut.

"Bagaimana bisa...?"

"Apa kau masih ingat dengan pembicaraan kita di kantin, tentang orang yang sangat berarti bagiku?" Boboiboy menatap wajah [Y/N] yang masih terkejut. [Y/N] hanya diam.

"Kau tahu? Dulu aku mempunyai seorang sahabat. Dia seorang gadis yang sangat manis. Dia datang disaat aku merasa bahwa aku benar-benar sendirian di dunia ini. Dia mengusir rasa kesepianku. Kami selalu bermain bersama setiap hari" Boboiboy tersenyum sambil memandang gelang yang ia pakai. Ia terdiam sebentar. Lalu senyumnya luntur.

"Tapi di hari itu, setelah kami membuat janji untuk tidak akan pernah saling meninggalkan, dia malah menghilang. Dia tidak datang lagi. Kupikir dia mengingkari janji yang kami buat. Tapi aku tetap percaya, bahwa dia akan selalu menjaga janjinya, sama seperti dia menjaga gelang yang kuberikan"

Boboiboy kembali menatap [Y/N]. "Dan kurasa, aku sudah menemukan orang itu". Ia tersenyum lembut. [Y/N] tersentak. Ia tidak mampu berkata-kata lagi.

"Aku sangat merindukanmu, [Y/L/N]-chan" ucap Boboiboy dengan senyum lembutnya.

[Y/N] membulatkan mata. Sontak ia teringat dengan masa lalunya, saat dimana ia bertemu dengan Boboiboy, bermain bersama, membuat janji, dan pemberian gelang itu.

"Akh!" tiba-tiba [Y/N] memegang kepalanya. Kepalanya benar-benar sakit. Ia hampir terjatuh. Untung saja Boboiboy segera menangkap [Y/N].

" [Y-Y/N]? Kau kenapa?" tanya Boboiboy khawatir. Air mata berhasil lolos dari mata [Y/N].

"Ya... Aku ingat semuanya... Tentang masa laluku, tentang gelang ini, dan tentang kau" [Y/N] menatap Boboiboy haru.

"Akhirnya kita bertemu lagi, Boy-kun" [Y/N] langsung memeluk Boboiboy erat. Ia menangis di pundak Boboiboy. Boboiboy membalas pelukan [Y/N] tak kalah erat. Tak henti-hentinya ia mengucap syukur.

"Akhirnya... Kau bisa mengingat semuanya. Aku sangat senang" ucap Boboiboy. [Y/N] masih menangis. Mereka pun melepas pelukan. Boboiboy menangkup kedua pipi [Y/N]. Ia mengusap air mata [Y/N] dengan ibu jarinya.

"Sudah... Jangan menangis lagi"

"A-aku senang kita bisa bertemu lagi. Hiks, gomennasai, aku harus meninggalkanmu waktu itu. Aku --hiks-- harus kembali ke Jepang dengan orang tuaku. Gomen karena aku belum sempat berpamitan padamu"

"Sudah. Tidak apa-apa. Yang penting kita bisa bertemu sekarang. Jangan menangis lagi, ya, [Y/L/N]-chan" Boboiboy berusaha menghibur [Y/N] dengan senyumnya. [Y/N] mengangguk dan tersenyum. Lalu Boboiboy mengangkat jari kelingkingnya. [Y/N] tersenyum dan melakukan hal yang sama. Mereka saling menautkan jari kelingking, jari telunjuk, dan ibu jari. Terakhir, mereka melakukan tos dengan kepalan tangan. Mereka tersenyum penuh haru.

~0~0~0~0~0~0~0~

Sepulang sekolah, Boboiboy mengajak [Y/N] ke suatu tempat. [Y/N] terkejut saat sampai di sana.

"Tempat ini..."

"Ya. Ini bukit tempat kita bermain bersama" ucap Boboiboy sambil berjalan di belakang [Y/N]. Mata [Y/N] berbinar saat melihat bunga-bunga yang bermekaran di kaki bukit. Ia berjongkok dan mencium aroma bung-bunga itu. Ia tersenyum sambil bergumam 'wangi'. Lalu ia berjalan ke puncak bukit. Ia menghampiri ayunan kayu dan menyentuhnya.

"Ayunan ini masih sama. Hanya bertambah tua saja" ucap [Y/N] sambil tersenyum. Boboiboy menghampiri [Y/N] dan menepuk pundaknya. [Y/N] menoleh dan melihat Boboiboy tersenyum. Mereka pun duduk di rerumputan.

"Aku merindukan tempat ini" ucap [Y/N] pelan sambil melihat ke depan.

"Apa Boy-kun selalu ke sini?" lanjutnya sambil menoleh ke Boboiboy.

"Dulu saat masih kecil. Tapi sekarang aku jarang ke sini. Mungkin, hanya untuk bernostalgia" jawab Boboiboy. Mereka pun menghabiskan waktu di sana sampai sore.

TBC

Ne, chapter 7 dah siap!!🎉😁

Nah, akhirnya readers udah ingat. Ciyeee yang pelukan sama Boy-kun😳😄

Sekali lagi, arigatou gozaimasu karena telah membaca fanfic ini *membungkuk🙏

Mohon vote and commentnya ya minna-san!! Jaa ne!!👋

Friendship Bracelet [Boboiboy X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang