Chapter 6

3.2K 383 47
                                    

~~Happy Reading~~


Di siang hari, terlihat seorang gadis tengah menunggu di pinggir jalan dekat sekolahnya dengan wajah kesal. Pasalnya, sudah 20 menit ia menunggu ayahnya datang menjemput. Dia adalah [Y/N]. Sekolah juga mulai sepi karena para siswa sudah pulang. Ia pun menghela nafas lelah.

"Lebih baik aku jalan kaki saja". Akhirnya ia putuskan untuk pulang dengan berjalan kaki.

Di tengah jalan, ia melihat 3 orang preman sedang duduk-duduk di pinggir jalan. [Y/N] tidak menghiraukannya. Ia terus berjalan. Topinya ia bawahkan agar wajahnya sedikit tertutup.

Melihat ada mangsa empuk, ketiga preman itu menghadang jalan [Y/N] sambil menyeringai.

"Hey, serahkan semua barang berhargamu" ucap salah satu preman. [Y/N] menatap datar mereka. Sebenarnya ia sedikit takut. Dan sialnya jalanan di sana sangat sepi.

"Iie da! Aku tidak akan memberikannya pada kalian"

"Ouh... Berani melawan ya? Cepat berikan!" tiba-tiba salah satu preman yang lain mencoba menggapai tasnya. Dengan sigap, [Y/N] menangkap tangan preman itu dan memelintirnya. Lali ia mendorongnya hingga preman itu terjatuh. Kedua preman yg lain terkejut.

"Tidak akan kubiarkan kalian menyentuh barangku" desis [Y/N] sambil memasang kuda-kuda.

"Jadi kau ingin cara kasar ya, nona?" tanya preman itu sambil menyeringai. Dan perkelahian pun tidak terelakkan.

Beberapa menit kemudian sebuah motor berwarna oranye berhenti tak jauh dari sana. Pengendara motor itu melepas helmnya dan memperhatikan perkelahian itu. Ia terkejut saat melihat topi yang dikenakan perempuan itu.

----------

[Y/N] terengah-engah melawan ketiga preman itu. Ia mulai kelelahan. Tapi preman-preman itu tidak mau menyerah. [Y/N] melawan mereka lagi. Saat ia terfokus pada kedua preman di depannya, salah satu preman di belakangnya yang sempat terjatuh mencoba menyerangnya. Tiba-tiba preman itu ditendang oleh seseorang. [Y/N] menoleh dan terkejut.

"Boboiboy-kun?" ucap [Y/N] dengan nafas terengah-engah. Mereka langsung membuat posisi saling membelakangi. Lalu mereka melawan ketiga preman itu sampai benar-benar kalah. Ketiga preman akhirnya lari dengan wajah babak belur.

"[Y/N]? Kau tidak apa-apa?" tanya Boboiboy khawatir. Ia bisa melihat [Y/N] sedang mengatur nafasnya.

"Hah, hah... Aku... Tidak apa-apa" jawab [Y/N] sambil tersenyum. Tubuhnya terasa sakit semua.

"Kenapa bisa terjadi seperti ini?"

"Tadi mereka mencoba untuk mengambil barang-barangku. Tapi aku tidak mau menyerahkannya"

"Ternyata kau bisa bela diri, ya?"

"Uhm. Saat di Jepang, aku belajar karate"

"Kau gadis yang kuat". [Y/N] tersenyum.

"Boboiboy-kun sendiri, kenapa bisa ada di sini? Kupikir kau sudah pulang" tanya [Y/N].

"Tadi aku ada urusan dengan Fang. Jadi aku pulang terlambat" jawab Boboiboy.

"Ayo, akan kuantar kau pulang". [Y/N] mengangguk.

~0~0~0~0~0~0~0~

"Kau benar-benar tidak apa-apa?" tanya Boboiboy.

"Ya. Aku baik-baik saja" jawab [Y/N] dengan senyum andalannya. Saat ini mereka berada di depan rumah [Y/N].

"Lain kali kalau kau belum di jemput, bilang saja padaku. Aku bisa mengantarmu pulang"

"Ah tidak perlu. Aku tidak ingin merepotkanmu"

"Aku tidak merasa direpotkan. Kau kan sahabatku. Kalau kau membutuhkanku, aku akan selalu ada untukmu" ucap Boboiboy sambil tersenyum lembut.

"Baiklah. Arigatou, Boboiboy-kun"

"Sama-sama. Kaau begitu aku pulang dulu. Istirahatlah" Boboiboy memakai helmnya.

"Kau tahu? Aku sangat mengkhawatirkanmu" bisik Boboiboy. Setelah itu, dia pergi dari hadapan [Y/N].

[Y/N] hanya mematung mendengar itu. Wajahnya merona tipis. Lalu ia tersadar dan berlari masuk ke rumah dengan senyum lebar di wajahnya.

~0~0~0~0~0~0~0~

"Akh! Sebenarnya ada apa denganku?" geram [Y/N]. Sedari tadi ia tidak bisa konsentrasi dalam belajar. Yang ada di pikirannya sekarang adalah Boboiboy.

Karena tidak bisa konsentrasi, ia pun memutuskan untuk membereskan buku-bukunya dan berbaring di tempat tidur. Ia tersenyum malu mengingat reaksinya saat Boboiboy menggodanya. 'Ah! Benar-benar memalukan' batinnya. Ia pun menutup wajahnya dengan kedua tangan. Tiba-tiba jantungnya berdetak lebih cepat saat mengingat wajah Boboiboy. 'Boboiboy-kun itu... Tampan juga ya'.
Sadar akan apa yang ia pikirkan, ia langsung menepuk-nepuk pipinya.

Tapi ia teringat saat Boboiboy menanyakan tentang gelangnya. Ia pun mengamati gelangnya. Ia berusaha mengingat tentang asal-usul gelangnya. Tapi semakin ia berusaha untuk mengingatnya, kepalanya selalu berdenyut. Ia memijit pelan pelipisnya untuk meredakan sakit kepala. Ia pun memutuskan untuk tidur daripada memikirkan hal ini.

"Semoga aku bisa memimpikanmu, Boboiboy-kun"

TBC

Chapter 6 selesai!! 😊

Wah action scene nya aneh ya? Kebanyakan baca story action sih😅

Arigatou gozaimasu karena sudah membaca fanfic ini🙏

Vote and comment nya ya minna-san!!😊😊

Friendship Bracelet [Boboiboy X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang