~~Happy Reading~~
Bel istirahat berbunyi. Setelah guru keluar, siswa-siswi kelas X-2 berhamburan keluar untuk ke kantin.
"Yaya-chan, ke kantin kan?" tanya [Y/N] sambil memasukkan buku-bukunya.
"Iya. Kau tidak membawa bekal?"
"Hehehe... Tidak. Aku tadi belum sempat sarapan dan bekalku tertinggal karena terburu-buru. Untung uang sakuku tidak ketinggalan" jelas [Y/N] sambil tersenyum. Yaya hanya menggelengkan kepala pelan. [Y/N] dan Yaya menghampiri bangku Fang dan Boboiboy.
"Boy-kun, Fang-kun, ayo ke kantin. Aku sudah lapar"
"Kalian duluan saja. Tugasku masih belum selesai" jawab Boboiboy sambil menulis.
"Itu kan tugas yang tadi. Bukannya itu untuk PR?" tanya Ying.
"Iya. Aku ingin menyelesaikannya. Tanggung, sebentar lagi selesai"
"Tapi nanti kau lapar. Selesaikan nanti saja, ya" pinta [Y/N]. Boboiboy menatap [Y/N] sambil tersenyum.
"Tidak apa-apa. Kau duluan saja"
Saat [Y/N] ingin bersuara, tiba-tiba Fang merangkul [Y/N]. Tidak hanya [Y/N], Boboiboy pun ikut terkejut.
'Apa-apaan itu?!' batin Boboiboy kesal.
"Sudah biarkan saja. Dia memang keras kepala. Lebih baik kita segera ke kantin. Nanti waktu istirahatnya habis" ucap Fang sambil tersenyum.
"B-baiklah" jawab [Y/N] pasrah. Lalu mereka pergi ke kantin, meninggalkan Boboiboy dengan perasaan kesal. Ia mendecih saat melihat seringai di bibir Fang.
**********
Boboiboy berjalan santai dari kamar mandi. Telinganya tak sengaja mendengar suara tawa seseorang yang sangat ia kenal. Ia berhenti saat melihat Fang dan [Y/N] berjalan di koridor sambil tertawa. Sepertinya mereka sedang bercanda. Boboiboy berniat untuk bersembunyi tak jauh dari sana dan melihat interaksi mereka.
Tangannya mengepal saat mereka begitu akrab. Bahkan berkali-kali Fang mengacak surai [Y/N] dan membuat sang gadis mengerucutkan bibirnya kesal. Tak mau kalah, [Y/N] melancarkan cubitan kecil di lengan dan perut Fang, membuat lelaki itu mengaduh kesakitan dan mereka tertawa bersama. Tak tahan lagi, Boboiboy mendecih dan pergi ke kelasnya dengan rasa kesal.
------------
Fang kembali ke kelas dan mendapati Boboiboy sedang bermain ponsel. Fang duduk di bangkunya dan menepuk pundak Boboiboy.
"Kau tidak bosan hanya duduk di sini?"
"Bukan urusanmu" jawab Boboiboy dingin.
Fang mengangkat sebelah alisnya. "Kau kenapa?"
"Tidak apa-apa" jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.
Fang terdiam sebentar. Lalu ia menyeringai. "Kau melihatku dengan [Y/N] di koridor tadi, ya?" tebak Fang.
Boboiboy berhenti men-scroll layar ponselnya, lalu ia kembali melakukan aktivitasnya. "Tidak"
"Tidak usah berbohong. Suara decihanmu terdengar jelas tadi"
Boboiboy berdecak sebal.
"Harus kau tahu, aku tidak pernah menyukai [Y/N]" ucap Fang.
Boboiboy tersenyum miring. "Kau yakin?"
"Iya. Mana mungkin aku tega menikung sahabatku sendiri?"
Deg!
"Siapa?" tanya Boboiboy setenang mungkin.
"Kau lah. Siapa lagi?"
"Hahaha" Boboiboy tertawa garing. "Jangan bercanda"
"Aku tahu kau menyukai [Y/N]. Setiap kali aku dekat dengannya, kau selalu kesal. Kau kira aku tidak menyadari perubahan ekspresimu? Oh ayolah, kita sudah bersahabat sejak lama. Aku tahu persis bagaimana dirimu"
Boboiboy melihat Fang lekat. "Ternyata kau perhatian sekali padaku" ucapnya dengan senyum manis yang dibuat-buat.
Fang menatap sahabatnya aneh. "Hentikan, Boboiboy. Kau menjijikkan"
Boboiboy tertawa terbahak-bahak.
"Lalu, kenapa kau begitu dekat dengannya?" tanya Boboiboy setelah tawanya berhenti.
"Aku hanya ingin kau mengakui perasaanmu. Berapa lama lagi kau ingin menyembunyikannya?"
Boboiboy terdiam. "Tapi... Kalau dia tidak menyukaiku bagaimana?" tanyanya ragu.
"Setidaknya kau sudah mengatakannya"
"Hm... Akan kupikirkan dulu"
"Jangan terlalu lama. Nanti ku ambil lho~"
Boboiboy langsung men-death glare Fang. "Jika kau melakukannya, hidupmu tidak akan tenang" ucap Boboiboy dengan nada menusuk.
Fang meneguk ludah susah payah. "I-iya iya"
TBC
Yuhu~~~ I'm come back!!
Nggak kerasa besok udah lebaran aja.
Untuk malam ini spesial ya buat kalian~~ 😆😆Jangan lupa vote & coment yesss👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Bracelet [Boboiboy X Reader]
Fanfic[COMPLETED] Boboiboy mempunyai seseorang yang sangat berarti baginya. Ia datang disaat rasa kesepian menghampirinya. Sejak kedatangan orang itu, ia tidak pernah merasakan kesepian lagi. Hingga suatu hari, orang itu tidak pernah datang untuk menemuin...