Tidur Kano sangat lah nyenyak ia lebih bugar saat terbangun di pagi hari, Kano membuka tirai jendelanya menatap pemandangan yang menyejukan matanya, memang suasana teramat sepi Kano sendirian menempati villa ini untuk dua minggu ke depan dan Erik di minta nya kembali setelah kemarin mengantarnya.
Kano beranjak keluar dari kamar karena perutnya sudah berbunyi nyaring dan ia perlu sarapan.
Keningnya mengerut mendengar suara seseorang berasal dari dapur, Kano lekas melangkah memperhatikan seorang wanita sedang menata makanan di atas meja.
"Siapa kamu?" Tanya Kano mengejutkan wanita itu.
Wanita itu mengenakan masker menutup hidung tidak membalas tatapan Kano, hanya merunduk memberi sapaan sopan.
"Saya...pelayan yang bertugas menyediakan sarapan dan membersihkan villa tuan." Katanya gugup perlahan mengangkat kepalanya, seketika kedua matanya membulat, wanita itu secepatnya membalik tubuhnya membelakangi Kano yang mengerutkan keningnya.
"Kamu kenapa?" Tanya Kano heran atas tingkah laku wanita ini.
"Sarapannya sudah saya sediakan, saya permisi." Kata nya melangkah cepat meninggalkan area dapur membuat Kano melongo.
Wanita itu apa pemalu atau takut padanya? terlihat jelas wanita itu sangat terburu buru menjauh.
Sudahlah, Kano tidak memusingkannya, ia menatap makanan yang tersaji di meja, semua adalah seleranya, Kano duduk santai menikmati sarapannya.
Jantung Caera berdetak lebih cepat, ia bersandar di tembok belakang Villa melepas masker penutup hidungnya, satu tangannya menyentuh dadanya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.
Pria itu masih sangat Caera ingat, pria yang lima tahun lalu secara tidak sengaja bertemu di sebuah club dan dalam keadaan mabuk Caera yang bodoh malah menyerahkan segala di dirinya hanya untuk percintaan satu malam.
Air mata Caera menetes, ia bahkan masih menyesali kejadian lalu saat ia terbangun dalam keadaan telanjang, ia shok langsung meninggalkan Kano yang masih tertidur lelap.
Sejak Caera pulang dari club, ia lebih mengurung diri di dalam kamar sampai pernikahan nya pun tiba.
Seharusnya Caera lebih terbuka pada calon suaminya tentang kejadian itu, tapi ia terlalu takut pernikahan akan di batalkan sepihak calon suaminya, sama saja mempermalukan keluarga. Maka Caera bungkam dan Tuhan menghukumnya dengan ujian kehidupan teramat berat.
Tapi kenapa saat kondisi seperti ini Caera harus kembali di pertemukan dengam pria itu.
Bukan Caera membenci Kano, dan Caera pun sama sekali tidak menyalahkannya karena ini memang salah Caera kalau saja ia tidak mabuk tentu kejadian itu bisa ia cegah.
Dan sekarang Caera harus membersihkan villa dan menyiapkan sarapan Kano yang memang di pinta langsung dari pemilik villa tentu dengan upah yang lumayan, haruskah Caera meminta seseorang menganti pekerjaannya? tapi upah ini sangat lumayan untuk kedua buah hatinya.
"Ya Tuhan lindungi aku." Gumam Caera berharap Kano tidak mengenalinya sampai liburan pria itu berakhir lalu pergi dari desa ini.
Tugas Caera sudah selesai, ia akan kembali ke villa saat siang hari untuk membereskan sisa piring kotor, Caera bergegas menjajakan kue nya berharap rezeky bisa di dapatkannya lebih.
###
Karena hujan Kano tidak pergi kemana mana, ia jenuh hanya menonton televisi maka ia putuskan membuka laptopnya, menuntaskan pekerjaan kantornya yang seharusnya ia tinggalkan karena memang ini waktu ia berlibur.
Karena Kano tidak bisa keluar jadi Kano meminta pemilik Villa untuk menyediakan makanan nya dalam tiga kali sehari, dia fikir setelah mencicipi makanan pagi tadi lumayan enak tidak kalah dengan cita rasa yang di sajikan di restoran.
Ponsel Kano berdering, ia melirik ke samping mendegus kesal karena nama Vanita tertera, wanita yang di jodohkan ibunya padanya tapi Kano tidak berminat menjalin hubungan dengan wanita mana pun.
Kano mengabaikan panggilan itu terfokus pada layar laptopnya tapi ingatannya berputar pada masa lalu dimana ia menghabiskan malamnya dengan seorang wanita yang tidak ia tau namanya.
Wanita yang sekaligus mengacaukan hati dan fikiran Kano, sejak percintaan nya terbangun di pagi hari ia tidak menemukan wanita itu di sampingnya membuat Kano murka.
Sudah lima tahun berlalu tapi Kano tidak bisa lepas dari bayangan wanita itu, Kano lebih banyak menyibukan dirinya dalam pekerjaan kantor tidak peduli ia di sindir sebagai pria yang gila kerja.
Kano menatap hujan yang membasahi kaca jendela villa, tatapannya terfokus pada sosok wanita yang berlari menebus derasnya hujan ke belakang villa.
"Wanita pagi tadi." Gumam Kano.
Pakaian Caera basah karena ia memang tidak memiliki payung, hujan tiba tiba turun saat Caera menuju ke villa, setelah menjajakan kuenya Caera ke rumah bibi Inggrid untuk menjemput kedua buah hatinya tapi di tengah jalan ia bertemu dengan penjaga villa yang ingin ke rumah nya memberitahukan ada pekerjaan tambahan.
Caera sedikit terkejut karena ia harus menyiapkan makan siang dan malam untuk penyewa villa tersebut. Tentu dengan upah yang akan di tambah.
Seharusnya Caera menolak mencari alasan tapi ia tidak bisa, karena memang ia memerlukan uang lebih.
Caera menyentuh masker penutup hidungnya yang basah tidak mungkin ia melepaskannya, maka ia tetap memakainya, masuk menuju dapur.
Di bukanya lemari pendingin menyimpan berbagai bahan untuk di olah.
"Hai!"
Caera terkejut, tubuhnya menegang saat suara berat pria menyapanya. Ternyata Kano ada di tempat yang Caera fikir Kano sedang pergi keluar.
Caera tidak ingin berbalik tapi kalau ia dalam posisi ini terus pasti menimbulkan kecurigaan.
"Aku ingin sup sayur, kamu bisa bikinkan." Kata Kano di balas anggukan Caera yang berbalik menunduk membawa bahan ke atas meja.
Kano masih berdiri memperhatikan Caera, matanya menyipit dengan kedua tangan di masukan ke dalam kantong celana.
"Pakaian mu basah." Kata Kano.
Deg
Gerakan tangan Caera terhenti saat memotong sayur, Caera meneguk salivanya saat derap langkah Kano mendekatinya.
"Dan kamu mengunakaan masker yang basah apa kamu tidak takut terkena flu." Kata Kano memperhatikan Caera.
"Tidak tuan." Sahut Caera semakin merunduk menyembunyikan wajahnya.
"Kenapa kamu dari pagi selalu merunduk, apa kamu terlalu takut padaku?" Tanya Kano di balas gelengan dari Caera.
"Sebaiknya kamu lepaskan masker mu." Kata Kano.
"Tidak perlu tuan, aku..baik baik saja, " kata Caera gugup ingin beranjak.
"Kamu mau kemana?" Kano mencekal pergelangan tangan Caera hingga jaraknya sangat dekat, Caera mendongkak menatap tatapan Kano.
Kano terdiam tenggelam di manik mata coklat Caera dan ia tersadar warna mata ini mengingatkannya pada seseorang.
"Siapa namamu?"
###############
KAMU SEDANG MEMBACA
One Secret
RomanceRomance, Satu rahasia dalam satu malam (Sebagian Part di tarik karena sudah tamat)