Pdf bisa order di wa +62 822-1377-8824 ( putri)
Untuk ebook bisa di beli di playstore buku. Ketik pencarian Aqiladyna atau judulnya
Bisa juga di baca di kbm app ikuti Aqiladyna. Cerita lengkap di sana.
Caera tau diri karena ini bukan kediamannya maka ia sangat pagi sudah bangun membersihkan seluruh apartemen meski ya—bisa di bilang apartemen ini sudah jauh lebih bersih, Caera juga membuat sarapan untuk kedua anaknya yang masih tidur, ia membikin bubur yang di beri campuran sayur, berapa bahan ia beli di supermaket terdekat tentunya atas perintah Kano.
Caera mengaduk aduk bubur di dalam panci yang sudah matang, bel berbunyi buru buru ia mematikan kompor dan melangkah ke ruang utama. Ia mengintip di lubang kecil pintu ternyata Kano lah sepagi ini mengunjunginya maka Caera secepatnya membukakan pintu.
"Kenapa meski pencet bel segala bukannya Tuan bisa masuk sendiri." Kata Caera.
"Kau ini lucu bagaimana aku bisa masuk sembarangan sedangkan di dalam sini kau dan anak anak menempati, bisa saja saat ku masuk tanpa memencet bel kau sedang tidak berbusana." Kata Kano membuat wajah Caera memerah.
"Aku hanya bercanda." Kata Kano menahan tawanya melihat ekspresi Caera.
"Tuan tidak kerja?" Tanya Caera mengiringi langkah Kano yang menuju kursi meja makan dan duduk di sana.
"Sebelum ku kerja aku mau sarapan di sini bersamamu dan anak-anak." Kata Kano.
"Tapi anak anak belum bangun." Kata Caera.
Kano menatap arlojinya dengan kening mengerut.
"Aku bisa membangunkan mereka."
"Tidak perlu Caera, cukup kau menemani ku aku tidak bisa menunggu lagi karena ada meeting penting." Kata Kano.
"Baiklah biar ku siapkan, aku hanya bikin bubur tadi." Kata Caera berbalik dan kembali lagi membawa dua mangkuk bubur yang masih panas.
"Tuan mau minum apa, kopi atau teh?" Tanya Caera sambil meletakan mangkuk bubur di atas meja.
Kano mengerut memperhatikan Caera seksama.
"Aku baru sadar kau memanggil ku Tuan, mulai hari ini dan seterusnya kau harus memanggilku Kano."
"Tapi..."
"Sudahlah Caera turuti saja." Kata Kano sambil tersenyum. "Aku minta teh tanpa gula." Lanjutnya yang segera Caera turuti.
Ini seperti mimpi yang Caera belum yakini sepunuhnya, sebenarnya apa yang ia alami nyata. Lima tahun lalu ia di pertemukan singkat dengan Kano menyisakan kenangan yang membekas dan Tuhan kembali mempertemukan mereka dalam keadaan dan status berbeda, Caera pikir Kano akan ilfil padanya hingga Caera menghindar tenyata dugaan Caera malah sebaliknya Kano semakin merapat berusaha merangkul Caera dan anak anaknya memberi perhatian yang terlalu berlebihan.
"Buburnya enak sekali."puji Kano membuyarkan lamunan Caera yang hanya berapa suap menikmati bubur nya.
"Syukurlah kau suka." Sahut Caera lembut.
"Aku sudah mempekerjakan satu pelayan untuk membantu mu, kemungkinan nanti siang sudah mulai bekerja disini." Kata Kano menyesap tehnya.
"Tapi kenapa harus mempekerjakan pelayan, aku masih bisa membersihkan apartemen ini."
"Ini untuk melayani anak anak."
"Dan aku juga masih bisa merawat anak anak."
Kano tersenyum menatap Caera" Zio perlu sekolah kemungkinan minggu depan ia sudah mulai menerima pelajaran jadi fungsi pelayan ku pekerjakan untuk mengantar dan menjemput Zio agar kau tidak kerepotan." Kata Kano memperjelas.
Caera terlihat berfikir sejenak ia belum yakin pada keputusan Kano.
"Kau tenang saja tidak perlu cemas, pelayan ini sudah lama bekerja di rumah dan sekarang ku tempatkan di sini."
"Terima kasih atas kebaikan mu." Kata Caera yang di balas Kano dengan senyum tulus.
"Aku berangkat dulu nanti pulang kerja aku langsung kesini." Kata Kano berdiri mendekati Caera dan mengecup bibirnya.
Deg, Caera menegang, ia masih bergeming saat Kano menjauh dan pergi. Perlahan Caera menyentuh bibirnya yang masih terasa hangat, jejak bibir Kano masih bisa ia rasa.
Jantung Caera berdegup kencang, apa kah ini pertanda ada sesuatu yang lebih ia rasa pada Kano, saat pertama kali ia bertemu dengan pria itu pun detak jantungnya sulit di kontrol hingga ia lupa segalanya dan menyerahkan harga dirinya.
Lima tahun seharusnya cukup menghilangkan rasa grogi dalam diri Caera menghadapi seorang Kano tapi ia tidak bisa, semakin dekat hubungan mereka maka Caera semakin salah tingkah.
Seharian kegiatan di isi Caera menemani Zio dan Maura bermain, sampai siang keduanya ketiduran di sofa saat menonton filem kartun, sampai bel berbunyi dan Caera membukanya seorang wanita sekitar umur 40-an menyapa dengan ramah.
"Dengan Nona Caera, saya Bibi Hami pelayan yang di pekerjakan tuan Kano."
"Oh iya Bi silakan masuk." Kata Caera membuka kan pintunya lebar.
Ternyata Bibi Hami sangatlah ramah dan baik beliau banyak bercerita sudah lama bekerja di rumah besar milik orang tua Kano.
Terlintas dalam fikiran Caera apakah kedua orang tua Kano mengetahui Kano memberi fasilitas kehidupan untuk Caera dan anak anaknya, bagaimana tanggapan mereka kalau tau Zio adalah cucu mereka.
Caera memejamkan matanya sejenak terlalu jauh Caera memikirkan hal itu, tapi ia takut akan sesuatu kemungkinan terburuk bahwa keberadaannya dan anak anaknya hanya di anggap benalu.
Positif Caera mantra yang selalu di gumam kan Caera dalam hati, ia akan baik baik saja dengan semuanya untuk menjalani kedepannya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
One Secret
RomanceRomance, Satu rahasia dalam satu malam (Sebagian Part di tarik karena sudah tamat)