"Cepat! Bawa dia, Daniel!" seru Minhyun yang sudah lebih dulu keluar. Sibuk memegangi tangannya yang berdarah akibat gigitan Jaehwan. Berjalan meninggalkan Daniel dan Sungwoon menangani Jaehwan yang masih berteriak menjerit tak karuan.
"Hah, baiklah, hyung," sahut Daniel menyeret Jaehwan masuk. Sungwoon dibelakangnya membanting pintu mobil kesal. Berjalan melewati Daniel yang masih menangani Jaehwan.
"Huaaa beruang kasar! Aahhhh sakit! Sakit!" pekik Jaehwan selagi meronta menolak mengikuti langkah Daniel.
"Yaks! Hyung! Bisa kau bantu aku? Bocah ini tidak bisa diam. Oh, astaga mulutnya! Dari tadi tidak berhenti berteriak!" protes Daniel.
Sungwoon menutup kedua telinganya, "huaahhh! Jangan protes dengan hyung, Daniel-ahh! Telinga hyung juga sakit mendengar teriakannya," lalu menekan tombol lift. Menghela nafas lelah. Ini ternyata pekerjaan yang lebih merepotkan daripada yang dibayangkannya. Melihat angka yang tertera, menunggu lift turun.
"Seongwu-hyung! Tolong Jjaeni! Aaa! Tolong! Tolong!!!"
Daniel memijit kepalanya, "bisakah hyung membekapnya dengan sesuatu?"
Sungwoon tertawa masam, berbalik ke mobil, "sebentar hyung cari lakban dulu.” Tapi terhenti di langkah ketiga, “sial! Lakban ada di apartemen, Daniel-ahh,” menghadap Daniel dengan wajah prihatin, “jadi hyung tidak bisa menutup mulut cerewetnya.”
"Aa! Huaaa!! Lepaskan! Lepaskan! Penculik jahat! Lepaskan Jjaeni! Appa! Eomma! Seongwu-hyung! Jjanei diculikkkkk!!!!!!!!!!"
"Oh, astaga! Aku sudah tidak tahan hyung!" teriak Daniel jengkel.
"Hyaa! Lepaskan! Lepaskan Jjaeni! Kalian penculik jahat!!!!" teriak Jaehwan masih meronta. “Nanti Jjaeni laporin sama appa! Biar kalian ditangkap!” ancam Jaehwan dengan mata yang melotot mencoba terlihat garang tapi malah terlihat semakin imut di mata Daniel dan Sungwoon.
"Laporkan saja bocah jika kau bisa!" tantang Sungwoon meremehkan, bersandar pada dinding. Terdengar denting lift, Sungwoon mengendikan bahu, langsung masuk.
"Yaaaaa lepaskan!!" seru Jaehwan saat tubuhnya digendong Daniel dengan posisi badan Jaehwan berada di bahu Daniel. Memasuki lift.
Sungwoon merogoh sakunya, mengeluarkan sapu tangan. Menyumpal dengan kesal ke dalam mulut Jaehwan yang tidak berhenti berteriak.
"Uummuuhhh aahhh leeppsshh kaahhnn emmhh."
"Berisik bocah!" Daniel dengan kasar menepuk pantat Jaehwan agar dia berhenti berontak.
Namun, Jaehwan tetap saja semakin berontak mendapati perlakuan kasar dari Daniel.
"Enggak mauuhh!!!!!" seru Jaehwan, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Oh, astaga hyung, apa sudah kau bekap mulutnya itu?"
"Yak! Kang Daniel! Bukannya kau melihat sendiri kalau aku sudah membekap mulutnya dengan sapu tanganku tadi!" teriak Sungwoon tidak terima.
"Iya, tapi kenapa bocah ini masih saja berisik?" gerutu Daniel.
"Oh, astaga! Bisakah kau diam bocah? Atau kau mau kusumpal dengan juniorku?"
"Eemhh eehhmm uuhhh leepass kann aappaa jjaaeeenniii ddiiiccuuliik..." kakinya menendang-nendang dada Daniel dan tangannya yang terikat memukul kencang punggung Daniel.
"Appa-mu tidak akan bisa mendengarmu bocah!!" jawab Sungwoon jengkel.
‘Oh! Bisa-bisa darah tinggiku kumat!’ batin Sungwoon

KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda Jjaeni
Losowe🚫WARNING🚫 ~ Cerita mengandung unsur dewasa ~ Bijaklah dalam memilih becaan. ~ Yang dibawah umur tidak dianjurkan mampir ~ Ryu tidak bertanggung jawab jika otak kalian terkotori 🌚 . . Bagai mana jika seorang Tuan Muda diculik oleh tiga orang pria...