“Pelayan bodohhhh!!!!!!!!" teriak Jaehwan saat smarpthone itu disodorkan ke depan mulutnya.
“Maafkan saya, Tuan Muda. Tuan Muda sekarang di mana?" tanya Seongwu yang berada di balik sambungan telepon.
“Aaaa! Beruang jahat! Sakit!” teriak Jaehwan. Saat Daniel dengan sengaja mencubiti pipi gempal Jaehwan karena gemas. Meski sudah menahan diri saat melihat Jaehwan yang mengembungkan pipinya ketika merajuk, tapi akhirnya Daniel tetap mencubiti gemas.
“Berisik bocah!” seru Sungwoon yang baru saja masuk ke dalam kamar.
"Tuan Muda? Tuan Muda di mana sekarang! Dan siapa itu beruang?" terdengar nada panik Seongwu.
"Hyung! Jjaeni diculik!” adu Jaehwan, “aw! Hey! Berhenti mencubit pipi Jjaeni!" teriaknya semakin kesal dengan tingkah Daniel yang tidak berhenti mengganggu.
"Tuan Muda? Tuan Muda di mana? Tuan Muda! Jangan bercanda. Itu tidak lucu!” teriak Seongwu semakin panik.
"Siapa yang kamu sebut bercanda, dasar bodoh!" maki Jaehwan kesal. Perasaan kesalnya berlipat ganda akibat kebodohan pelayan dan ulah tangan jahil Daniel.
"Halo? Tuan Muda kesayanganmu benar. Kami menculiknya," terang Minhyun, menjauhkan smartphone-nya dari Jaehwan.
"Apa! Tuan Muda Jjaeni diculik!"
"Pelayan bodoh! Cepat tolong Jjaeni!" raung Jaehwan menjadi-jadi meminta pertolongan.
"Hey! Tutup mulut besar bocah itu!" seru Sungwoon yang sudah sangat jengah mendengar teriakan Jaehwan.
Jaehwan mendorong-dorong tubuh Daniel dengan siku tangannya. Sekuat tenaga mencoba menjauhkan Daniel yang duduk tepat di belakang sedang mengunci tubuh dan membekap mulutnya.
"Kalau kau ingin Tuan Muda kesayanganmu kembali, bawa semua dokumen penting perusahaan keluarga Kim ke bekas Gudang Amonia Distrik Lima Belas, tiga hari lagi," ujar Minhyun tenang, namun penuh tekanan. Memberikan perintah tanpa celah penawaran. "Dan ingat, jangan pernah lapor polisi—"
"Jika tidak ingin bocah manis ini terluka dan mungkin saja kehilangan kepolosannya! Hahahahha!" seru Daniel berteriak memotong ucapan Minhyun. Perkataannya membuat Minhyun dan Sungwoon memicingkan mata meminta penjelasan.
Sedangkan Jaehwan tidak perduli dengan perkataan Daniel, karena sibuk mencoba melepaskan diri dari kuncian pemuda bergigi kelinci itu.
"Hey! Jangan kau sakiti Tuan Muda Jjaeni! Apalagi jika kau sampai berani menyentuhnya, kau akan berurusan denganku!” larang Seongwu penuh emosi.
"Siapa yang tahu apa yang bisa kami lakukan?" sahut Sungwoon dingin.
“Kyaaa! Seongwu-hyung! Tolong Jjaeni! Mereka! Mereka mau—" teriak Jaehwan saat bekapan mulutnya berhasil lepas.
Tut
Tut
TutSambungan telepon dimatikan sepihak oleh Minhyun, mata rubahnya memicing kesal menatap dua rekan yang sedang tertawa menggoda Jaehwan.
“—mencubiti pipiku lagi dengan tangan kotornya yang penuh kuman!”
Jaehwan menggembungkan pipinya, “berhenti! Berhenti Jjaeni bilang! Jangan sentuh pipi Jjaeni dengan tangan kotor kalian! Kyaaaa!”
“Salah kamu sendiri terlalu imut,” sahut Daniel yang semakin gemas. Tangannya terus mencubiti tanpa ampun pipi gempal itu.
“Om bunga! Tolong Jjaeni, beruang nakal.”
![](https://img.wattpad.com/cover/154648562-288-k693166.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda Jjaeni
Acak🚫WARNING🚫 ~ Cerita mengandung unsur dewasa ~ Bijaklah dalam memilih becaan. ~ Yang dibawah umur tidak dianjurkan mampir ~ Ryu tidak bertanggung jawab jika otak kalian terkotori 🌚 . . Bagai mana jika seorang Tuan Muda diculik oleh tiga orang pria...