Pipis

985 81 113
                                    

🚫 WARNING Terdapat konten yang sedikit menjuru sedikit doank kok hihihi 🚫

"Hay hay Tuan Muda Jjaeni kembali Malam Mingguan bareng aku yuk 😊😊 "

"Happy Reading Yorobun, Minnasan"

"Kenapa kamu, Hyun? Dan apa itu yang ada di wajahmu?" tegur Sungwoon saat melihat wajah Minhyun yang ditekuk dan ada bercak bubur yang menempel.

"Hem, aku kesel sama bocah itu, hyung. Wajah aja imut, kelakuan... ugghh! Gak banget! Masa wajah ganteng gini disembur pakai bubur," gerutu Minhyun.

"Ahahaha, jadi itu bubur yang kamu buatin tadi? Hahahah aahhhaaa hhaaaa!" tawa Sungwoon pecah saat mendengar keluhan magnae di depannya.

"Yaks! Kenapa hyung malah tertawa!" teriak Minhyun semakin terlihat kacau.

"Habis ekspresimu saat cerita tadi lucu sekali, jarang-jarang hyung lihat wajah gantengmu ditekuk kek koran lecek gitu, Hyun!" seru Sungwoon sambil terkikik kecil.

"Gimana gak lecek mukaku, hyung. Itu bocah belum 24 jam berada di sekitar kita, tapi ngeselinnya kebangetan. Udah tadi siang tangan ini digigit, sekarang muka ganteng bin cakep ini disembur pake bubur lagi. Mana ngatain bubur buatanku gak enak pula, gimana gak kesel coba? Coba deh kalau hyung yang ada diposisi aku, pasti kesel juga kan."

Minhyun mendengus, "gak tau apa, aku bikinnya dengan susah payah banting tulang peras keringat buat bikin bubur pesanan bocah itu doang. Padahalkan, aku gak bisa masak. Kurang baik apa coba aku, hyung?" keluhnya.

"Kamu bukannya kurang baik, Hyun. Kamu hanya kurang beruntung, ahahaha!"

"Ah! Sudahlah! Bicara sama hyung bukannya bikin tenang, malah makin pengen meledak!"

|
H
R
|

Jaehwan mengambil handphone yang tadi ia sembunyikan di balik bantal. Mencari nomor ponsel pelayannya.

Memencet tombol dial.

"Lama sekali sih! Kok gak diangkat-angkat?" sungut Jaehwan sambil menghentakkan kaki.

Jaehwan tersenyum saat sambungan teleponnya terhubung. Namun, belum sempat Jaehwan berbicara, Seongwu yang berada di seberang sana sudah memborbardir pertanyaan.

"Halo, Tuan Muda? Tuan Muda baik-baik saja, kan? Posisi Tuan Muda dimana? Tolong nyalakan GPS Anda, supaya saya bisa melacak Tuan Muda."

Jaehwan cemberut dan hendak memarahi sang pelayan, sayangnya belum sempat ia mengeluarkan kata-kata, telepon terputus.

Tut

Tut

Tut

"Ahh~ handphone pabbo! Kenapa harus lowbat sih?" gerutu Jaehwan pada handphone yang sudah tidak bernyawa di tangannya.

"Ih, kesel! Kesel! Kesel!" serunya menghentakan kaki karena sangat marah.

"Uh! Marah membuatku semakin lapar," gerutu Jaehwan berjalan mendekati pintu. Menghirup nafas dalam lalu berteriak, "Aaaaaa.... Bukaaaa!"

"Aaaaa! Huaaaa! Buka! Bukain pintunya! Jjaeni lapar! Jjaeni mau makan! Tapi, gak mau bubur buatan om bunga! Buburnya gak enak!" seru Jaehwan sambil menggedor-gedor pintu dari dalam.

"Duh, berisik banget tuh bocah," gerutu Sungwoon.

"Yaks, hyung! Kenapa bocah itu berisik lagi sih?" tanya Daniel yang baru datang dari arah dapur.

Tuan Muda JjaeniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang