Bab 5 : "MALAM TERAKHIR BUAT AYU"

71 12 0
                                    

"Kenangan adalah sebuah pijakan untuk kita melompat dan bangkit dari keterpurukan"

Ayu adalah salah satu pasien yang mendapatkan perhatian sangat khusus dari dokter Aji. Hampir bisa dipastikan setiap pagi dan sore dokter tampan tersebut akan selalu menyempatkan diri untuk menjenguk Ayu, walaupun saat itu bukan jam piket dokter Aji untuk memeriksa kesehatan Ayu. Ayu memang sangat cantik, kulitnya putih bersih dan badannya sangat proporsional. Senyumnya sangat indah apalagi lesung pipitnya yang selalu akan nampak setiap dia tersenyum, semakin melengkapi kecantikan Ayu. Statusnya yang masih sendiri membuat banyak lelaki saling berebut ingin mendekatinya. Kendati dia masih menjadi pasien di sebuah rumah sakit jiwa ternama di kota Solo. Banyak para pemuda di desanya yang datang silih berganti untuk menjenguk Ayu. Bahkan ada pula yang pernah memberanikan diri datang kepada kedua orang tua Ayu untuk melamar Ayu dan berjanji akan sabar merawat Ayu yang masih tergoncang psikisnya. Namun sayang, kedua orang tua Ayu pun sepertinya tidak terlalu menanggapi permintaan para pemuda desa tersebut karena takut hal yang sama akan terulang kembali.

Malam itu ada pemandangan yang sedikit berbeda dari dokter Aji. Tidak biasanya dokter Aji datang mengunjungi Ayu. Dia juga tidak memakai jas putih yang selalu dikenakannya ketika mengunjungi Ayu. Kali ini dokter Aji tampil sangat trendi dengan kemeja warna biru muda dan celana jeans warna biru tua. Dokter Aji tampak sangat tampan malam itu. Jika biasanya dia datang dengan membawa sekuntum mawar segar, kali ini dokter Aji datang dengan segenggam bunga warna warni di tangannya.

"Assalamu'alaikum Ayu", sapa dokter Aji ramah.

"Wa'alaikum salam dokter", jawab Ayu lembut.

"Malam ini adalah malam terakhir kamu menjadi pasien di rumah sakit ini. Besok pagi kamu sudah boleh pulang ke rumah Ayu", kata dokter Aji kembali menjelaskan kepada Ayu.

"Iya dokter, terima kasih atas kebaikan dokter selama ini yang telah sabar merawat saya", jawab Ayu kemudian.

"Kamu harus memulai kehidupanmu dari awal lagi Ayu. Lupakan semua masa lalumu. Kamu masih muda dan jalan hidupmu masih panjang. Jangan sia-siakan masa hidupmu hanya untuk memikirkan masa lalumu yang dia saja belum tentu juga memikirkanmu Ayu", penjelasan dokter Aji kali ini sangat menyentuh perasaan Ayu. Ayu kembali menunduk dan matanya kembali berkaca-kaca.

"Dia belum tentu memikirkanmu Ayu", ucapan dokter Aji itu menjadi kekuatan lebih bagi Ayu untuk melupakan Rio. Ayu berniat untuk bangkit kembali. Dia ingin melupakan semua luka dan kenangannya bersama Rio. Ayu ingin memulai kehidupannya yang baru.

Tak lama kemudian kedua orang tua Ayu datang. Melihat kedua orang tua Ayu, dokter Aji segera menghampiri dan mencium tangan kedua orang tua Ayu. Dokter Aji memang pemuda yang sangat santun. Terhadap semua orang tua dia akan bersikap hal yang sama. Sangat menghormati dan peduli dengan siapapun tanpa membedakan latar belakang sosialnya. Wajar jika kedua orang tua Ayu pun sangat berharap Ayu bisa menerima hati dokter Aji. Dokter Aji memang sudah pernah mengutarakan isi hatinya tentang Ayu kepada kedua orang tua Ayu, namun dokter Aji masih menunggu waktu yang tepat untuk menyampaikan langsung ke Ayu. Dia tidak ingin membuka luka lama Ayu. Dokter Aji tahu benar bahwa Ayu belum ingin membuka hatinya bagi lelaki lain. Dia masih sangat terluka dan mengalami luka traumatis yang sangat mendalam.

KAYWhere stories live. Discover now