Bab 8 : "WAKTU YANG TERSISA"

66 4 0
                                    

"Jika aku harus pergi, ingatlah bahwa pernah ada aku yang selalu mencintaimu"

"Maaf Bapak dan Ibu, Ayu positif menderita kanker otak stadium tiga," ucap dokter Aji terbata-bata sambil menahan tangis. Bibirnya bergetar menyampaikan hasil diagnosis Ayu tersebut. Ayah Ayu tertunduk lesu. Air matanya pun harus tertumpah kembali setelah mendengar penjelasan dokter Aji barusan. Ibu ayu menjerit tak percaya hingga akhirnya jatuh pingsan karena tak kuasa mendengar kenyataan tentang putri satu-satunya itu. Buru-buru dokter Aji segera memanggil perawat dan segera membawa Ibu Ayu ke tempat tidur pasien. Dengan sigap dokter Aji segera memberikan suntikan obat penenang kepada Ibu Ayu. Berita tentang sakitnya Ayu merupakan ujian berat bagi kedua orang tua Ayu untuk yang kesekian kalinya.

Tidak lama kemudian Ibu Ayu tersadar. Beliau menangis sejadi-jadinya, sambil berteriak-teriak mengucap Istighfar. Namun tak lama kemudian Ibu Ayu pun terlelap karena pengaruh obat. Dokter Aji berusaha untuk menenangkan Ayah Ayu. Waktu Ayu memang tidak lama. Mungkin tidak sampai satu tahun. Itu pun jika Ayu mau rutin untuk berobat. Jika Ayu menolak untuk berobat maka sakitnya akan semakin cepat mengundang kematiannya.

Ayah Ayu sudah kehabisan kata-kata. Lelaki separuh baya itu hanya terdiam bisu. Tak tahu lagi apa yang harus di lakukannya untuk menyelematkan nyawa Ayu. Bahkan jika bisa bertukar posisi, pasti Ayah Ayu akan dengan rela menggantikan sakitnya Ayu. Dokter Aji pun sebenarnya sangat terluka dengan kenyataan ini. Ayu adalah wanita pertama yang di cintainya. Selama ini dokter Aji hanya memikirkan study dan kariernya tanpa mau memikirkan bakal calon pendamping hidupnya. Namun baru pertama kali mengalami jatuh cinta justru kepada Ayu yang sama sekali sudah tidak ingin membuka hatinya untuk siapapun. Namun itu tidak menyurutkan keinginan dokter Aji untuk terus memberikan cinta dan kasih sayangnya kepada Ayu. Jika tidak sedang bertugas, dokter Aji akan menyempatkan waktunya minimal seminggu sekali untuk mengunjungi Ayu. Namun Ayu sering tidak bersedia menerima kehadiran dokter Aji, sehingga tidak jarang dokter Aji harus pulang dengan hati yang terluka. Keadaan ini terkadang membuat Ratih, sepupu Ayu ikut bersedih. Ratih yang diam-diam mengamati dokter Aji perlahan mulai timbul rasa suka terhadap dokter yang tampan itu. Tapi Ratih tidak berani memperlihatkan rasa sukanya tersebut karena Ratih sangat menjaga perasaan Ayu.

Ayu mulai merasakan keanehan yang terjadi dalam dirinya. Seringnya sakit kepala dan pingsan tiba-tiba membuat Ayu bertanya pada dokter Aji tentang sakit apa yang dideritanya. Namun demi menjaga kondisi psikis Ayu supaya tidak semakin terpuruk, dokter Aji sengaja tidak menyampaikan sakit Ayu yang sebenarnya. Dokter Aji hanya menyampaikan bahwa Ayu hanya butuh banyak istirahat saja. Pada awalnya Ayu mempercayai apa yang dikatakan oleh dokter Aji, namun setelah beberapa kali Ayu sering mimisan, membuat Ayu memaksa dokter Aji untuk menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi pada Ayu. Akhirnya dengan berat hati dokter Aji menyampaikan sakit yang di derita Ayu sebenarnya. Di luar dugaan dokter Aji, Ayu justru tersenyum mendapatkan penjelasan dari dokter Aji tersebut. Ayu memang sudah menduga tentang sakit yang dideritanya ini. Dia sering searching di internet tentang ciri-ciri penyakit yang dideritanya ini. Wajar jika Ayu tak lagi kaget dengan keterangan dari dokter Aji. Ayu terlihat sangat pasrah dan menerima dengan ikhlas semua ketentuan dari Nya.

Dokter Aji memberanikan diri memegang tangan Ayu untuk memberikan tambahan semangat bagi hidup Ayu. Ayu segera melepas tangannya dan berkata, "Aku baik-baik saja dokter".

"Ayu, sampai kapan kau akan menutup hatimu untukku?" tanya dokter Aji kepada Ayu.

"Aku sudah tidak ingin mencintai siapa-siapa lagi, tolong hargai keputusanku ini", pinta Ayu kepada dokter Aji.

Dokter Aji hanya bisa menatap mata Ayu dalam-dalam. Ingin rasanya dokter Aji memeluk Ayu, namun itu tidak boleh melakukannya. Dokter Aji amat sangat menjaga kehormatan Ayu.

Akhir-akhir ini Ayu memiliki kebiasaan yang tak biasanya. kegagalan cintanya yang terlalu melukai batinnya ditambah dengan kenyataan hidup yang sangat memilukan membuat Ayu seperti orang yang hampir putus asa. Ayu yang dulu penuh senyum manis, kini lebih banyak diam dan menghabiskan waktunya sendiri. Bahkan kepada Ratih pun Ayu mulai jarang bercerita dan bercanda seperti biasanya. Setiap pulang dari kantor, Ayu langsung mengunci diri di kamar. Perubahan ini membuat hati Ratih pun sedih. Ratih mencoba untuk memberi kabar perubahan Ayu kepada kedua orang tuanya dan juga kepada dokter Aji. Ayu juga mulai jarang terlihat makan malam di rumah bersama Ratih. Setiap ditanya adik sepupunya itu, Ayu selalu menjawab jika sudah makan di jalan. Padahal Ratih sangat tahu bahwa kakak sepupunya itu pastilah belum makan sepulang dari kantor. Ratih sangat mengenal Ayu yang hampir tidak pernah membiasakan diri jajan di luar rumah. Ayu sangat menjaga etika dan sopan santun. Baginya makan di luar adalah sebuah hal yang kurang baik. Dia lebih suka makan di rumah. Kebiasaan tersebut memang sudah diajarkan oleh kedua orang tuanya sejak Ayu masih kecil. Ibunya selalu memasak sendiri untuk menu makan seluruh anggota keluarganya.

Malam itu Ayu duduk termenung sendirian di kamarnya. Dia terlihat tiduran bermalas-malasan di atas tempat tidurnya. Jarinya terlihat asik menggeser-geser layar di hp. Dia mulai melihat chat di beberapa group whatsapp, telegram dan juga line. Sesekali juga dia melihat berita di facebook. Dia mulai melihat beberapa postingan teman-temannya d media sosial. Hingga secara tak sengaja dia melihat salah satu postingan salah satu temannya yang membahas tentang LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender). Sebuah hal yang sama sekali tidak pernah dia sentuh. Ayu selain seorang wanita muslimah juga wanita yang sangat menjaga seluruh panca inderanya dari semua hal-hal yang negatif. Namun entah mengapa malam itu Ayu tiba-tiba sangat penasaran dengan LGBT. Dia mulai searching tentang apa dan bagaimana LGBT itu. Awalnya Ayu sangat takut untuk membuka situs yang membahas tentang hal negatif tersebut. Namun rasa ingin tahu nya yang sangat besar membuat Ayu memberanikan diri untuk terjun lebih dalam. Hingga akhirnya, Ayu memberanikan diri untuk bergabung dengan salah satu group di facebook. Dia lantas berkenalan dengan beberapa orang yang memiliki kelainan seksual tersebut. Mulai dari beberapa orang yang normal hingga Lesbian. Semua Ayu lakukan hanya demi mencari tahu apa sebenarnya yang mereka alami. Dari hampir semua teman barunya ini, masalah utama mereka berubah menjadi Lesbian adalah karena faktor putus cinta dan kekecewaan dari pasangan sebelumnya. Hal ini semakin menjadi karena mereka menyatu dalam komunitas yang memiliki pengalaman hidup yang sama. Putus cinta, di khianati, disakiti hingga perceraian adalah alasan utama mereka mencari pelampiasan dengan hal baru. Mereka mulai saling mencurahkan isi hati dengan teman-teman baru mereka yang memiliki pengalaman hidup yang sama-sama gagal dalam menjalin hubungan percintaan. Mendapatkan orang-orang yang memiliki pengalaman hidup yang sama membuat mereka menjadi semakin nyaman dan saling ketergantungan. Hingga akhirnya mereka saling mencintai antar sesama jenis. Hal inipun yang akhirnya dialami oleh Ayu. Dari beberapa teman barunya ini, dia berkenalan dengan Kay. Disinilah awal semua perubahan dalam kehidupan bercinta Ayu.

KAYWhere stories live. Discover now