part 9

6 0 0
                                    

Kami pun sudah sampai di depan rumah ku, karna kak wahyu dengan setegah hati mengantarku karna sedikit ku paksakan.

" Terima kasih ya kak".

" Iya....ani ku sayang" ucap ya diperlembut karna aku tahu dia sangat jengkel dengan ku karna aku selalu memaksakan dia untuk menurutiku.

" iya kak wahyu ku bawel".

"nga salah, bukan ya kamu yang bawel" ucap ya pelan namun masih kudengar akupun hanya membalas ya dengan khas cegiran ku.

" hati-hati ya kak" ucapku sambil mengangkat kedua tanganku sambil melambaikan kearah ya, yang sudah mulai menjauh dari ku "dadaaa...".

Akupun melangkahkan kaki ku memasuki rumah yang beberapa hari ini ku tempati, tanpa harus menunggu aku langsung menerobos memasuki kamar ku dengan rasa letih.

" akhir ya sampai kamar juga...huhuuu" akupun langsung merebahkan badanku diatas tempat tidurku.

5 menit.

Akupun langsung bangun dari tempat tidurku untuk langsung memasuki kamar mandi yang berada di dalam kamarku.

" tok, tok...tok...." ketukan pintu kamar mandi ku.

" ani, abis mandi kebawa sarapan".

" iya mom...".

akupun segera membilas badanku dengan air dan segera keluar kamar mandi.

" aku pake baju apa ya???" sambil mengamati baju ku satu persatu " sudah lah dirumah ini lebih baik celana jeans pendek diatas lutut dan kaos lengan pendek dengan ukuran sedikit besar di badanku".

dengan langka santai aku memasuki ruangan makan yang sudah dihidangkan, akupun langsung duduk ditempat duduk favoritku.

" mom, ayah sama paman di mana???".

" sebentar lagi mereka akan datang".

"oh...".

Tidak lama setelah pembicaraan ku sama mama mereka akhir ya datang dan langsung duduk kebangku yang sudah tersedia. Mataku langsung melotot ketika ada pergerakan dibangku sebelahku, aku yakin itu bukan pamanku karna pamanku duduk sebrangku bersama ibuku sedangkan ayahku berada diujung dekat ibuku lalu siapa yang berada disampingku.

" ba...pak yang terhormat." ucapku ketika aku sudah menegok kesampingku, tentu saja aku terkejut bagaimana bisa dia ada dirumahku.

" hahhaa....." suara tawa yang membuatku semakin ciut apa lagi suara tawa paman ku yang mengelegar .

" bro kalau ganti nama yang bagusan dikit".

" he...maksud saya pak fery" diapun hanya mengelengkan kepala sambil tersenyum yang tidak kumengerti.

" sudah-sudah ngobrol ya lanjutkan nanti, sekarang kita sarapan dulu" tipal ibuku, dan sekarang ini aku sangat bersyukur karna aku selamat dari setuasi yang menengangkan ini.

Kami semua makan dengan hikmat tanpa ada yang mengeluarkan suara kecuali suara beraduan sendok dan piring.

AdrianiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang