part 4

3 2 0
                                    

jam menunjukan pukul tiga sore, akupun terbangun dari pingsan ku atau yang tepat dibilang dari tidurku.

" ini gua dimana?" ucapku setelah aku benar-benar tersadar dalam tidurku, mata ku langsung menjelaja isi ruangan ini dan aku baru tersadar aku tidur di sebuah sopa panjang.

" kamu sudah bangun, bagaimana tidurmu?" tanya pak. Fery yang datang secara tiba-tiba dan langsung duduk disampingku.

"bagaimana bapak tahu aku tidur".

"tentu saja aku tahu! mana ada orang pingsan ngorok".ucap ya yang membuatku kaget, bagaimana nga kaget seumur-umur aku tidak pernah ngorok, karena pada nyata ya aku sering merekam suara ku waktu tidur dan belum pernah ku rekam suara ku lagi ngorok.

"bapak jangan asal ngomong ya, saya tidur tidak pernah ngorok".

" bagaimana kamu tahu, kalau kamu sedang tidur".

"hii..!! dasar menyebalkan" ucapku sambil mengepalkan tanganku.

" untuk hukuman ya saya nganti, kamu mengerjakan semua soal yang ada di buku paket ini" seru ya sambil memberikan ku sebuah buku paket matematika yang tebal padaku.

"what!! Bapak gila"ucapku syok karena aku sangat lemah dalam pelajaran matematika, apa lagi harus menjawab seluruh soal yang ada di buku paket ini , bisa-bisa aku mati muda.

"saya beri waktu dua minggu, kalau kamu belum mengerjakan ya saya akan menghukummu dengan tiga kesalahan, 1. mengunakan atribut luar dalam lingkungan sekolah, 2. Mencoba bolos sekolah dengan meloncati tembok, 3. Menyusahkanku dengan ratu drama mu" cerocos ya yang membuatku hampir pingsan benaran.

"ok, baiklah pak. Fery yang Terhormat, saya balik kekelas dulu" kata ku sambil berdiri.

"untuk apa kamu ke kelas".

"buat belajar lah".

"kamu lihat dulu, jam berapa sekarang" ucap ya, dan aku langsung melihat jam yang melingkar ditangan ku.

"heee...jam tiga pak" ucapku cegegesan.

" kamu hitung berapa lama kamu tidur adriani!!".

"heee.. bapak baik deh, saya boleh balik nga. Kan kasihan ibu adriani sendirian di rumah entar takut digoda ibu saya sama kasat mata" ucapku deramatis.

" yaudah kamu boleh balik, tapi jangan lupa tugasmu" seru ya dan aku langsung menghembuskan nafasku legah.

" siap pak" sambil menghangkat tanggan ku hormat.

-
-
-
Setelah insiden disekolah tadi, akupun dengan terpaksa mengurung diriku dikamar bersama tumpukan soal tadi.

"argghh..." sambil menggacak rambutku prustasi karena sudah empat jam aku berkutik dengan soal2 itu tapi tidak ada satupun yang belum terjawab olehku.

"hallo, sayang".

"Iya sayang, ada apa telepon malam-malam begini?". ucap seseorang dari telepon ya yang tidak lahin adalah rafi pacar adriani di jakarta.

" sayang boleh minta tolong nga??".

" minta tolong apa sayang?? ".

" bantuin aku kerjain matematika ya".

"sayang kamu tahu kan aku bodoh dalam matematika".

"kamu nga mungkinkan lihat aku botak atau lebih parah ya mati mendadak".

"iya, entar aku bantu".

"makasih ya sayang aku nambah sayang sama kamu, entar aku kirim soal ya".

"iya". ucap ya dan mengakhiri teleponan kami.

karena aku merasa lapar, akupun keluar dari kamarku menujuh dapur. "bi, masakin makanan ya bi, ani lapar".

"siap non".

10menit nasi goreng sudah di hidang kan di mejaku, akupun menyantap ya dengan lahap.

"haa..kenyang juga" ucapku sambil menghusap perutku.

" bi mom sama ayah kemana??".

"ibu sama bapak ke jakarta buat menghadiri pernikahan".

"oh".

hening.....

"bi, aku tidur dulu ya".

"iya non, semoga mimpi indah".

"bibi juga jangan lupa bocan".

"bocan apa ya non" tanya bibi lasri dengan raut wajah binggung, tentu saja dia binggung karna usia ya yang 50thn dan disegukan dengan bahasa yang tidak pernah dia dengar.

"bocan itu bobo cantik bi".

"oh, bobo cantik" ucap ya sambil angguk2 kepala "bocan ya non" lanjut ya dengan logat sundanya dan itu membuat ani tertawa gakak.

" bibi salah ya non".

"ngak bi, ani mau kekamar ya". Akupun melangkahkan kakiku menujuh kamarku dengan memengangi perutku yang sakit karna tertawa.

"sepertinya aku salah ngomong" ucap bibi lara seperti bisikan tapi masih terdengar oleh ani.

AdrianiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang