PART • 4

88 26 27
                                    

Alasan gue menghindar karna, gak mungkin ada suatu persahabatan yang bertahan, bila ada lelaki yang sama memasuki hati dua orang.

♥——————————♥

"Hi" gue pun langsung terlonjak, kaget, 'aduh gue jadi gugup kan, ya ampun ni orang dari deket bener bener overdosis kegantengannya gilasehh' gumam gue dalam hati.

"ehh– hi" dia pun terkekeh, "gue Arga" katanya sambil ngulurin tangan, 'aduh bener bener ni orang', "gue Sherly"

"nggak ke kelas?" tanya dia yang udah ikut duduk di tempat Raka tadi,  "eh-nggak, belom ada siapa-siapa" dia pun terkekeh lagi.

"dari tadi kok ngomongnya eh eh terus? Kenapa? Gugup?"

"hah? Nggak kok, nggak gugup, nggak papa" lagi-lagi dia terkekeh. "kenapa?" tanya gue.

"kamu lucu bangettt sihhh" Arga pun langsung nyubit pipi Sherly.

"eh- aww" Sherly menepis tangan Arga dari pipinya, "ehh sory sory gemes soalnya" Sherly pun memutar bola matanya 'gemes-gemes bilang aja modus'.

"ehh Sis?" Siska lagi berdiri gak jauh dari gue sekitar 3 langkah dari gue, Siska pun hanya bisa bengong dan langsung berjalan masuk.

"ehh Sis tuguin" gue pun ngejar Siska yang sudah berhenti, "aduh Siska ini bukan kayak yang lo pikirin, ya ampun Siska jangan marah, Sis beneran deh gue sama dia gak ada apa-apa"

Siska tersenyum, "iya gue tau, ayok ke kelas"

"lo.. Jadi gak? Marah sama gue nya?"

"ya ampun Sher, gue tuh gak marah sama lo, beneran deh" dia mengacungkan jarinya membentuk huruf V.

"oke deh ayok ke kelas" Sherly pun menarik lengan Siska, "eh Sis, lo kan serba tau tentang si Arga, dia emang mmm SKSD?"

"gue gak tau, gak pernah berani ngomong sama dia" Siska pun terdiam, "mungkin mmm dia... Suka sama lo kali, makannya di SKSD sama lo"

"tu kan mulai lagi, tadi katanya gak marah"

"gue emang nggak marah"

"lo mah kenapa sih ya allah gue jadi kesel sendiri, lo tu ya, susah banget di tebak!"

"hahaha ya udah jangan nebak-nebak gue" Siska pun duduk yang di sampingnya sudah ada Aira yang sedang baca novel, dan gue duduk di tempat gue yang sebangku dengan Adila tapi orang itu belum nongol juga.

Gue pun langsung mengeluarkan novel dan membaca nya. Gak lama Adila dateng dengan buru-buru,  "kenapa?" tanya gue.

"pak Cecep" kata Adila yang sudah mengeluarkan air minum nya.

"Cecep?"

"Asep maksud gue, kan biar cepet bilang Cecep aja"

"hahaha, pak Asep emang kenapa?"

"ada di luar"

"emang kalau pak Asep ada di luar kenapa?"

"duh lo banyak tanya mulu kayak wartawan, pak cecep di luar, dan dia mau masuk kelas ini, giamana sih lo, lo kok jadi tulalit sih"

"lo yang tulalit emang sekarang ada peldajarannya pak Asep?" tanya gue lagi.

"ada kan, pelajaran pertama"

"hahaha sekarang hari rabu mbak"

"iya– eh. Hari rabu? Bohong ajir!"

"aduhh mbak nya kok ngelindur aja" gue pun melanjutkan membaca novel.

DifficultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang