CHAPTER 7

25 1 0
                                    

pic: Joo Hyuk


"Aaaahhh sudahlah! Otakku sudah tidak mampu memikirkan apapun saat ini! Sudah dulu ya, kututup teleponnya!" kata Bo Young mematikan sambungan telepon bahkan sebelum aku sempat menjawabnya. Suaranya masih terdengar begitu nyaring meskipun aku yakin kepalanya sudah tergeletak mengenaskan di atas meja belajar. Aku menghela napas berat. Belajar untuk tes masuk perguruan tinggi memang sangat melelahkan. Sejak dua jam yang lalu aku dan Bo Young melakukan panggilan untuk mengerjakan soal-soal di buku latihan. Aku menutup bukuku dan merapikan meja belajar, kemudian merangsek ke atas ranjang dengan semangat dan bersiap untuk memejamkan mata.

Pintu kemudian terbuka dan aku melihat Sung Kyung Eonni memasuki kamarku dengan membawa bantalnya. Ia kemudian mendorongku agar ia mendapat tempat di sebelahku, tanpa mengatakan apapun. Dengan malas aku bergeser ke sisi lain ranjangku yang memang dapat ditempati oleh dua orang.

"Mwoya?" tanyaku yang merasa terganggu pada Eonni.

Eonni memunggungiku dan berkata, "Aku tidur di sini malam ini."

"Kenapa tidak tidur di kamar Eonni sendiri sih?" tanyaku dengan sedikit kesal. Bagaimana bisa seseorang yang sudah menikah tidur di ruangan yang berbeda dengan pasangannya padahal berada di rumah yang sama?

"Sudahlah, cepat tidur. Besok kau masih harus sekolah," jawabnya kemudian hening setelah itu. Aku yang memang sudah lelah dan mengantuk memutuskan untuk tidak mengatakan apapun lagi. Sialnya, meskipun sudah berniat untuk tidur, pikiranku kembali melayang ketika aku tertidur di kamar yang sama dengan orang itu. Kemudian teringat ketika ia dengan teganya menuduhku berbohong ketika menceritakan kejadian yang sebenarnya padanya. Perasaanku jadi kesal dan rasa mengantukku hilang walaupun rasa lelah itu masih ada. Aku bangun dari posisiku, sedikit melirik Sung Kyung Eonni yang ternyata sudah tertidur. Aku bergerak turun dari ranjang dengan sangat perlahan agar tidak membangunkannya. Aku mengambil ponselku dan berjalan ke beranda di depan kamarku.

Baru saja aku duduk di kursi malas, ponselku bergetar. Aku terkejut melihat nama siapa yang muncul di layar. Bo Gum-ssi. Ada urusan apa ia repot-repot meneleponku di waktu semalam ini? Aku mengangkat panggilannya.

"Yeoboseyo," ucapku.

"Sepertinya aku berutang sesuatu padamu," katanya dengan tegas.

"Mwoga?" tanyaku penasaran.

"Maaf." Aku terkejut mendengarnya mengatakan itu. Kukira ia salah satu orang yang sulit mengucapkan permintaan maaf. Dari suaranya, aku bisa tahu bahwa ia bersungguh-sungguh ketika mengatakannya. Meskipun aku tahu untuk apa permintaan maaf itu, aku menanyakannya hanya untuk sekedar memastikan.

"Untuk apa?" Kukira ia akan enggan menjawabnya, ternyata aku salah.

"Tentu saja untuk waktu itu. Kurasa aku memang agak kekanakan dengan menyalahkanmu dan menyebutmu berbohong. Jadi, maaf," katanya. Kedua sudut bibirku naik. Ia menjawab dengan tegas dan jelas, membuat penilaian burukku tentangnya sedikit berkurang.

"Kumaafkan."

"Gomapda," ucapnya dari seberang sana. Hening diantara kami.

"..."

Tiba-tiba aku penasaran dengan keberadaannya saat ini dan apa yang sedang dilakukannya. Tapi jika aku menanyakannya, aku takut ia mengira aku peduli terhadapnya. Jadi kuputuskan untuk tetap diam.

"Aku masih di kantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang menumpuk, sekedar memberi informasi jika kau ingin tahu." Aku memekik, terkejut dengan kebetulan ini. Terdengar suaranya tertawa kecil. "Tepat sasaran?" tanyanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Annoying FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang