CHAPTER 4

31 2 0
                                    

Pic : Bo Gum

Dia. Kakak Hyun Woo. Dia, Bo Gum Oppa.

Aku merasakan semua mata tertuju pada Bo Gum Oppa, meskipun ia sendiri sedang menataku. Kami berdua terdiam lama sekali hingga Hae Jin Oppa memulai percakapan.

"Bo Gum-ssi," panggilnya. Bo Gum Oppa seketika menoleh mendengar namanya disebut. Aku masih tetap memperhatikannya.

"Ne?" jawabnya dengan mantap meski kutahu dari ekspresi wajahnya bahwa ia masih terkejut.

"Bisa kau perkenalkan dirimu di depan keluarga kami? Karena hanya aku dan kakek yang tahu tentangmu di sini," pinta Hae Jin Oppa yang sepertinya sudah mengenal Bo Gum Oppa dengan baik. Mungkin mereka sudah diperkenalkan oleh kakek sebelum kami.

"Ne, cheoneun Bo Gum imnida. Saya cucu dari sahabat dekat Kakek Suk Kyu, sayang sekali kakek tidak bisa berada di sini karena kondisi kesehatan beliau saat ini. Saya bekerja di perusahaan Kakek saya sebagai karyawan bagian pemasaran. Mannasseo pangawasseoyo," ia memperkenalkan dirinya dengan sangat baik. Lalu, dimana Hyun Woo? Aku harus meminta penjelasan darinya! Kenapa ia tidak pernah memberitahuku tentang hal ini?

"Bo Gum-ssi, maaf sebelumnya, bisa kau beritahu berapa usiamu?" tanya Joo Hyuk Oppa padanya.

"Ah, kalian terlalu bersemangat sehingga tidak memperkenankannya duduk terlebih dahulu. Duduklah, Bo Gum," kata Kakek padanya. Ia segera menuruti perintah beliau dan duduk di sebelah Ji Soo Oppa yang masih kosong.

"Usia saya dua puluh tiga tahun," jawabnya setelah duduk dengan nyaman dan menyapa Ji Soo Oppa dengan anggukan pelan.

"Berarti Bo Gum-ssi seumuran dengan Ji Soo," kata Joo Hyuk Oppa. Bo Gum Oppa tersenyum dan mengangguk. Aku heran melihatnya, apa dia antusias dengan ide Kakek? Apa ia setuju begitu saja? Bagaimana bisa?

"Jena-ssi, kita bertemu lagi," sapanya tiba-tiba ketika menoleh ke arahku. Aku gelagapan menjawabnya, entah kenapa.

"Ne."

"Wah, kejutan yang menyenangkan. Kalian sudah saling mengenal?" tanya Kakek dengan wajah bahagianya tanpa mempedulikan ekspresi wajahku yang sudah ingin mengakhiri semua pembicaraan ini.

"Ah, kami baru saja bertemu dua hari lalu ketika liburan," jawabnya dengan sopan.

"Kalau begitu baguslah, tidak perlu lama-lama kalian menjalani masa pengenalan. Langsung menikah saja setelah lulus sekolah ya, Jena?" tanya Kakek dengan serius padaku.

Aku tersedak, begitu juga dengan Sung Kyung Eonni. Ia menggenggam tanganku, dan memandangku dengan iba yang samar sekali. Eonni mengerti aku.

"Apa? Aku ingin meneruskan pendidikanku, Kek! Coba saja Kakek tanya persetujuannya! Pasti diapun berpikir hal yang sama. Lagi pula, aku belum mengatakan setuju atau tidak dengan ide konyol Kakek ini!" jawabku dengan emosi. Raut wajah Kakek yang awalnya lembut langsung berubah drastis menjadi keras, membuatku takut. Sung Kyung Eonni menggenggam tanganku lebih erat, seolah mengatakan bahwa seharusnya aku diam saja dan menuruti kata-kata Kakek. Sayangnya aku tidak bisa melakukan itu.

"Kau! Bisa tidak bicara lebih sopan!? Bo Gum lebih tua darimu! Aku bahkan tidak pernah meminta persetujuanmu tentang perjodohan ini, kau hanya harus melakukannya! Tak ada pilihan lain!" seru Kakek dengan keras padaku. Sekuat tenaga aku menahan tangisku agar tidak tumpah. Baru kali ini Kakek membentakku, selama ini beliau selalu berkata dengan lembut padaku.

"Bo Gum, maafkan dia," Kakek meminta maaf pada Bo Gum Oppa seakan-akan aku berdosa besar padanya.

Aku beranjak dari sofa tempatku duduk dan langsung pergi ke luar tanpa mempedulikan Kakek yang memanggil-manggilku agar kembali. Hatiku terlalu sakit untuk kembali, pikiranku pergi kemana-mana. Aku mendengar derap langkah kaki yang mengejarku, dua orang. Salah satu diantara mereka berhasil menangkap lenganku, membuatku berbalik ke arahnya. Hae Jin Oppa. Di belakangnya ada Sung Kyung Eonni yang juga mengejarku.

My Annoying FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang