Disaat bu guru sedang menerangkan pelajaran didepan, Wahid justru menopang dagunya dengan satu tangan dan berusaha keras menahan kantuknya.
Jam pulang sekolah tinggal lima belas menit lagi, namun terasa sangat lama saat Wahid tunggu.
"Lama banget sih!" Gerutu Wahid pelan.
"Sabar hid sabar." Ucap Topan sambil terkekeh pelan.
"Ngantuk banget sih ya ampun." Gerutu Wahid, lagi. Padahal jika bu guru sudah keluar dari kelas, maka kantuknya akan lenyap seketika. Namun tetap saja Wahid sangat mengantuk sekarang.
Bel pulang pun berbunyi, yang diakhiri kata penutup dari guru yang mengajar dikelas Niki.
Terlihat Niki yang sedang sibuk membereskan bukunya untuk segera menuju kamar lalu ada suara yang tiba-tiba memanggilnya.
"Niki." Irfan yang kebetulan melewati kursi dimana Niki duduk sehingga memanggilnya.
"Iyah."
"Hmm kamu mau langsung ke kamar?" tanya Irfan yang sebenarnya tidak begitu penting.
"Ya iyah mau kemana lagi." balas Niki dengan tawanya.
"Ya.. Kali aja mau ke kantor dulu gitu." lagi-lagi dengan pertanyaan yang tidak penting.
"Haha apaan sih emangnya aku mau ngapain ke kantor?"
"Ya.. Sekedar memastikan guru-guru sudah pada pulang atau belum."
"Ya ampun ga penting banget sih. Pertanyaan kamu aneh-aneh aja."
Sedari tadi Irfan hanya ingin bisa mengobrol dengan Niki. Walaupun tidak ada topik pembahasan sama sekali tetapi ia tetap memberanikan diri untuk mengajak ngobrol Niki yang terbilang pertanyaan nya sangat tidak penting sama sekali.
"Biarlah, yang penting aku bisa sedikit berbicara denganmu." batin Irfan.
"Niki." terdengar panggilan dari luar pintu seketika Irfan dan Niki menengok kearah tersebut berbarengan.
"Eh Rahma, bentar ya." ternyata yang memanggil Niki barusan tidak lain adalah Rahma.
"Hmm yaudah aku duluan ya. Kasian Rahma udah nungguin." ucap Niki terhadap Irfan.
"Oh. Iyah. Hati-hati ya." balas Irfan.
"Iyah. Assalamualaikum." Niki yang sedikit mentertawai Irfan dengan ucapan hati-hati nya padahal tidak begitu jauh dari kelas.
"Waalaikumsalam."
"Irfan duluan ya." ucap Rahma yang seketika mulai meninggalkan kelas bersama dengan Niki.
"Iyah."
Tidak lama kemudian Irfan pun segera meninggalkan kelas dan pulang ke kamar bersama Diki yang berada dibelakangnya dari jam bel pulang berbunyi.
°°°
Niki yang ternyata sedang asik malamunkan percakapan tadi sampai membuat Rahma menyenggolkan pundak Rahma kepada Niki sehingga membuyarkan lamunannya.
"Heh! Jangan ngelamun sambil senyum-senyum. Kamu kesambet setan apa siang bolong gini?" ucap Rahma.
"Aku lagi asik ngelamunin yang tadi." jawab Niki dengan menikmati lamunannya.
"Ngelamunin soal dikelas tadi?"
"Hemm iyah. Ternyata asik ya punya pacar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Open Your Eyes
Teen Fiction[HIATUS SEMENTARA] Aku pernah mencintai bahkan sangat mencintai seseorang, aku juga pernah percaya bahkan sangat percaya dengannya, aku pernah bangga bahkan sangat membanggakannya didepan semua orang. Tapi aku pun pernah jatuh hingga akhirnya sangat...