"Runaaa... Runaaaa... ayodong cepet! Udah ditunggu mama nih!"
"Iya bawel, nunggu bentar napa. Gak usah teriak-teriak keras segala, Mamaku aja di kamar tuh, masih dandan"
"Aku kan sengaja, kode gitu. Biar tante juga cepet-cepet secara nggak langsung. Hohohohohoo"
"Dasar emang anak bawel"
"Biarin. Yaudah, aku tunggu di luar ya. Papa, Mama, Opi sudah naik mobil tuh!"
"Iya, iya. Semoga Mamaku cepet keluar"
"Sip!"
Opi adalah adikku. Bukan aku yang anak tunggal, melainkan si Runa. Mama Runa mungkin terlalu sibuk untuk memberikan Runa seorang adik. Ayah Runa juga suka pergi keluar kota. Mumpung aku, Runa, dan Opi sedang liburan tengah semester dan Mama Runa lagi gak sibuk nih. Makanya Mamaku ngajakin Mamanya Runa pergi jalan-jalan keluarga. Kali ini kami akan pergi liburan ke Pulau Lombok yang letaknya di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tenang saja, rencana liburan ini sudah benar-benar matang dipersiapkan oleh mamaku. Mama emang top markotop kalo ngurusin yang gini-ginian.
"Kamu udah panggilin Runa dan mamanya gak?"
"Udah dong Ma. Bentar lagi juga beres" Jawabku dengan mantap.
Dan memang gak lama dari itu, Mama Runa pun keluar membawa koper berwarna kuning stabilo sedangkan Runa hanya menyandang sebuah tas ransel yang menurutku sangat kecil untuk memuat perlengkapan liburan. Tak lupa Runa juga membawa tas selempang kecilnya yang merupakan hadiah yang kuberikan kepadanya saat ia berulang tahun ke-17. Ia selalu memakai itu kemana-mana. Awalnya aku kira tas kecilnya hanya itu saja. Namun saat aku ke kamar Runa. Ternyata tas kecil Runa ada banyak jumlahnya.
"Yaudah, sekarang kita langsung aja berangkat ke bandara ya. Udah siap semua kan?" Ujar Papa.
"Bu Indah sudah siap kan?" Tanya Mama kepada Mamanya Runa.
"Sudah kok bu" Jawabnya.
"Yaudah pak, berangkat aja" Kata Papa ke supir pribadi keluarga kami Pak Suprapto.
Aku duduk di bangku belakang dengan Opi dan Runa. Perjalanan ke bandara bisa dibilang sekitar 2 jam dari rumah. Ya, semoga aja gak macet.
***
Akhirnya sampai juga di Bandara Lombok International Airport. Aku sedang menunggu koperku keluar dari bagasi pesawat. Padahal sudah hampir setengah jam aku menunggu tapi koper merah imutku belum-belum juga terlihat. Setelah 10 menit lagi menunggu akhirnya aku melihat koperku. Runa langsung sigap mengambil koperku dan menghampiriku.
"Nih, kayanya kopermu tadi gak mau ketemu sama kamu. Makanya lama banget keluarnya"
"Eh, enak aja. Em...." Baru saja aku ingin membalas ucapan Runa, Papa langsung memotong.
"Sudah-sudah, kalian ini berantem terus. Nanti Papa jodohkan saja kalau begitu. Ayo cepat kita keluar. Mobil hotel sudah nunggu dari tadi loh"
"Gak mau ah pa. Iya iyaa.... Ini aku mau keluar"
Kami pun akhirnya menuju pintu keluar dan terlihatlah seseorang yang sedang memegang kertas besar bertuliskan 'Bapak Endi'. Endi adalah nama papaku. Seseorang itu merupakan karyawan hotel dimana tempat kami akan menginap.
Setelah dua puluh lima menit berlalu, akhirnya kami sampai di Mandalikatel Resort. Disana papa sudah memesan sebuah bungalow yang di dalamnya terdapat tiga buah kamar, sebuah kamar mandi, sebuah dapur kecil lengkap dengan meja mininya, ruang tengah keluarga dan sebuah kolam renang mini yang menghadap langsung ke pantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend, Love and I
Romansa[Ongoing] Cinta itu sulit saat dirimu ditemukan di kedua titik yang bersamaan.