Nekat

5 1 0
                                    

Esoknya...

“Kiren.. " om Nendra memanggil Kiren. Namun tak kunjung dijawab juga.

"Kiren, cepat bangun!"

Tidak ada jawaban. Akhirnya, om Nendra memutuskan untuk masuk ke kamar Kiren. Pintu kamar terkunci. Om Nendra terpaksa mendobraknya.

'BRAAK...'

Pintu terbuka. Kiren terlihat sedang tidur pulas dengan sekujur tubuh dibalut selimut. Om Nendra menguncang-guncang tubuh Kiren yang empuk. Dan dia menyadari sesuatu.

"Kireeen..... Kireeen... " panggil Om Nendra sambil beranjak ke luar rumah.

"Permisi Pak, apa bapak melihat anak saya Ghata? Ciri-cirinya tubuhnya gemuk dan rambut keriting." tanya Bu
Puspita, ibu Ghata.

"Anak ibu juga hilang? Keponakan saya, Kiren, juga hilang entah kemana. "

Flashback

Pukul 04.00

Kiren bangun dengan tergesa. Ia membuka lemari pakaian dan memilih mana yang akan ia kenakan dan ia bawa. Ya, Kiren memutuskan untuk kabur dari rumah.

Langit masih gelap dan Kiren mengendap-endap di samping rumah Ghata.

'tok tok tok'

Kiren mengetuk salah satu jendela  kamar sambil berdoa semoga ia mengetuk jendela kamar Ghata. Jendela terbuka dari dalam. Dengan penuh rasa takut Kiren mengintip ke jendela. Ternyata benar kamar Ghata, Kiren menghela napas lega. Ghata melemparkan sebuah tas ransel dan sebuah tas belanja. Pasti mengambil milik ibunya.

Ghata mencoba keluar dari jendela kamarnya yang sempit bagi dirinya. Ini bukan hal yang mudah. Tubuhnya yang gemuk malah tersangkut di jendela. Kiren membantunya keluar dari jendela. Setelah berusaha beberapa saat, akhirnya ia bisa keluar juga.

"Gha, makanannya udah?" tanya Kiren dengan berbisik. Ghata mengangguk.

Ghata dan Kiren berjalan ke markas secepat mungkin sambil berusaha agar langkah mereka tidak terdengar.
Sebelum matahari terbit, mereka harus sudah sampai di markas. Sesampainya mereka di markas, mereka melihat Mahesa dan Nindya yang sudah menunggu mereka.

"Kalian sudah membawa barang yang kusuruh?" tanya Mahesa dengan berbisik.

"Sudah." jawab Ghata dan Kiren serempak.

"Ayo lekas berangkat, sebelum hari menjadi siang." ajak Nindya.

Sahabat HIJAU-BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang