II

46 15 25
                                    

Jam di dinding udah menunjukkan pukul 3 sore. Kihyo dengan wajah gelisah menanti kepulangan Hongbin. Dia hafal betul jam berapa oppanya akan pulang.

Sejujurnya Kihyo takut untuk sendirian di rumah. Bahkan ketika Hongbin mengatakan pada orang tuanya bahwa Kihyo akan ikut bersamanya, eomma dan appanya menentang keras. Mereka sangat tahu bahwa putri mereka tidak bisa sendirian. Namun jauh dari Hongbin juga menjadi ketakutan Kihyo dalam waktu bersamaan.

"Oppa pulang. Kihyo-ah eoddiseo?" itu suara Hongbin. Wajah Kihyo tersenyum cerah melihat oppanya pulang

Hongbin terlihat kelelahan. Kihyo dapat membaca dari raut wajahnya. Kihyo bergegas mengambil air minum untuk oppanya sementara Hongbin melepas lelah di sofa.

Tak perlu waktu lama Kihyo kembali dengan membawa segelas air putih. Hongbin tersenyum lalu segera meminumnya.

"Gomawo" dengan lembut Hongbin mengusap puncak kepala Kihyo. Kihyo menganggukan kepalanya lucu

"Oh ya untuk hari ini bagaimana kalau kita makan di luar?" Hongbin bertanya dengan semangat

Raut wajah Kihyo sedikit berubah mendengar kata 'luar'. Kihyo menunduk membuat Hongbin merasa salah bicara. Dia lupa adiknya tidak bisa sama sekali diajak keluar rumah.
"Ah mian Kihyo. Oppa lupa. Ya sudah kita pesan delivery order saja ya. Mian oppa lelah jadi tidak bisa memasak untuk hari ini" Hongbin langsung memeluk Kihyo yg masih menunduk

Kihyo mengangguk sebagai jawaban. Dalam hati Kihyo juga menyesal tidak bisa memenuhi keinginan oppanya. Kihyo. Dia berpikir pasti menyenangkan jika bisa keluar bersama oppanya. Namun ...

Kihyo memeluk erat Hongbin tanpa sadar membuat pemuda itu khawatir lalu mengusap kepala Kihyo agar tenang.

"Gwaenchana oppa mengerti. Kau tak perlu merasa bersalah. Ini semua bukan salahmu"

Lihatlah bagaimana Hongbin sangat mengerti Kihyo. Itulah yg membuat Kihyo merasa aman jika bersama Hongbin. Dia yakin bersama oppanya dia akan baik-baik saja

.
.
.

Malam itu sudah terlihat larut bahkan acara televisi yg hanya ada acara khas tengah malam. Namun hal itu tidak membuat kegiatan mengetik Hongbin berhenti. Setelah mereka makan malam tadi yg pastinya dipenuhi canda dan tawa khas oppa-dongsaeng Kihyo akhirnya tertidur tepat di sebelah Hongbin.

Bukannya Hongbin tega membiarkan adiknya tertidur di sofa seperti ini namun Kihyo sudah memberi pesan bahwa dia tidak akan mau pindah jika oppanya masih berkutat dengan tugasnya. Hongbin memang sebentar lagi menghadapi tes dan tentu saja banyak tugas yg akan diberikan.

"Yeah finish" Hongbin berteriak puas melihat tugasnya telah selesai. Setelah menyimpan filenya Hongbin menyingkirkan laptopnya lalu beralih melihat adiknya yg tampak sangat manis tertidur dengan lelap

"Aigoo Kihyo-ah kau memang sangat manis hmm? Apa kau lelah hari ini?" Hongbin mengusap rambut Kihyo gemas

Baru saja Hongbin hendak menyimpan laptopnya di tas. Kihyo yg tengah tertidur mulai bergerak gelisah membuat Hongbin mengurungkan niatnya. Dia langsung menepuk pipi Kihyo dengan rasa khawatir yg luar biasa

"Kihyo-ah irreona! Kihyo kau mendengarku? Kihyo-ah hey" Hongbin dengan panik terus menepuk pipi Kihyo berharap adiknya bangun. Jika sudah seperti ini Hongbin hanya bisa didera perasaan takut. Bayangan buruk mulai melintas di pikiran Hongbin

"Tidak tidak Kihyo tidak akan kenapa-kenapa. Kihyo ah jawab oppa. Bangunlah jebal"

Kihyo terbangun dengan wajah pucat. Hongbin langsung memeluk gadis itu dengan perasaan bercampur aduk. Dia bersyukur jika Kihyo akhirnya bangun. Pikiran negatif terus datang ketika Kihyo tidak merespon ucapannya. Dia takut hal yg dulu akan kembali menghampiri Kihyo.

Ah membayangkannya saja Hongbin hampir menangis. Betapa dia sangat menyayangi Kihyo melebihi siapapun.

"Gwaenchana?" Hongbin menatap adiknya setelah melepas pelukannya

Kihyo terdiam dan yg bisa Hongbin lihat saat ini adalah adiknya yg tengah menangis tanpa suara. Dan wajahnya yg masih pucat

"Oppa di sini. Aku janji aku akan menjagamu aku akan melindungimu" Hongbin memeluk Kihyo kembali

Setelah itu tak ada suara lagi di antara mereka karena Kihyo masih menangis dan Hongbin yg berusaha menenangkan adiknya.

.
.
.

Hongbin baru saja selesai memindahkan adiknya tidur di kamarnya. Hongbin menghela nafas berat lalu masuk ke kamarnya

Dia baru saja akan merebahkan tubuhnya ketika bunyi ponselnya membuat Hongbin mengurungkan niatnya

"Yeoboseyo eomma"
"Hongbin-ah apakah Kihyo baik-baik saja? Kenapa feeling eomma mendadak tidak enak"
"Ah ..." Hongbin hendak bercerita apa yg terjadi namun dia mengurungkannya. Dia tidak bisa jika orang tua mereka menarik Kihyo begitu saja darinya. Hongbin sudah berjanji akan melindungi Kihyo
"Hongbin-ah apakah terjadi sesuatu pada Kihyo?"
"Aniya eomma. Kihyo hanya sedikit demam malam ini. Aku rasa dia sedang beradaptasi dengan lingkungan baru"
"Jinjjayo? Kau sudah memberikan obat kan Hongbin? Dia tidak bermimpi buruk lagi kan?"
"Aniyo eomma. Kihyo tidak bermimpi buruk lagi dan demam Kihyo sudah turun"
"Kau memang kakak yg bisa diandalkan Hongbin. Eomma bangga padamu. Aku rasa aku tidak perlu khawatir lagi"
Hongbin tersenyum mendengar pujian eommanya namun dalam hati dia meminta maaf sebesar besarnya karena membohongi eommanya "ah eomma mian aku sangat mengantuk. Kebetulan besok adalah kelas pagiku. Aku takut kesiangan besok"
"Ah begitu ya? Maafkan eomma Hongbin-ah. Kau bisa tidur sekarang"
"Ne eomma. Jaljjayo"
"Jaljjayo"

Hongbin membanting tubuhnya di atas kasur. Dia menyesal telah membohongi eommanya tapi itu demi Kihyo sendiri. Sebenarnya ada alasan mengapa Hongbin membawanya kemari

"Aku harus mencari tahu apa yg terjadi saat itu. Kihyo-ah maukah kau bersabar? Aku akan membuatmu tersenyum seperti dulu lagi" Hongbin berkata pada dirinya sendiri lalu memutuskan untuk tidur

.
.
.

Pagi ini Kihyo bangun lebih awal dari biasanya. Mimpi buruk itu menghantuinya tapi Kihyo berhasil mengontrolnya dan dia segera bangun.

Dan pagi ini dia membuka jendela kamarnya dan berharap bisa melihat cerahnya matahari pagi. Dia berjalan ke arah balkon dan menghirup udara pagi yg masih segar

"Oh kau" Kihyo menoleh dan mendapati sosok pemuda kemarin ada di seberang balkon. Kihyo hanya menatapnya datar berbanding terbalik dengan pemuda itu yg tampak riang

"Oh kau baru bangun tidur? Ah lihatlah bahkan kau sangat cantik meski kau baru bangun tidur" pipi Kihyo sontak memerah dan segera ditutupi dengan telapak tangannya

"Wah yeppeuda. Kau bahkan jauh lebih manis jika memerah seperti itu. Aku seperti melihat apel merah yg menyegarkan" pemuda itu Jaehwan terus menggoda Kihyo yg kini menatapnya sebal

"Hey Lee Kihyo apakah kita jodoh bisa bertemu kembali?" kini pemuda itu tersenyum sangat manis membuat jantung Kihyo berdetak kencang

Kihyo segera tersadar lalu dia memberi isyarat tidak dengan kedua tangannya. Jaehwan hanya menanggapinya dengan senyuman jenaka

"Bagaimana kalau Tuhan memang menjodohkan kita? Apa kau masih bisa menolak?"

Kihyo menurunkan tangannya lalu memandang pemuda itu tak mengerti. Jantungnya entah sejak kapan terus berdetak lebih cepat. Dia tak mengerti itu apa. Apakah pemuda itu memang sedang menyihirnya saat ini? Kihyo ingin pergi tapi tidak bisa

"Lee Kihyo aku akan sangat senang jika aku bisa berjodoh denganmu"













Tbc




Huwaaaaaaa akhirnya yo part 2 ku rilis rek 😃
Dari kemarin ada yg nagih lanjutannya dibikin
Karena lg sibuk bkin ff sebelah jd maapken ffnya sedikit terlantar 😂😂😂
Nih parkkihyo05 part 2 selesai kubikin
Jgn ngambek atau ngerengek lg okey 😳
Reader yg baca ff dimohon vote atau komen ya krn itu ngasih jg smngt buat ku 😗😗😗
Kl dkit jg maapken soalnya lg sibuk jg nanti kl longgar diperpanjang lg
Ok daku prgi dlu ya
Next chapter dtunggu aja dadah~

My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang