Jaehwan terbangun dari tidurnya. Dia melihat sekeliling dan dia tersadar bahwa dia tidak berada di rumah.
"Ng? Eoddi?" Jaehwan pelan-pelan bangun dan membuka lebar matanya "eoh? Bagaimana bisa aku tertidur di sini?!"
Jaehwan melihat kanan kiri mencari Kihyo. Rupanya Kihyo ada di sampingnya dan juga tertidur.
"Aigoo apa karena efek kekenyangan ya?" Jaehwan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Sejenak dia memperhatikan Kihyo yang tertidur pulas. Jaehwan tersenyum melihat Kihyo yang terlihat lucu di matanya.
"Oppamu pasti suka ketika kau tidur seperti ini." Jaehwan merapikan poni Kihyo yang berantakan.
Kihyo merasa tidurnya terusik namun dia tidak bangun hanya merubah posisi tidurnya.
"Kihyo-ah aku pasti akan sangat senang jika aku bisa melihatmu setiap hari. Aku yakin jika kau selalu tersenyum dan bisa berbicara banyak pria yang menyukaimu." Jaehwan berkata seolah Kihyo mendengarnya.
"Tapi aku justru senang hanya aku yang mengenalmu dan bisa menyukaimu. Aku tidak pernah menyesal karena mengenalmu. Aku ingin mengenalmu lebih dekat."
"Oppa..." tanpa disadari, Kihyo bergumam kecil namun Jaehwan mampu mendengarnya karena suasana di rumah itu sangat sepi karena hanya ada mereka ber-2.
"Kihyo? Kau ..." Jaehwan memasang wajah tak percaya mendengar suara Kihyo. Bukankah Kihyo tak bisa bicara? Bagaimana mungkin?
Pemikiran itu mendadak muncul di kepala Jaehwan."Kihyo-ah apa kau berbicara tadi? Apa itu hanya suara di otakku saja?" tanpa sadar Jaehwan menggenggam tangan Kihyo.
"Sarajuseyo ... jebal" Kihyo bergumam dan mendadak wajah Kihyo memucat.
"Lee Kihyo?" Jaehwan menjadi panik melihat perubahan drastis Kihyo. Dia menepuk pipi gadis itu berharap gadis itu sadar. Namun nihil.
"Ah ottokaji? Aku harus menghubungi siapa?" Jaehwan panik takut apabila terjadi sesuatu pada Kihyo.
"Ah ponsel." Jaehwan teringat ponsel Kihyo lalu segera mencarinya "ponsel ponsel ponsel? Eoddi? ARGH!! "
Karena panik Jaehwan tidak bisa menemukan ponsel Kihyo hingga sebuah suara nada dering pesan membuat pemuda itu terdiam sejenak.
"Di sana." Jaehwan mengambil ponsel Kihyo yang rupanya berada di meja makan.
Dia bergegas mencari nomor oppa Kihyo dan beruntungnya langsung segera dia temukan.
"Ayo angkat!" Jaehwan menggigit kukunya sambil berharap orang yang dia telepon segera mengangkatnya.
"Yeoboseyo? Kihyo kau menelepon?"
"Mian aku bukan Kihyo. Aku Lee Jaehwan tetangga sebelah kalian."
"Lee Jaehwan? Bagaimana bisa ponsel adikku ada di tanganmu?"
"Tolong ada hal yang lebih penting dari pertanyaanmu. Aku rasa adikmu mengalami sesuatu. Dia tidur lalu wajahnya memucat. Aku berusaha membangunkannya tapi tidak berhasil. Aku takut terjadi sesuatu padanya"
"APA?! KIHYO DALAM BAHAYA! JAEHWAN BISAKAH KAU MENELEPON DOKTER? KUMOHON"
"Ne? Dokter?"
"Ya kumohon. Aku akan pulang setelah kelasku usai. Aku mohon dengan sangat bantuanmu Jaehwan-ssi."
"N-n-ne baiklah. Aku akan meneleponnya sekarang."
"Di kontak ponsel Kihyo ada dokter yang biasa mengurusnya. Kumohon telepon dia."
"Ne baiklah. Kau tenang saja selesaikan kelasmu aku akan menjaga Kihyo."
"Khamsahamnida Jaehwan-ssi."Tak menunggu lama Jaehwan segera menelepon dokter yang dimaksud oleh Hongbin. Setelah selesai Jaehwan kembali menghampiri Kihyo. Dia melihat Kihyo yang masih pucat dan juga terlihat resah.
"Kihyo-ah." Jaehwan memeluk Kihyo "tolong tunggu sebentar lagi. Aku akan ada di sampingmu."
#*#*#*#*#*
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunshine
FanfictionLee Kihyo tidak akan pernah menyangka hidupnya yg damai akan terusik oleh sosok seorang pria dalam hidupnya Dia yg terlalu nyaman dalam dunianya dalam kesendiriannya dalam kesunyiannya tak akan pernah menyangka jika hidupnya mulai berubah karena seo...