VIII

46 8 37
                                    

Seorang gadis baru saja turun dari sebuah kereta yang membawanya ke Seoul. Dia menghentakkan kakinya kesal lalu berjalan duduk di bangku yang ada di stasiun.

"Kenapa oppa sulit sekali dihubungi sih? Astaga jika bukan karena permintaan eomma aku tidak akan ke Seoul." gadis itu mengomel.

Gadis itu mencoba menelepon lagi orang yang hendak dia temui. Namun hasilnya gagal karena panggilannya tidak tersambung.

"Huft lalu bagaimana cara aku pergi ke rumah Hakyeon oppa?" gadis itu mengacak rambut pendeknya. Gadis itu baru saja akan memasukkan ponselnya ketika tiba-tiba ponselnya berbunyi.

"Yeoboseyo."
"......"
"Aku baru saja tiba dan berusaha meneleponmu. Tapi oppa sangat susah untuk kuhubungi."
"......"
"Kirim aku alamat Hakyeon oppa. Aku tidak suka membuang waktu."
"......"
"Yang jelas eomma menyuruhku mengantarkan hal yang penting. Aku akan menunggu sms dari oppa. Aku mau makan dulu."

Tanpa basa-basi gadis itu mematikan ponselnya lalu berjalan ke sebuah kedai tteobokki. Perjalanan yang cukup jauh membuat gadis itu lapar dan dia pikir dia harus mengisi energinya terlebih dahulu.

#*#*#*#*#*

Jaehwan berlari dengan panik ketika dia selesai menelepon adiknya. Dia menghampiri Hakyeon yang tengah memasak sarapan.

"Hyung, adikku akan ke sini hari ini. Ottokaji?"

"Adikmu?" Hakyeon tidak menghentikan kegiatan memasaknya "maksudmu Yoobin?"

"Adikku cuma ada satu Hyung. Memang ada lagi?" Jaehwan mempoutkan bibirnya kesal.

"Hahaha aku kan lupa. Lagipula aku sudah lama sekali tidak bertemu Yoobin. Dia pasti sudah menjadi gadis yang sangat cantik."

"Itu ..."

"Lalu kenapa kau risau? Kau tidak suka Yoobin kemari?"

"Bukan begitu Hyung. Kemungkinan dia akan menginap. Aku kan tidak mungkin tidur dengannya."

"Oh itu. Ada satu kamar kosong lagi. Tapi aku rasa kau harus membersihkannya."

"Aku?" Jaehwan menatap Hakyeon tak percaya.

"Ckckck lalu siapa lagi Lee Jaehwan? Aku ada kelas pagi ini. Mana mungkin aku membersihkannya sekarang."

"Baiklah." Jaehwan menjawab dengan lesu "padahal aku ingin menemani Kihyo."

Hakyeon melepas celemeknya lalu menyentil dahi Jaehwan. Merasa gemas dengan kelakuan sepupunya ini.

"HYUNG APPO!!" Jaehwan meringis merasakan panas di dahinya. Baiklah mungkin itu terlihat sebagai sentilan tapi ini menyakitkan.

"Kau ke rumah Kihyo setelah membersihkan kamar untuk Yoobin. Final. Oh iya dalam waktu 10 menit tolong angkat itu ya." Hakyeon menunjuk sayur yang sedang dimasak di atas kompor "aku mau mandi. Bye bye."

"Hyung!!"

"Kau tidak akan kuijinkan makan jika kau tak mau." seru Hakyeon sebelum pergi.

"Baiklah." Jaehwan pasrah menerima tugas dari Hakyeon.

#*#*#*#*#*

"Kihyo-ah kau yakin sudah tak apa-apa? Oppa akan ijin jika kau masih merasa tak enak badan." pagi ini Hongbin dengan penuh rasa khawatir bertanya pada Kihyo yang sedang menikmati sarapan buatannya.

Kihyo mengangguk tanpa ragu. Gadis cantik itu tidak ingin oppanya terlalu khawatir padanya. Dia sudah baik-baik saja sekarang walaupun sebelumnya sudah membuat oppanya khawatir setengah mati. Bahkan Sanghyuk sampai berniat membolos demi menemani Kihyo namun ditolak oleh gadis itu.

My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang