"Jiyeon!"
Kaki-kaki itu berlarian di sepanjang koridor rumah sakit, beberapa dokter dan perawat tergesa-gesa mendorong brankar yang berisi seorang pasien kecelakaan menuju ruang operasi.
Seluruh tubuh dan wajahnya terlihat di selimuti darah. Wajah-wajah lain yang bukan dokter maupun perawat itu terlihat begitu panik, tetesan airmata berjatuhan seiring dengan gerak gemetar bibir yang tidak henti memanggil satu nama."Jiyeon aku mohon..." Untuk sekian kalinya Taehyung terus bergumam. Tangan besarnya mengenggam erat tangan penuh luka itu, kakinya terus berlari mengikuti para dokter itu membawa kekasihnya pergi.
Rasanya seperti tersambar petir melihat bagaimana keadaan Jiyeon, kenapa? Kenapa semuanya bisa terjadi? Apa salah wanita yang dicintainya? Kenapa takdir bisa menyedihkan ini?
"Tolong berhenti disini..."
Seorang perawat menghentikan langkah Taehyung dan keluarga Kim lainnya, dia melepaskan tangan Taehyung yang menggenggam Jiyeon dengan paksa.
"Aku.... "
"Kami akan berusaha menyelematkan nona Park!" Sentakan perawat itu membuat Taehyung tak berkutik. Taehyung berbalik dengan gemetar, dia menatap ibunya yang masih berusaha di tenangkan oleh ayahnya. Dia memejamkan matanya untuk sesaat menahan perih yang begitu menyesakkan.
Taehyung menegakkan kepalanya melihat Jin yang hanya terduduk dengan tatapan kosong menatap ruang operasi, tetes airmata itu berjatuhan di mata kakak tertuanya. Sama seperti dirinya, Taehyung jelas mengetahui bagaimana perasaan Jin saat ini. Mereka berdua sama-sama mencintai wanita yang sama. Keduanya sama-sama terluka karena wanita itu sedang berjuang untuk hidupnya di dalam sana.
"Jiyeon aku mohon kembali pada kami. "
Tes!
Taehyung segera mengalihkan pandangannya, dia mengangkat tangannya menghapus tetes airmata yang jatuh itu dengan kasar.
***
Langkah-langkah dari beberapa orang terlihat terburu-buru, gesekan heels dan permukaan sepatu mahal seperti saling beradu. Beberapa pasien dan orang di sekitar sana melirik pada seorang wanita yang berjalan di dampingi beberapa orang pria berpakaian hitam yang seperti pengawalnya.
"Dimana ruangannya?"
Wanita yang tidak lagi muda itu menghentikan langkahnya, dia melirik sekilas pada seorang pria muda yang mendekatkan tubuhnya lebih dekat padanya.
"Lantai 7 nyonya," ucap pria muda itu terlihat begitu sopan. Dia bahkan menunjukan arah tempat yang mereka tuju dengan hati-hati.
"Ayo kita bawa pulang putriku."
Si pria muda itu mengangguk pelan, dia melirik pada tiga orang yang sepertinya bawahannya. Kakinya kembali bergerak, mereka kembali mengikuti langkah kaki wanita yang merupakan bos mereka.
***
Keluarga Kim masih terdiam di depan pintu ruang ICU, operasi telah selesai beberapa jam yang lalu namun Jiyeon masih belum melewati masa kritisnya. Wanita berwajah cantik yang mereka cintai itu masih harus berjuang agar bisa kembali pada mereka. Jiyeon masih belum membuka matanya hingga saat ini.
Taehyung memeluk ibunya dengan lembut, dia membawa wanita yang tidak henti menangis itu kedalam pelukannya. Taehyung harus bisa setegar karang, dia harus tetap teguh untuk menguatkan keluarganya. Dia juga sama terlukanya, dia juga begitu takut bahkan kini bernapas pun terasa begitu sulit. Rasanya setiap tarikan napasnya terasa begitu nyeri,Taehyung tidak tahan dengan keadaan ini. Namun jika pun dia menangis dan meratapi keadaan semuanya akan tetap sama, tidak akan memberikan perbedaan apapun. Dia tidak boleh jatuh untuk saat ini, sedetikpun Taehyung tidak boleh melemah. Jiyeon juga sedang berjuang keras agar bisa kembali, kekasihnya juga sedang berusaha untuk bersama dengan mereka semua. Dia hanya perlu percaya pada wanita yang dicintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Noona [End]
FanfictionPark Jiyeon seorang yeoja berusia 25 tahun yang bekerja pada bagian keuangan disebuah perusahaan besar. Hampir semua orang yang mengenalnya tahu betapa sempurnanya kehidupan Jiyeon, apalagi ditambah dengan sosok pria tampan yang menjadi kekasihnya s...