"Relakan Jiyeon untuk kami.. "
"Jaga Jiyeon untukku Mino-ssi!"
Taehyung memejamkan matanya sesaat, dia tidak boleh egois saat ini. Jiyeon tidak salah atas pilihannya, dia wanita luarbiasa yang rela mengorbankan kebahagiannya demi orang lain. Ini mungkin yang terbaik untuk keduanya, baik Jiyeon maupun dirinya memang saling mencintai namun jika takdir memang berjalan seperti ini mereka tidak lagi punya pilihan.
Cinta memang tidak selamanya memiliki, ada kalinya Tuhan hanya mempertemukan dua manusia untuk saling mencintai namun tidak untuk saling memiliki.
Taehyung akan melepaskan Jiyeon untuk Minji, dia akan merelakan wanita yang dicintainya itu gadis kecil malang yang sangat membutuhkan sosoknya.
Mino tersenyum tipis.
Dia menghela napasnya panjang lalu menepuk bahu pria hebat di sampingnya itu.
"Sudah ku duga, datanglah besok sebagai mempelai pria Taehyung-ssi!"
"M-mwo?" pekik Taehyung membulatkan matanya sempurna, apa tadi? Mino mengatakan apa?
"Aku memang mencintai Jiyeon tapi aku tidak ingin Jiyeon melepaskan kebahagiaannya. Jiyeon berhak bahagia dan kebahagiaan itu bukan ada padaku," ucap Mino menatap lurus kearah Minji yang masih terlelap dalam tidurnya.
Dari awal Mino memang tidak menyetujui ide Jiyeon untuk menikah dengannya, dia tahu siapa pria yang ada di hati wanita itu. Tidak pernah sekalipun Jiyeon melihatnya, tidak sedikitpun Jiyeon menyimpan perasaan lain untuknya. Hubungan yang terjadi di antara mereka tidak lebih dari sekedar pertemanan yang terjalin antara dokter dan pasiennya.
"Mino-ssi... "
Taehyung tidak mampu mengatakan apa pun, lidahnya mendadak kelu. Perasaannya seperti tercampur aduk namun rasa hangat yang menyenangkan itu perlahan mulai menelusup kedalam hatinya.
"Minji ku pasti mengerti, tidak perlu untuk saling terikat agar bisa menjadi ibu untuk Minji-ku. Selama ini Jiyeon sudah menjadi ibu yang terbaik untuk putriku, aku tidak ingin menjadi serakah karena meminta Jiyeon untuk menghabiskan sisa hidupnya tanpa kebahagiaan."
"Terimakasih! Terimakasih banyak Mino-ssi," ucap Taehyung mendekap tubuh pria di sampingnya. Dia tidak tahu harus mengatakan kata apa lagi selain terima kasih. Taehyung sungguh tidak menyangka jika pria ini akan melepaskan Jiyeon untuknya, Taehyung benar-benar tidak percaya. Mino tertawa pelan, dia menepuk punggung Taehyung lalu melepaskan dekapan pria yang jauh lebih muda darinya itu.
"Taehyung boleh aku meminta sesuatu?"
Taehyung menatap Mino dengan penasaran. Dia pasti akan mengabulkan apa pun yang pria baik hati itu minta. Mino melirik kembali putrinya, dia mengatupkan kedua tangannya memohon pada pria muda di depannya.
"Tolong biarkan Jiyeon tetap ibu untuk putriku."
Seperti mencelos rasanya hati Taehyung mendengar permintaan Mino. Bagaimana bisa Taehyung sekejam itu, dia tidak mungkin mampu untuk menjauhkan Ibu dengan anaknya.
"Aku tidak akan sekejam itu memisahkan ibu dan putrinya, hyung."
Taehyung mengenggam tangan Mino sesaat, dia menepuk pelan bahu pria itu lalu memperlihatkan senyuman kotaknya, "Bolehkah aku memanggilmu hyung?"
Mino mengangguk pelan.
Dia terkekeh mendengar kalimat yang Taehyung ucapkan. Kenapa aku harus meminta ijin, sudah seharusnya Taehyung memanggilnya hyung.
"Ne, gomawo!" Keduanya kembali berpelukan lalu saling memegang bahu masing-masing.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Noona [End]
FanfictionPark Jiyeon seorang yeoja berusia 25 tahun yang bekerja pada bagian keuangan disebuah perusahaan besar. Hampir semua orang yang mengenalnya tahu betapa sempurnanya kehidupan Jiyeon, apalagi ditambah dengan sosok pria tampan yang menjadi kekasihnya s...