"Aku ingin ice americano." Ucap Jiyeon dia menyerahkan beberapa lembar uang. Menghela nafasnya yang terasa berat lalu membenarkan letak kacamata yang melorot dari batang hidungnya.
"Gomawo.." Ucap Jiyeon setelah menerima pesanan yang dia minta, wanita muda itu berbalik keluar dari coffee shop yang berada disebrang kantornya.
"Jiyeon-a!"
"Eomonim?"
Mata Jiyeon membulat sempurna, dia melirik pada satu sosok yang kini tengah berlari menghampiri nya.
"Astaga putri ku sayang." Ucap Nyonya Kim dia memeluk Jiyeon lalu mengusap wajah cantik wanita dihadapannya.
"Eomonim sedang apa?"
"Bertemu dengan teman, Jiyeon-a kenapa kau dan Jin jarang kerumah?"
Deg!
Wanita cantik itu tertegun untuk beberapa saat, dia menatap pada sosok wanita yang tidak lagi muda disampingnya. Apa Jin tidak menjelaskan mengenai berakhirnya hubungan mereka pada orangtuanya?
"Eomonim aku dan Jin oppa.." Jiyeon menggantungkan kalimatnya, ada perasaan ragu nan nyeri yang menggelitik hatinya. Kata itu sudah ada di ujung lidahnya namun kenapa begitu berat sekali dia katakan.
"Wae? Hubungan kalian baik-baik saja kan? Tahun ini kalian menikahkan? 10 tahun sudah terlalu lama untuk terus berkencan sudah saatnya kalian meresmikan hubungan itu Jiyeon-a."
Tes!
Rangkaian kalimat dari nyonya kim tidak lebih seperti bara yang terpaksa Jiyeon telan. Dia memalingkan wajahnya menghapus cairan bening yang berjatuhan dari maniknya. Astaga Jiyeon sudah bertekad untuk melupakan Jin dan rasa cintanya.
"Wae? Ada apa? Aku salah berucap?" Tanya nyonya Kim terlihat terkejut melihat Jiyeon yang malah menangis. Ada apa ini? Apa Jin menyakitinya? Apa putra sulungnya itu melukai hati Jiyeon-nya?
"A-anio eomonim aku kelilipan." Ucap Jiyeon dia berusaha menghentikan tetesan airmatanya yang terus berjatuhan. Jiyeon tidak bisa mengatakan hal yang sebenarnya, dia tidak bisa mengatakan jika hubungannya dengan Jin sudah berakhir dengan menyakitkan.
"Jinjha?"
Jiyeon mengagguk cepat, airmata di manik indahnya berjatuhan seiring dengan gerakan kepalanya. Dia tertawa penuh paksaan berusaha untuk tidak terlihat lemah didepan wanita yang sudah seperti ibu baginya.
"Hubungan kalian?"
Jiyeon bingung dia tidak tahu harus bagaimana, rasanya sangat tidak tega namun pastinya akan sangat mengecewakan jika Jiyeon berbohong. Selama Jiyeon mengenal keluarga Jin, tidak sekalipun Jiyeon berbohong.
"M-mianhae eomonim aku dan Jin oppa sudah berakhir."
"N-ne? Kalian akan menikah?" Tanya Nyonya Kim memastikan apa yang dia dengar, berakhir? Jadi mereka akan menikah tahun ini atau bagaimana?
Tes!
Tetesan airmata Jiyeon kembali berjatuhan, dia menggeleng kepalanya cepat. Bukan, mereka tidak akan menikah. Jin menghancurkan semua itu dalam semalam, dia tidak lagi berharap jika Jin akan kembali padanya. Dia sudah menutup hatinya untuk pria itu, Jiyeon tidak ingin kembali bersama Jin dan membangun mimpi mereka kembali.
"Bukan eomonim, kami sudah berpisah."
Deg!
Senyap!
Semuanya terasa begitu senyap nyonya Kim rasa, bibirnya terkatup rapat. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari sana, dia hanya terdiam menatap wanita muda itu tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Noona [End]
FanficPark Jiyeon seorang yeoja berusia 25 tahun yang bekerja pada bagian keuangan disebuah perusahaan besar. Hampir semua orang yang mengenalnya tahu betapa sempurnanya kehidupan Jiyeon, apalagi ditambah dengan sosok pria tampan yang menjadi kekasihnya s...