Last

651 90 34
                                    

Jiyeon berjalan memasuki rumahnya dengan wajah lelah. Hari ini sungguh terasa begitu berat sejak pertemuannya dengan Taehyung beberapa hari yang lalu. Rasanya Jiyeon kembali terpecah menjadi dua bagian, sisi dirinya yang lain berteriak untuk kembali bersama dengan Taehyung tapi sisi yang lainnya pun tidak bisa mengabaikan Minji. Jiyeon terikat kembali terikat dalam kebimbangan yang begitu menyesakkan.

"Jiyeon eomma dengar kau bertemu Taehyung," ucap Yejin menghentikan langkah Jiyeon yang akan memasuki kamarnya. Jiyeon berbalik menatap ibunya, dia menghela napas berat saat lagi-lagi orang-orang disekitarnya mengingatkan dia akan sosok yang ingin sekali dia lupakan. Sehari  Jiyeon ingin terbebas, sehari saja Jiyeon tidak ingin bergumul dalam kubangan kebingungan dan rasa sakit ini. Jiyeon lelah, dia tidak ingin terus terombang-ambing dalam dua pilihan yang sama berharganya.

"Semuanya sudah selesai eomma. Kisah ku dan Taehyung sudah berakhir."

Jiyeon membuka pintu kamarnya, dia mendudukan dirinya di sisi ranjangnya. Pandangannya beralih pada potret dirinya dengan Minji dan Mino yang terpajang apik di nangkas di samping tempat tidurnya. Yah pilihan itu adalah yang terbaik.

"Kau benar-benar akan mengakhirinya?" tanya Yejin sekali lagi, dia tidak mau Jiyeon menyesali pilihan yang telah. Dia tidak ingin putrinya itu menjalani sepanjang usianya dengan tidak bahagia.

"Eomma, aku akan menikah. Jebal jangan bertanya apapun padaku."

Jiyeon membalikan tubuhnya menjadi menghadap Yejin yang kini duduk di sampingnya. Dia menggengam tangan wanita yang telah melahirkannya itu dengan erat.

"Kau sudah tidak mencintai nya?"

Yejin masih enggan untuk mengakhiri pembicaraan mereka mengenai Taehyung, dia benar-benar harus yakin jika memang Jiyeon mengakhiri semua hubungannya dengan Taehyung karena memang sudah tidak ada lagi cinta untuk Taehyung.

Tes!

"Ini sudah malam eomma," ucap Jiyeon mengalihkan pembicaraan, dia tidak ingin membohongi hatinya. Jiyeon juga tidak bisa mengatakan pada ibunya jika dia masih teramat sangat mencintai Taehyung. Tidak sedikitpun rasa itu berkurang, tidak sedetikpun Jiyeon pernah berpikir untuk melepaskan perasaannya untuk Taehyung.

"Batalkan saja semuanya, Mino dan Minji pasti mengerti."

Yejin meremas tangan Jiyeon yang tadi menggenggamnya. Yah batalkan saja semuanya sebelum terlambat, Yejin tahu Mino pria seperti apa. Dia pasti akan sangat mengerti alasan Jiyeon tidak bisa meneruskan pernikahan ini dan Minji.

Yejin juga sangat mencintai Minji selayaknya darah daging dia sendiri,  bagi Yejin Minji seperti crayon yang membuat hidupnya menjadi lebih berwarna terlepas dari semua kekurangan yang ada pada gadis kecil luar biasa itu. Minji bukan anak yang egois,  Yejin yakin jika Minji juga pasti akan mengerti.

Jiyeon menepis tangan ibunya, dia lebih memilih membaringkan tubuhnya membelakangi Yejin di banding harus merespon kalimat tidak masuk di akal itu.

"Jiyeon."

"Shiroo! Aku tidak ingin menghancurkan impian Minji,  aku tidak sanggup eomma."

Yejin menggelengkan kepalanya tidak percaya. Kenapa bisa dia membesarkan putri sebodoh Jiyeon? Dia tidak sanggup menghancurkan impian Minji tapi dia sanggup melepaskan kebahagiaannya?  Wah luar biasa bodoh sekali putrinya ini.

"Tapi kau sanggup mengorbankan hidupmu?"

"Aku bahagia eomma, aku mencintai Minji dan eomma tahu sendiri Mino pria seperti apa."

Jiyeon tidak habis pikir kenapa ibunya begitu keras kepala,  kenapa ibunya itu tidak bisa memahami Jiyeon. Jiyeon sudah yakin dengan keputusan yang dia buat. Dia sudah memilih dan Mino lah yang menjadi pilihannya.

Pretty Noona [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang