Bab 1: pemahaman untuk yessi

30 8 3
                                    

'Dia kan emang aneh.'

Itu kata-kata fadel. Yessi masih mengingatnya.

Apa yang membuatnya tidak mengingat kata-kata itu?

Bahkan sekarang? Saat memasuki kamar.

"Yes, lain kali jangan buat keanehan lagi apa sih, aku kan ngantuk tau. Huh." Kesal seorang anak yang lebih kecil dari yessi, Tata. Umurnya baru lima tahun, tapi sikapnya tidak punya sopan santun. Hanya pada yessi.

"Aku kan juga ngantuk. Dasar anak aneh! Aku pikir kan ada apa," timpal seorang anak bernama Mika. Teman tata, tapi dia juga ompong seperti yessi.

Ahh ya??? Dan dimana yessi??

Dipojokan tembok deket pintu kamar. Menunduk, merasa bersalah. Dan malu. Dia tidak berani menatap tata dan mika meskipun dia lebih tua.

"Heh kalian! Tidur sana! Nanti aku bilangin ibu aku nih." Ancam veronica, dan beruntungnya yessi sekamar dengan veronica. Dia baik, cukup baik. Tapi dia jorok, tapi dia lucu, tapi,..... dia juga tukang bohong. tapi dia juga selalu baik banget sama yessi.

"Ish, dasar pembela." Kesal mika dengan suara cadelnya, membuang muka dan langsung tidur sambil menutup muka dengan selimut, kesal.

"Yes, ayo tidur. Kalo kamu kesiangan nanti bunda malah masak jengkol loh. Aku sih mau-mau aja ya, soalnya kan masakan bunda aku enak. Tapi ya gitu,... nanti mulut aku bau. Apalagi si somat tuh yang kalo abis makan jengkol terus kencing, gak dibersihin,.. Ihhhh. Kamar mandi kan jadi bau gitu," ucap veronica yang berujung cerita sambil menaiki kasurnya yang ada diatas, sedang dibawahnya yessi.

"Suka kesel gitu sama somat, ganteng-ganteng kok jorok. Ihh, enggak banget. Apala--------

"Kak nica, tata ngantuk. Bisa gak sih, besok aja ceritanya. Please deh ah." Protes tata dengan mata terpejam.

Veronica cekikikan senang dengan suara pelan. Senang bukan??, suruh siapa coba? Masih kecil udah songong, dipites baru tau rasa kan mereka berdua. Veronica ketawa puas tanpa menimbulkan suara, lalu memberi isyarat yessi untuk naik ke atas kasurnya.

Yessi hanya menuruti, dan menaiki kasur veronica. Dengan tanda tanya.
"Apa kak?," tanya yessi dengan suara pelan. Agar tidak menganggu tata dan mika yang sedang tidur.

"Tadi kamu kenapa?," tanya veronica dengan penasaran yang sudah mencapai puncaknya, ya,.... meskipun mengantuk, kepo-kepo dikit gak pa-pa kan ya??

Yessi menampakan wajah sedih, mungkin ka nica bisa jadi teman berbagi cerita, mungkin. Dia baik.

"Apa?," tanya nica tidak sabar.

"Tadi itu kak, aku mau ngeliat pelangi."

"Pelangi?,"

"Iya."

"Tadi? Malem-malem begini? Hah?,"

"Kenapa kak, ada yang salah ya?," tanya yessi heran. Sangat. Dia tidak salah bukan? Hanya ingin melihat pelangi, sudah itu saja. Tapi kenapa respon saka dan ka nica seperti orang kebingungan dan salah tingkah?

Veronica menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, duh. Dia harus menjelaskan. Ya, yessi masih kecil bukan? Dan dia bahkan tidak TK, karna bunda tidak punya biaya, jadi mungkin dia akan disekolahkan langsung ke-kelas satu, tahun depan. Jadi dia perlu dijelaskan. "Yes, pelangi gak ada malem-malem. Dia adanya kapan aja selain malem. Pokoknya habis hujan." Jelas nica perlahan.

"Kapan aja selain malem," yessi mengulang kalimat veronica. "Tapi kak, saka gak bilang kaya gitu tuh." Ungkap yessi.

"Emang saka bilang apa?," tanya nica mengambil bantal dan meletakkannya diatas pangkuannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SeharusnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang