Dinda duduk diatas ranjang dengan kedua kaki yang ditekuk. Dia menatap dinding dengan tatapan kosong dan hampa. Pikirannya tertuju pada pertemuan dia dengan Dhanni sore tadi. Tetapi, bukan karena pertemuan itu yang dipikirkan oleh Dinda. Melainkan ucapan Dhanni yang membuat Dinda sangat terkejut.
Aku sudah punya istri dan anak. Dan kau akan menjadi istri keduaku.
Kalimat itu terus terngiang-ngiang didalam pikiran Dinda membuat Dinda merasa tertekan. Setelah pulang dari cafe, Dinda tidak bicara sepatah katapun pada orangtuanya. Dia merasa kecewa kepada mereka yang tidak mengatakan hal sejujurnya. Jika bisa memilih, Dinda lebih baik menikah dengan seorang pria tua yang suka bermain wanita saja dari pada dia harus menikah dengan seorang pria yang sudah beristri. Dinda tidak mau kalau nanti dia dicap sebagai pelakor dan perusak rumah tangga orang. Dia tidak mau itu terjadi.
Dinda memejamkan mata dan air mata mengalir membasahi kedua pipinya. Isak tangis pun meluncur dari bibirnya saat dia tidak bisa menahan rasa sesak dan sakit didadanya. Bahunya bergetar karena menangis. Kedua tangan nya terkepal erat.
Dia kecewa pada ayahnya. Dia kecewa pada ibunya. Dinda tidak mau kalau harus menjadi orang ketiga dalam rumah tangga orang lain. Dia tidak mau. Tapi kenapa hal ini malah terjadi padanya? Dinda tidak bisa menolak dan menjauh. Dia sudah terlanjur setuju untuk menikah dengan Dhanni. Dia tidak bisa mencabut perkataannya.
Dan malam ini, hanya kesepian dan keheninganlah yang menemani kesedihan Dinda.
***
"Aku harus bagaimana Bu? Dhanni akan menikah lagi!" Fiona menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dia bingung dan frustasi dengan keputusan Dhanni yang akan menikah lagi.
"Dhanni akan menikah lagi? Biarkan saja. Kau minta cerai saja." Balas ibu Fiona dengan santainya.
"Ibu! Aku serius!" Teriak Fiona marah. Rita, ibu Fiona menatap Fiona dengan malas.
"Ibu juga serius Fiona. Kau tidak usah takut. Mungkin ada alasan lain kenapa Dhanni mau menikah lagi. Kau istri pertama dan kau adalah nyonya rumah. Kau tidak akan terkalahkan." Ucap Rita dengan bangga.
"Apa Dhanni akan menceraikanmu?" Tanya Arya, kakak Fiona. Fiona menggeleng pelan.
"Dia tidak mengatakan itu. Dia hanya bilang kalau dia akan menikah lagi dan dia tidak butuh persetujuanku." Jawab Fiona. Arya menghembuskan nafas pelan dan menatap Fiona dengan serius.
"Kau tahu kenapa Dhanni memutuskan untuk memiliki istri kedua?" Tanya Arya dengan serius. Rita dan Fiona menatap Arya dengan tatapan penasaran.
"Dhanni ingin menikah lagi karena kau Fiona. Karena kau yang sibuk bekerja dan melalaikan tugasmu sebagai seorang istri. Karena kau yang lupa dengan kewajibanmu sebagai seorang ibu. Aku juga seorang laki-laki dan aku mengerti bagaimana perasaan Dhanni. Maka, pantas saja jika Dhanni memutuskan untuk memiliki istri lagi." Jelas Arya.
"Lalu apa yang harus aku lakukan Kak? Aku harus berhenti berkerja disaat karirku sedang dipuncak? Aku tidak mau kehilangan momen ini Kak. Aku sudah menunggu bertahun-tahun agar nama aku dikenal banyak orang." Balas Fiona berapi-api.
"Itu terserah dirimu Fiona. Aku hanya memberitahumu saja. Kau bisa memilih. Merelakan karir demi keluarga, atau merelakan keluarga demi karir. Tidak ada jaminan jika kau tidak akan terkalahkan oleh istri kedua Dhanni nanti. Jika kau tidak akan tergantikan dalam hidup Dhanni, Dhanni tidak akan menikah lagi." Balas Arya lagi. Sorot matanya terlihat tajam dan tegas dalam satu waktu. Tentu saja, hidup bertahun-tahun bersama dengan ibu dan adiknya membuat Arya tahu bagaimana sikap dua wanita itu.
Seperti dulu, ibunya lebih memilih karir dari pada keluarga hingga perpisahan pun terjadi. Arya dan Fiona menjadi korban perceraian orangtuanya. Tetapi, sekarang Fiona sudah memperlihatkan ciri-ciri kalau dia akan mengikuti langkah ibunya dulu. Dan Arya selalu berharap itu tidak akan terjadi pada Fiona.
"Itu tidak akan terjadi Arya. Fiona itu cantik. Dia seorang wanita dewasa yang pintar dan berbakat. Ibu yakin istri kedua Dhanni nanti tidak akan bisa mengalahkan semua yang ada dalam diri Fiona." Balas Rita dengan bangganya. Fiona tersenyum tipis karena belaan ibunya. Sedangkan Arya hanya mengangkat kedua bahunya tak peduli.
"Terserah kalian. Aku sudah mengingatkan." Ucap Arya. Dia bangkit berdiri dan meninggalkan dua wanita itu diruang keluarga.
"Ibu benar. Aku yakin istri kedua Dhanni nanti tidak akan bisa mengalahkan aku dalam hal apapun." Ucap Fiona dengan bangganya. Rita tersenyum mendengarnya. Itu memang benar.
***
Dinda duduk di kursi yang disediakan butik yang dikunjungi olehnya dan Dhanni. Hari ini Dhanni mengajaknya untuk memilih gaun pengantin. Dan sedari tadi Dinda hanya diam saja. Dia cuma mencoba gaun-gaun yang dipilih Dhanni. Dan setelah mencoba 12 gaun, masih belum ada yang cocok.
"Coba yang ini." Dhanni menyerahkan satu buah gaun lagi pada Dinda. Dinda menerima gaun itu dan masuk kedalam ruang ganti tanpa berbicara sepatah katapun. Setelah beberapa menit, Dinda keluar lagi dengan memakai gaun pengantin pilihan Dhanni.
Dhanni menatap Dinda dari atas kebawah. Dia mengangguk dan menyuruh Dinda untuk mengganti pakaian lagi.
"Yang itu saja. Sekarang kau ganti baju lagi." Ucap Dhanni. Dinda kembali menuruti perkataan Dhanni tanpa bicara sedikitpun.
Setelah beberapa menit, Dinda dan Dhanni sudah keluar dari butik. Sekarang mereka berada didalam mobil. Mereka tidak bicara satu sama lain dan saling diam.
Hari sudah sore hingga jalanan di Kota Jakarta pun mengalami kemacetan yang lumayan parah. Dan saat itu, Dinda pun memberanikan diri untuk bertanya pada Dhanni.
"Ada yang ingin aku tanyakan." Ucap Dinda tanpa menatap Dhanni.
"Tanyakan saja." Balas Dhanni seraya menatap mobil didepannya.
"Apa alasanmu menikahiku?" Tanya Dinda. Dhanni terdiam beberapa saat sebelum menjawab.
"Hanya ingin." Jawab Dhanni dengan tenangnya. Dinda menggigit bibir bawahnya mendengar jawaban Dhanni yang menyebalkan.
"Kenapa kau tidak menceraikan istrimu dulu?" Tanya Dinda lagi. Dhanni menatap Dinda dari samping dengan alis terangkat sebelah.
"Kau ingin menjadi satu-satunya?" Tanya Dhanni balik. Dinda menghembuskan nafas jengkel mendengarnya.
"Memangnya, ada wanita yang mau di madu? Aku bahkan tidak mau jika harus menjadi istri keduamu. Dan aku melakukan ini semua demi Ayahku." Jawab Dinda. Dhanni menyandarkan punggungnya pada sandaran jok mobil. Dia berusaha membuat dirinya santai walaupun pembahasannya dengan Dinda menegangkan.
"Aku bisa saja menceraikan istriku dulu sebelum menikahimu. Tapi aku tidak ingin anakku bersedih karena perceraianku dengan istriku. Dan aku melakukan ini semua demi anakku." Ujar Dhanni. Dinda memejamkan matanya sesaat dan membukanya lagi. Dinda yakin Dhanni sudah gila.
"Kau bilang, kau melakukan ini semua demi anakmu. Apa kau tak berpikir, apa reaksi anakmu nanti saat tahu kalau kau menikah lagi dan menduakan ibunya?" Tanya Dinda dengan gemas. Jujur saja, Dinda kesal mendengar semua ucapan Dhanni yang tidak masuk akal bagi Dinda.
"Anakku masih kecil dan dia tidak akan mengerti apa yang aku lakukan." Jawab Dhanni dengan dinginnya. Dinda memalingkan wajahnya dan menatap kearah jendela samping.
"Kuharap kau tidak akan menyesali keputusanmu sendiri." Ucap Dinda.
"Dan aku yakin aku tidak akan menyesalinya." Balas Dhanni.
______________________________________
Hai hai...
Bagaimana???
Jangan lupa vote dan komennya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Wife [END]
Romance✨Highest Rank : 1 in Romance✨ Sudah dihapus sebagian. Nasib seorang Dinda Gleanna yang harus menikah atas perintah orangtua angkatnya sebagai perjanjian bisnis. Dinda tidak bisa menolak karena ibu angkatnya mengungkit pengasuhan mereka terhadap Dind...