Sepuluh

1K 85 18
                                    


PRINCE OF JOSEON FROM JAPAN

© K. Natsuki

NARUTO © MK-SENSEI

FICTION│T│NARUFEMSASU

ROMANCE│FRIENDSHIP│TIME TRAVEL│JOSEON!AU

"Karena cinta belum cukup menjadi alasan kita bersama ..."

.

..

...

"Hei, kau pencuri! Jangan lari!!"

Bocah bertampang kumal itu melirik ke belakang saat merasa orang yang mengejarnya belum menyerah juga. Sejujurnya kakinya sudah lelah dan kepayahan, apalagi perutnya yang belum terisi makanan sedikitpun, mungkin hanya sepotong roti basi yang tadi pagi dimakannya untuk menganjal perut.

Bukan maksud dia ingin mencuri, tapi memang di rumahnya tidak ada sesuatu yang bisa dia makan sedangkan ia kelaparan, jadi hanya inilah pilihan terakhirnya. Dia terlahir dari keluarga miskin, kedua orangtuanya hanyalah petani yang baru saja kehilangan ladang. Jadi apa boleh buat.

Kedua tangannya mencengkram kuat pada kue beras hasil curiannya sambil berusaha berlari sambil sesekali melirik ke belakang.

Gawat! Orang itu masih mengejar, bahkan dia dibantu oleh teman-temannya dengan tangan yang membawa balok kayu. Dengan sangat terpaksa, dia berlari mengarah ke hutan.

Sibuk berlari, bocah itu tak menyadari adanya akar pohon yang keluar dari tanah, sehingga tak dapat dihindari ia terjatuh di genangan lumpur dan yang terburuk adalah kue berasnya pun terjatuh di sana.

"Sial!" Umpatnya saat meratapi makanan yang didapatnya dengan susah payah telah kotor.

"Hei bocah sialan! Di mana kau!!"

Sial! Nasib buruk terus mengejarnya, mau tak mau ia berlari dengan meninggalkan kue berasnya yang sudah kotor. Dalam hati dia menyesal, jengkel dan sesekali mengutuk nasibnya.

BRUK!!

Bocah itu terjatuh, juga bocah perempuan lain yang ditabraknya.

"Hei, kenapa kau menabrakku?!" Bentak bocah perempuan. Dia hanya terdiam meratapi anggota tubuhnya yang nyeri.

"Hei! Bocah nakal!!" Keduanya menoleh pada sumber suara, arahnya dari kedatangan sang bocah.

"Sttt! Diam!" Ujar bocah itu yang kemudian berlari ke semak-semak, mau tak mau membuat anak perempuan itu bungkam dan membiarkan bocah lelaki itu bersembunyi.

Tak berselang lama muncullah beberapa orang dewasa yang menghampirinya. Mereka terlihat terengah-engah ―lelah berlari mungkin. Sang bocah perempuan tak mau peduli.

"Hei, Nak. Kau melihat bocah laki-laki yang berlari ke arah sini?" Tanyanya tanpa basa-basi. Sang bocah perempuan bisa saja berkata jujur, toh dia bukan seseorang yang dia kenal. Namun, saat matanya tak sengaja bertabrakan dengan mata si anak laki-laki itu membuatnya berpikir ulang.

"Tidak ada. Sedari tadi aku sendirian" Ujarnya mantab. Sorot matanya terlihat tenang, tak sampai hati orang dewasa ini mengira bahwa gadis kecil itu berkata dusta. Maka setelah mengucapkan terima kasih, orang dewasa itu pergi.

"Ah~ kau telah menyelamatkanku" Senyum lega terpancar dari wajah anak laki-laki itu setelah keluar dari tempat persembunyiannya.

"Aku melakukannya bukan untukmu" Timpal sang gadis begitu anak laki-laki itu mendekat. Sejenak anak perempuan itu melihat bibir yang mencebik ke arahnya.

Prince of Joseon from JapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang