Kesatu : Aku Berbeda

4.2K 367 64
                                    

Happy Reading~ ^^

Seulgi Side

Sore hari itu tampak mendung. Cuaca sedang tidak ingin bersahabat dengan orang banyak. Sama seperti suasana hatiku.

Terkadang, aku tidak mengerti kenapa Tuhan selalu saja mempunyai banyak cara untuk membuat umatnya merasa terkejut. Selalu saja. Kejutan inilah, kejutan itulah.

Umumnya, orang-orang akan merasa senang jika diberi kejutan. Apalagi dari yang tersayang. Dan, sedari dulu aku sudah dididik oleh keluargaku untuk senantiasa menyayangi dan mencintai Tuhan apapun yang terjadi.

Seharusnya, bukankah aku merasa senang sudah diberi kejutan oleh Tuhan? Lantas, mengapa suasana hatiku menjadi tidak bersahabat?

Entahlah. Pertanyaan-pertanyaan semacam itu bahkan lebih sulit untuk dijawab dibandingkan soal-soal fisika juga matematika. Jenis pertanyaan yang menjebak, yang mengharuskanku untuk memilih harus menjawab A atau B—padahal jawaban sebenar-benarnya dan sekonkrit-konkritnya adalah yang C.

Awalnya, kejutan ini sudah kurasakan sejak bertahun-tahun lamanya. Tepatnya, saat aku kelas 2 SMP. Aku sudah mulai merasa aneh ketika aku tidak pernah mau dan tidak pernah bisa menyukai anak laki-laki seumuranku yang saat itu digila-gilai oleh teman perempuanku.

Aku tidak pernah bisa hanya sekedar bersorak untuk anak laki-laki yang sedang bermain basket itu, justru keinginan terpendamku adalah aku yang ingin bermain dilapangan sana dan disoraki oleh gadis-gadis baru puber itu. Sepertinya menyenangkan, bukan?

Aku kira, hal-hal semacam itu hanyalah keinginan untuk terkenal semata. Keinginan untuk dipuja oleh teman seumuran. Sama sekali bukan hal yang aneh.

Tetapi, hari itu; hari dimana Wendy—teman sekelas sekaligus sahabatku—mengalami menstruasi hari pertamanya dibulan Agustus. Musim panas yang akan selalu aku ingat.

Wendy memintaku untuk menemaninya membeli pembalut dan memakainya di toilet. Aku pun menyetujuinya. Kami pergi ke kantin untuk membeli benda khusus wanita itu dan terburu-buru berjalan ke toilet karena waktu istirahat sudah tidak lama lagi.

Tadinya, aku baik-baik saja menunggu Wendy yang sibuk dengan urusannya didalam bilik toilet itu. Sampai kemudian gadis blasteran itu menjulurkan kepalanya dari balik pintu toilet, memasang wajah memelas lalu kemudian mengatakan;

"Seulgi, tolong bantu aku memasang pembalut ini di celana dalamku. Aku... Aku masih belum terbiasa."

Wajahku memerah, jantungku berdegup tak karuan saat mendengar Wendy menggumamkan permintannya itu.

Memang sih, 2 bulan lalu Wendy bercerita padaku bahwa ia telah mengalami menstruasi pertamanya tepat dibulan Juni. Berbeda dengan diriku yang sudah mengalami menstruasi pertama pada Januari tahun lalu. Jadi, wajar saja kalau Wendy belum terbiasa dengan hal-hal semacam ini.

"Seulgi... Kumohon bantu aku..." Wendy memelas, gumamannya tadi berubah menjadi lirihan pelan. Begitu pilu saat mendengarnya. Padahal kan ini hanya masalah pembalut.

Kenapa wanita cengeng sekali, sih?

Ah, aku harus lebih sering mengingatkan diriku kalau aku sendiri juga seorang wanita.

Meskipun mungkin dengan titel yang berbeda.

"Errr... Yayaya, baiklah; aku membantumu." akhirnya dengan berat hati aku mengatakannya.

Bilik toilet disekolahku selalu bersih, juga wangi. Salah satu poin penting kenapa sekolah ini termasuk dalam daftar 10 sekolah favorit dikota tempat aku tinggal.

"Seulgi, maaf sudah merepotkanmu."

Aku menoleh pada Wendy yang saat ini tengah menundukkan kepalanya, berusaha mengalihkan pandangannya dariku yang masih berdiri mematung didekat pintu bilik.

"A-ah, tidak apa. Bukankah teman harus saling membantu, Wendy? Lagipula aku tidak masalah, kok."

Bohong.

Bohong.

Bohong.

Tentu saja aku mempermasalahkan hal ini. Lebih tepatnya, mempermasalahkan kenapa jantungku tidak berhenti berdegup dengan kencang saat mengetahui bahwa hanya ada aku dan Wendy berdua dibalik bilik kamar mandi sempit ini.

Ditambah, seragam Wendy yang sudah tidak beraturan. Acak-acakkan di beberapa tempat, apalagi roknya sudah tersingkap keatas—menampilkan paha mungilnya yang mulus tanpa cela.

Tunggu.

KENAPA AKU MALAH BERPIKIRAN SEPERTI OM-OM MESUM DENGAN
PERUT GENDUT?!

Tidak, Seulgi! Itu menjijikkan.

Fokus! Fokus! Fok—

"Wendy, kamu indah sekali."

Ah, mulut sialan!

Halohaaa~ ^^

Astaga, aku buat gxg pertama kali, wkwkwk ><

Didukung yaw :3 ini side story dari ImperialismeOngNiel dimana Seulgi jadi Kakaknya Daniel disana.

Enjoy 😘

-Ra

Life is Life • SeulRene ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang