4th CASE

836 7 0
                                    


Mengendarai motor membawa barang belanjaan supermarket, ia mengamati kanan kiri maupun depannya. Tak begitu ramai dan tidak padat merayap. Seketika Dito mengernyitkan dahinya, melihat seseorang di kenalnya yang tiba-tiba terlihat kaca spionnya.

Dia tak lain Andre. Ia menambah sedikit kecepatan menaruh pesanan Bunda.

"Jangan lari-lari, nanti jatuh,lho," ia tak menghiraukan nasehat Bunda. Menabrak Ayah, mereka sama imbang jatuh di lantai. Ayah berdiri memberikan uluran tangan pada anaknya tanpa memarahinya.

"Kamu kenapa,sih. gak biasanya lari-lari di rumah"

"Itu..yah, ada roh jahat"

"Hah? di sore hari gini?"

"Ia Yah, itu temen Dito berada di lahan kosong"

"Kamu jangan ngibul deh, masak ada arwah begituan?" canda Bunda padanya.

"Aku mau ke lahan itu, mau nolong"

Dito menambah kecepatan berlarinya.

Ia terus berdoa...

Berharap ia tidak terlambat menolongnya...

Sesampainya di sana, ia melihat beritual yoga melipatkan kedua tangannya. Dito berusaha membangunkannya. Pejaman matanya tertutup rapat, ia menyandarkan bahunya mendoakan dia dengan Bapa Kami.

"Panas... Panas...Hentikan..." teriak Andre memegangi sekujur tubuhnya.

Keluarlah roh api itu dari tubuh Andre...

Tak ada satu katapun terucap darinya, selain mau menyerang. Ia terus berdoa tanpa henti.

Bala bantuan tak di undang, menerjungkan air seember penuh kekuatan. Memadamkan api merana tersebut...

Bebatuan besar meretakkan diri...

Para orbs menyala-nyala bertebangan bebas membumbung tinggi ke angkasa.

"Ayah... Bunda...," berpelukan melepas kekhawatiran.

"Ayo, yah kita tolong," ia menyanggupi permintaannya menolong Andre yang setengah sadar.

BANASPATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang