Seperti biasanya hari Senin, pagi ini seluruh siswa dimana pun berada pasti sedang melaksanakan upacara bendera. Begitu juga di SMAN 2 Pekanbaru, dan hari ini yang menjadi pelaksana adalah kelas 12 IPS 1 kelas yang dikenal begitu kompak dan juga banyak terdapat anak-anak kebanggaan sekolah di dalamnya. Dari yang juara umum, sampai para pemenang olimpiade ada di kelas ini.
Anak IPS yang biasanya di kenal sebagai anak-anak yang banyak mainnya dari pada belajarnya, malas, dan tidak serius tidak berlaku di kelas ini. Mereka justru kebalikan dari itu semua. Di sini mereka sungguh-sungguh dalam belajar tapi juga asyik. Bukan terlalu serius juga, tapi mereka tahu kapan saatnya belajar dan kapan saatnya main. Maka itu kelas ini begitu di senangi banyak guru.
“KEPADA BENDERA MERAH PUTIH… HORMAT GRAK!” ucap sang pemimpin upacara begitu tegas dan lantang yang kemudian di iringi oleh lagu Indonesia Raya dari paduan suara.
Upacara berlangsung sangat khidmat dan tenang kemudian berakhir setelah satu jam. Semua siswa baru saja bubar menuju kelas masing-masing tak terkecuali kelas 12 IPS 1. Setelah meletakkan semua peralatan yang di gunakan untuk upacara dan bersalaman dengan beberapa guru mereka kembali ke kelasnya yang di dahului dengan singgah ke kantin dulu untuk sekedar sarapan atau membeli minum karena memang kelas baru akan di mulai jam 08.15 sedangkan sekarang masih jam 08.00.
Sebagai pembuka pagi ini dimulai dengan pelajaran sejarah oleh pak Ali. Pak Ali benar-benar berhasil membuat pelajaran sejarah yang biasanya sangat membosankan dan bikin ngantuk menjadi pelajaran yang menyenangkan bahkan waktu dua jam menjadi sangat sebentar.“Arif.. Arifa.. haha” pak Ali tiba-tiba tertawa setelah menyebut nama mereka berdua dan membuat seisi kelas menatap aneh padanya.
“iya pak” jawab mereka serentak dan lagi membuat pak Ali tertawa.
“setelah ini ikut keruang saya sebentar” lanjutnya setelah berhenti dari tawanya yang di angguki oleh dua orang yang namanya di sebutkan tadi.
“untuk kalian semua kerjakan latihan halaman 100 dan kumpulkan senin depan.. Assalamualaikum” ucapnya lagi sebelum keluar kelas tak lupa memberi salam.
“walaikumsalam pak” serempak kelas 12 IPS 1 menjawab salam pak Ali.
“kalian cepetan pergi deh sebelum bu Susi masuk” ucap Angga yang di angguki juga oleh Sani.
Arif dan Arifa pun langsung berjalan cepat menemui pak Ali. Mereka sedikit berlari agar cepat sampai dan cepat balik ke kelas mengingat setelah ini bu Susi akan mengadakan kuis Matematika.
“kalian ini cocok sekali jadi ketua kelas dan wakil ketua kelas ya” ucap pak Ali saat mereka berdua baru sampai di mejanya.
“di tambah nama kalian sama hehe” sambungnya lagi sambil menyodorkan dua tumpukan buku ke hadapan mereka berdua. Sedangkan mereka berdua hanya tersenyum mendengar ucapan guru sejarahnya itu.
“ini bagikan dan buat pr nya di situ senin depan di kumpulkan” mereka mengangguk dan mengambil buku-buku itu.
“baik pak terima kasih kalau begitu kami permisi dulu” ucap mereka sopan dan segera kembali ke kelas.
Sesampainya di kelas mereka langsung meletakkan buku-buku itu di atas meja guru dan segera balik ke tempat duduknya karena bu Susi sudah duduk di kursinya dan kuis akan segera di mulai. Buku-buku itu akan di bagikan saat jam istirahat nanti.
Setelah satu jam kuis selesai dan mereka bebas sampai jam istirahat karna bu Susi harus pergi Karena ada urusan. Setelah bu Susi keluar Arif dan Angga langsung memutar kursinya kebelakang menghadap Arifa dan Sani.
“gimana kuis tadi lumayan susah ya” tanya Sani yang hanya di anggukan oleh ketiga sahabatnya itu.
“nama lu kenapa Arifa sih Fa ?’ tanya Arif yang mendapat tatapan aneh dari tiga orang di hadapannya ini.
“aneh banget pertanyaan lu Rif” ucap Angga yang di iyakan oleh Sani juga.
“emang kenapa ? terus nama lu kenapa Arif ?” Arifa malah bertanya balik ke Arif.
“kalau lu mau tahu tanya sama yang ngasih gua nama dong” ucapnya lagi sembari bangkit dari duduknya.
“mau kemana” tanya Sani dan Angga serentak pada Arifa.
“gua mau dhuha.. mau ikut gak” dan akhirnya mereka berempat jalan ke mushola bersama.
Mereka empat sahabat yang begitu di kenal di sekolah ini. Bukan hanya karena mereka tampan dan cantik, tapi karena mereka berempat adalah anak-anak pintar kebanggaan sekolah.
Angga wijaya Umar adalah mantan ketua Rohis tahun lalu dan selalu memenangkan lomba basket dimana dia adalah ketua juga di timnya. Sania Putri Kurnia cewek dengan hijab yang menutupi dadanya yang jago bahasa Inggris dan yang baru dua minggu yang lalu memenangkan olimpiade bahasa Inggris tingkat provinsi.
Kemudian Arif dan Arifa yang jika di lihat dari namanya saja sering di kira kembar padahal saudara saja bukan. Arif Muhammad Arfandi mantan ketua Osis tahun lalu dan dua tahun berturut selalu jadi juara umum 2 di sekolahnya ini. Arifa Auliani Hakim yang juga mengenakan hijab panjang seperti Sani dan merupakan juara umum 1 berturut selama dua tahun ini.
Lengkap dan sempurna itulah yang selalu orang-orang katakan pada persahabatan mereka ditambah mereka sangat ramah dan baik pada siapa pun. Mereka juga di kenal sebagai anak-anak gaul tapi taat. Seperti sekarang ini, mereka selalu menyempatkan diri untuk dhuha setiap harinya.
Banyak yang mengira mereka pacaran namun pacaran islami, tapi selalu di bantah karena memang mereka hanya bersahabat tidak ada hubungan lebih daripada teman diantara mereka. Walau tak ada yang tahu bagaimana di hati mereka masing-masing.
“oke nanti ke rumah Arifa yuk, gua mau nanya ke umi kok ngasih lu nama Arifa” tiba-tiba saja Arif berkata begitu pada sahabatnya itu sesampainya di kantin. Mereka langsung ke kantin setelah dhuha tadi.
“lu ke sana Cuma mau nanya itu” kata Sani menatap Arif dan di iyakan oleh Arif.
“emang kenapa dengan namanya” tanya Angga juga ke Arif tapi Arif tidak menjawab dan malah memakan baksonya yang baru datang.
“umi dan abi baru sampai nanti sore, lu gak bisa ketemu” Arifa yang dari menjadi topik pembicaraan pun akhirnya mengeluarkan pendapatnya eh suaranya.
“ya kita tungguin sampai pulanglah” jawab Arif cuek tenpa menghentikan makannya.
Akhirnya mereka melanjutkan makannya masing-masing sambil sesekali bercanda dan membicarakan hal-hal tak penting bahkan terkadang konyol. Yah meskipun mereka ini anak-anak pintar namun pembicaraannya jauh dari hal yang berbau pelajaran tapi lebih pada hal-hal yang santai dan terkadang membahas seputar agama.TBC
terima kasih untuk
Yang sudah membaca ^^maaf typo bertebaran
KAMU SEDANG MEMBACA
ARIF & ARIFA
Teen FictionArif dan Arifa dua sahabat yang harus menikah karena suatu hal saat masih sma dan berusia 17 tahun tanpa di ketahui oleh keluarga Arif. Perlahan rasa sayang sebagai sahabat berubah menjadi cinta tanpa mampu mereka cegah. Saat mereka saling mencintai...