Part ini panjang sekali sampai 2 ribu kata lebih. Semoga tidak bosan yaa
**Selesai sholat subuh tak membiarkan Arifa yan gingin menyiapkan sarapan. Ia terus menahannya meskipun Arifa berusaha lepas darinya.
“Arif sudah kita harus sekolah” Arifa berusaha menghentikan Arif yang terus memeluknya saat ini.
“sebentar lagi” jawab Arif malah mengeratkan pelukannya.
“tapi aku harus buat sarapan” kata Arifa lagi mencoba melepaskan tangan Arif.
“kita makan roti saja.. aku masih ingin seperti ini” ucap Arif. ia terlihat seperti anak kecil saat ini.
“jangan kayak anak kecil yaa Rif.. kamu mau telat ke sekolah ini udah jam berapa ?” Arifa masih berusaha melepaskan diri dari pelukan Arif.
“kan aku kangen sayang.. udah lama gak peluk kamu” Arifa yang sedang berusaha lepas dari tadi langsung berhenti mendengar ucapan Arif barusan kemudian tertawa.
“hahahahaha” Arif pun melonggarkan pelukannya mendongakkan kepalanya menatap Arifa.
“apa yang lucu kenapa kamu tertawa” ucap Arif yang keheranan.
“jadi aslinya kamu kaya gini ya Rif.. ternyata selama ini aku gak cukup kenal kamu.. kemana Arif yang selama ini cool dan katanya mandiri itu ? yang aku lihat sekarang justru Arif yang kekanakan dan manja hahaha” yah Arif yang selama ini dia kenal memang selalu memperlihatkan kesan cool dan pria mandiri yang tinggal jauh dari keluarga walau ada kesan lain tapi kesan itu lebih kepada kesan yang konyol.
Arif akan menjadi orang yang konyol jika sudah bersama Angga. Selama ini dia juga terlihat dewasa karna di antara mereka berempat Ariflah yang paling tua jadi dia sering bertindak sebagai seorang kakak untuk ketiga sahabatnya. Dan pagi ini Arifa baru menyadari hal lain dari sahabat sekaligus suaminya ini.
“haha benarkah ? tapi aku seperti ini di depanmu saja kok sayang.. di depan yang lain aku akan menjadi Arif yang cool seperti biasanya” Arif ikut tertawa karna baru menyadari hal itu juga.
“haha lagian tadi kamu bilang apa udah lama gak meluk ? perasaan tiap malam kamu gak pernah mau jauh-jauh deh dari aku” ucap Arifa lagi masih dengan tawanya.
“kalau itu wajib sayang.. inikan beda lagi” Arif tampak nyengir.
“udah deh Rif ayo sekolah” pada akhirnya Arifa memang tidak sempat membuat sarapan.
“iyaa… tapi kamu harus janji jangan pernah jauh dari aku” ucap Arif sebelum melepaskan Arifa.
“kenapa” walau sudah tahu, hanya saja Arifa ingin mendengar alasannya dari Arif langsung.
“karena aku mencintai kamu dan tidak bisa jauh dari kamu.. aku juga sudah berjanji pada abi untuk menjagamu” Arifa tampak sedikit sedih saat Arif menyebut abinya.
“tapi bagaimana kalau suatu saat kita memang harus berjauhan karena suatu hal” ucap Arifa pelan.
“kamu ngomong apa itu gak akan terjadi.. aku mandi duluan” Arif hendak masuk ke kamar mandi namun terhenti sejenak mendengar ucapan Arifa selanjutnya.
“tapi kita kan gak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Bisa aja…” belum selesai Arifa namun Arif sudah memotongnya.
“gak usah ngomong aneh-aneh” ucap Arif pelan dan kemudian sudah masuk ke dalam kamar mandi.
Jujur Arif sedikit takut mendengar ucapan Arifa barusan. Bayangan orangtuanya sekelebat bermunculan di kepalanya. sudah sebulan mereka menikah namun dia belum memberitahukan kedua orangtuanya itu. Entah apa respon kedua orangtuanya nanti saat mendengar kabar pernikahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARIF & ARIFA
Roman pour AdolescentsArif dan Arifa dua sahabat yang harus menikah karena suatu hal saat masih sma dan berusia 17 tahun tanpa di ketahui oleh keluarga Arif. Perlahan rasa sayang sebagai sahabat berubah menjadi cinta tanpa mampu mereka cegah. Saat mereka saling mencintai...