Absurd yang Haqiqi

13 5 3
                                    

"Hentikan!" ucap seseorang dengan lantang.

Terlihat dua sosok pria berdiri saling membelakangi layaknya video klip group musik lama.

"Jangan lagi kau sentuh dia!" lanjutnya dengan menodongkan pistol ke arah lelaki yang katanya tampan.

"Key, dari narasi, katanya pria itu yang tampan. Padahalkan sebenarnya aku yang tampan."

"He? Hanya nenek gayung yang sedang kurbel bakal nyebut lo itu ganteng, Ru."

"Wah, menghina lo! Gini-gini, viewers cerita gue masih lebih banyak dibandingkan novel lo yang gaje itu," ucap Reru tidak mau kalah.

"Cerita gue emang gaje, aneh, absurd seperti autor-nya. Tetapi setidaknya, gue udah bisa menjadi tokoh yang berbakti dengan menghasilkan uang buat author gue. Nah, lo sendiri, apa?" tantang Nikey dengan menyeringai memperlihatkan taring pinjamannya.

"Pokoknya gue lebih ganteng dari orang kek lu. Dasar om-om!" ucap Reru sambil menodongkan pistol ke arah wajah Nikey.

"Emang lu pikir gue ngga takut?"

Akhirnya merekapun saling tembak menembak. Membiarkan Paula dan penjahat yang katanya tampan menjadi penonton.

Doooor!

Suara pistol menembakkan isi perutnya. Terlihat bercak darah dan tercium aroma anyir darah berhembus bersama sang angin yang berlalu. Dua orang aneh yang berniat untuk menolong terkapar lemah di atas tanah.

"Se ... lamat ... tinggal, Ru! Utang gue lunasin aja, yah!" ucap Nikey bersusah payah.

"Ma ... af, Key. Ntar pemakaman make duit siapa kalau utang lu kaga lu bayar," ucap Reru tak kalah lirih.

Seorang pria berjas hujan dengan sebuah pistol di tangan, datang mendekati Nikey dan Reru. Langkahnya semakin dekat, hingga sosok itu kini berjongkok di samping tubuh Nikey dan Reru yang terkapar.

"Yang gue tembakkan si yang katanya tampan. Napa lu pada yang tepar?"

"Indra!?" ucap Coklat dan Ivan secara bersamaan.

"Lu di sini juga?" tanya Nikey.

"Iye, lapak gue masih libur. Pimadona kantin aja, ntah dagang ke mana." Indra terduduk lesu.

"WOI, LU NGAPAIN, NYET!?" teriak Reru melihat Nikey yang siap memberi serangan pada Paula.

"Pertolongan pertama, lah. Apalagi memangnya!" ucap Nikey dengan memancungkan bibirnya 10 sentimeter.

"Wah, parah lu. Gue juga mau!" Indra berucap sambil berlari menghampiri Nikey, diikuti oleh Reru.

Dooor!

Seketika terdengar suara letusan pistol. Dan Nikey, Reru, dan Indra pun tergeletak pingsan dengan perut yang bolong.

Semuanya mati, dan yang menembak adalah leluhur dari segala macan yaitu Rana.

*****

Tamat

*Penulisnya kurang obat🤣🤣🤣

By arsyhun

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang