Typo bertebaran,
Cerita gaje,
Yang mau luangin waktunya buat baca thanks banget lohh :*•••••
•••••
BRAK!
Ferra yang sedang membaca buku, tiba-tiba terkejut oleh suara tas yang dilempar oleh Bella keatas mejanya.
Ferra melihat penampilan Bella dengan rambut acak-acakan, baju berantakan, dan terdapat juga lingkar hitam dibawah matanya.
Tanpa bicara apa- apa, Bella menarik kursinya dengan kasar lalu duduk dan menenggelamkan kepalanya diatas lipatan tangannya.
Ferra mengernyit heran. "Napa?"
Bella hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
Dengan santai Ferra melanjutkan kegiatan membacanya yang terpotong barusan.
Bella menggebrak mejanya lalu mengacak rambutnya frustasi. "Arghh! Bisa gila gue tau ga!"
Ferra mendecak tanpa mengalihkan tatapannya dari buku. "Udah, lebih tepatnya."
"Ish..., tadi gue di panggil si Endang ke ruang guru!"
Ferra mengangkat sebelah allisnya. "Mau di rekrut jadi pembantu rumahnya kali."
"Bitch! Tu mulut minta gue jejelin tanah ha?" Bella menatap Ferra kesal. Sahabatnya ini, dari dulu engga pernah berubah. Jawab seadanya seenak jidat, pasalnya walaupun sering dongkol dengan sifatnya Ferra, Bella selalu menempel kemana- mana.
Gatau, dipelet kali gue. Batin Bella.
Ferra menghela napasnya. "Ngomong jangan sepotong- potong. Cepet terus apaan?"
"Gue disuruh ulangan lisan mtk di depan mukanya! Bayangin aja woi! ULANGAN MTK LISAN??!" Pekik Bella. "Ditanyain kali- kalian kali gue ntar."
Ferra mengangkat wajahnya. "Kok bisa?" Tanya Ferra datar.
"Gara- gara ulangan mtk gue anjlok! Ampas banget dah gue sial!" Bella menjambak rambutnya frustasi.
"Makanya tuh jangan cowo- cowo cantik terus yang lo pelototin tiap hari."
"Halah lo juga gengsi- gengsi akhirnya paling juga bakal suka sama si Veno itu. Ha!" Seru Bella disusuli dengan cengirannya.
Ferra menggeplak kepala Bella dengan buku. "Ga nyambung lo bego!"
"Aw! Asal lo tau, gue tuh mempelajari sifat orang, jadi sebelum lo gerak, gue dah prediksi. Gila keren banget ga si gue?" Bella mengangkat kepalanya seraya tersenyum bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet
Teen FictionButuh proses yang menyakitkan untuk membuat semua sempurna. "Lo harusnya dari awal tau. It's always be the game, about how to lose and win." "And i'm always be the loser, right?" Ucap Ferra lirih. Seperti rintik hujan yang selalu turun, meski harus...