Tae Yong POV
Aku duduk disalah satu kursi di meja makan sambil memperhatikan Chae Rin yang sibuk mengecek dan merapikan keadaan apartemenku. Melihat dia membuatku teringat dengan ucapan Yuta tadi siang. Entah kenapa aku jadi memikirkan perkataannya.
"Aku rasa tidak. Kau tidak pernah mencintai Park Chae Rin, Lee Tae Yong. Kau hanya menyayanginya dan bersimpati pada keadaannya."
Aku mendelik ke arahnya. Hei, apa maksud ucapannya? Tahu apa dia tentang perasaanku?
"Kenapa kau menjadi begitu sok tahu?" Aku mendengus dengan tatapan meremehkan.
"Aku mungkin lebih mengenal dirimu dibanding kau sendiri. Dan aku rasa ucapanku ini sangat tepat, hanya saja kau belum menyadarinya." Belum sempat aku bicara, dia sudah menyelaku.
"Chae Rin. Karena keadaan yang terjadi padanya, kau berusaha untuk melindunginya selama ini. Tapi kepedulianmu itu bukan berarti kau mencintainya, kau hanya mencoba untuk selalu ada saat dia membutuhkan seseorang yang akan merangkulnya dikala dia menangis. Kalian bersama kerena terbiasa tapi itu bukan cinta—"
"—Aku tahu kau sangat prihatin dengan keadaannya saat itu, ya seperti aku. Aku juga sangat sedih mendengar tiap kali dia menceritakan orang tuanya. Kecelakaan itu memang membuat Chae Rin menjadi seseorang yang pendiam sampai kau datang mengulurkan tanganmu untuk menariknya dari kegelapan. Dan kau berhasil—"
"Tapi—pernahkah kau berpikir kalau kau hanya menyayanginya, menjaganya agar dia tidak pernah menangisi peristiwa itu lagi?"
"Hentikan omong kosongmu itu," Kataku datar. Aku sudah tidak bisa lagi menerima ucapan panjang lebar darinya. Rasanya kepalaku ingin meledak mendengar kata-kata yang terkesan seperti menasihatiku itu.
"Kalau sudah selesai. Lebih baik kita pulang." Aku pun lekas bangkit dan berjalan keluar cafe.
Haahh.. Tapi kenapa sekarang aku jadi memikirkan kata-kata Yuta? Memang benar, aku mulai menaruh perhatianku pada Chae Rin saat dia mulai tinggal dirumahku. Kecelakaan mobil yang terjadi beberapa tahun silam membuat Chae Rin harus kehilangan kedua orang tuanya sekaligus dan karena pernikahan orang tuanya tidak mendapat persetujuan sehingga Chae Rin tidak punya keluarga lain, untunglah orang tuaku membawanya utuk tinggal bersamaku.
Setelah kejadian itu Chae Rin berubah menjadi sosok yang pendiam dan sering kali aku memergokinya sedang menangis. Saat melihatnya terpuruk seperti itu, air mataku terkadang ikut menetes. Chae Rin sahabatku, aku mengenalnya dari kecil. Dan aku tidak akan membiarkan sahabatku menagis dan mulai saat itu aku berjanji untuk membuatnya selalu bahagia.
Seiring waktu berjalan, entah tepatnya kapan kami mulai mendeklarasikan diri sebagai sepasang kekasih. Benar, kalau aku memang ingin selalu ada untuknya. Aku tidak mau melihatnya menangis dan kembali menjadi sosok pemurung seperti dulu. Tapi aku tidak menampik, bahwa selama ini aku tidak pernah mengucapkan 'aku mencintaimu' padanya. Sekalipun aku tidak pernah. Aku menyayanginya. Ya hanya itu kata yang sering aku berikan untuknya.
Tapi Yeon Ji? Kenapa Yuta harus menyebut nama Yeon Ji? Sudah jelaskan, dia milik orang lain.
"Tae Yong?"
Sebuah suara lembut membuatku terkesiap dan kembali sadar dari lamunanku. Kulihat Chae Rin sudah berdiri tidak jauh dari tempatku duduk sambil mentapku bingung.
"Kenapa kau melamun?" Tanyanya.
"Ti–tidak."
"Oh iya, saat terakhir aku kesini. Aku melihat ada bungkus pasta di lemari es mu, tapi sudah tidak ada. Apa kau memasaknya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly Effect ✔
FantasyPernahkah kalian merasa keanehan dalam hidup, seperti datang ke masa depan atau kembali ke masa lalu? Bae Yeon Ji yakin bahwa kebersamaannya dengan Lee Tae Yong bukanlah mimpi belaka. Kejadian ini terasa begitu nyata bila hanya dikatakan sebagai mim...