percakapan kami malam itu

3.2K 782 159
                                    

Melihat Kian menggerutu sambil tetap membuat laporan diselingi melahap makanan kaya penyedap rasa ukuran paling besar kesukaannya adalah hiburan tersendiri bagi saya. Penampilannya sudah berantakan. Rambut panjangnya sudah dicepol asal dengan anak rambut menjuntai acak disekitar wajahnya. Tak lupa omelan serta makian tak henti-hentinya keluar dari bibirnya.

"Bayangin deh, Sa. Gimana ceritanya tugas kelompok jadi dibebanin ke gue semua? Jadi mentang-mentang mereka part-time sedangkan gue pure kuliah, mereka kira gue leha-leha??hahhh?? Dikira gue makan tidur boker doang???? "

Begitu sebagian kecil isi gerutuannya. Meskipun dengan kantong mata yang semakin parah, meskipun menggerutu bahkan sempat mengumpat akibat terlalu frustasi, ia tetap mengerjakan laporannya paling tidak hingga sudah bisa dipresentasikan.

"Eh tapi kasian juga ya mereka kuliah sambil part-time. Kayanya gue harus makin rajin ibadah deh buat bersyukur karena keluarga gue berkecukupan. Nggak semua anak seberuntung gue..."

Tidak ada hal lain yang bisa saya lakukan selain tertawa. Itulah mengapa saya selalu mengindahkan Kian jika ia ingin menginap di kamar kos saya. Dia cerewet, membuat kamar saya tidak sepi seperti biasanya. Beruntung saya tidak ada jam pagi besok jadi saya bisa menemaninya menghadapi semalam suntuk dengan senang hati.

"Oiya, siapa sih nama pacar lo yang bule itu??? Felix ya? Kapan sih main kesini? Gue kepo ih pengen ketemu langsung" tanya Kian sambil merengangkan badannya yang mungkin terasa kaku.

Mendengar namanya membuat saya teringat bahwa malam ini saya belum menghidupkan ponsel saya sejak pulang tadi sore. Buru-buru saya meraih ponsel saya diatas nakas lalu mencabut kabel charger dari stop kontak. Saat ponsel saya sudah hidup, benar saja, seperti dugaan saya, Felix membombardir saya dengan 150 panggilan tak terjawab.

Hampir saja saya menekan icon telepon disebelah namanya dikontak saya, dia sudah menelpon, lagi.

"Halo Felix?? Aduh maaf banget ya HP-"

"AKHIRNYA DIANGKAT JUGA! Bentar-bentar aku mau sujud syukur dulu orang tersibuk didunia akhirnya nerima telpon aku..."

Saya terkekeh pelan, "Ihh maaf.. HP aku di charger dari sore, lupa nyabut hehe.."

"Lupa nyabut charger atau lupa sama aku nih???"

"Dua-duanya."

"Halo mbak? Maaf ya salah sambung. Saya kira tadi pacar saya tapi saya baru ingat pacar saya udah saya buang ke laut. Nggak berguna."

"oh yaudah mas, udah ya. Udah malem saya mau tidur. Saya matiin ya-"

"ALISHA~"

Seketika tawa saya berhambur begitu saja mendengar nada suaranya memanggil nama saya. Tergambar jelas dikepala saya bagaimana wajahnya saat mengeluarkan suara menggemaskan seperti itu.

"Iya iya saudara Felix, ada apa?" Saya melirik Kian sesaat, gadis itu sudah sibuk kembali dengan laptopnya. Perlahan tangan saya mulai mencomot makanan ringannya.

"KANGEN!!!" balas suara dari seberang sana.

"Kangen Alisha.. Mau ketemu..."

Kalau saja saya hanya sendiri dikamar, saya pasti sudah memeluk guling saya seerat-eratnya dengan senyum terlebar saya sembari membayangkan eksistensinya ada didekapan saya. Duh jadi pengen ketemu.

"Main dong kesini, dua hari besok aku free loh."

"Tumben. Biasanya kamu sibuk mulu. Nggak ada hari kosong."

"Kan pacar kedua aku lagi sibuk, terus pacar ketiga aku manggung keluar kota maklum anak band, terus pacar keempat aku part-time-" ucap saya kemudian diinterupsi,

Biar Saya Ceritakan | Felix lee. [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang