(8+) akhir cerita

2.5K 400 151
                                    









Dengan mata sembab, rambut yang sudah tak beraturan, dan mulu mata palsu yang sudah lepas sebelah, setelah puas manangis di balkon gedung hampir satu jam membuat Alisha yang sudah kehabisan tenaga pamit undur diri ke Nancy. Yang pamit Felix sih, Alisha cuma diam di belakang Felix sambil nunduk berusaha menyembunyikan mukanya yang dianggap sudah berantakan dari khalayak.


Setelah Alisha berhenti menangis hingga didalam mobil, tidak ada satupun percakapan yang terjadi diantara keduanya. Felix diam, fokus menyetir dengan pandangan lurus ke depan dengan benteng bertahanan yang tampak kuat dengan hati yang terus menguatkan diri sendiri. Alisha juga diam, duduk menunduk di tempatnya seraya menatap kuku kukunya yang di cat rapi. Pikirannya melayang kemana-mana.


Sebenarnya, Alisha ingin mengoreksi suatu hal. Sebenarnya ada satu lelucon yang tadi sempat di ucapkannya karena berniat iseng tapi ternyata ia malah dapat penjelasan sepanjang itu dari Felix.

"Udah sampe." kata Felix membuyarkan Alisha. Alisha segera menegakkan tubuh, menatap sekitar lalu mendesah dalam hati. Kenapa perjalan pulang jadi secepat ini.


Melihat Alisha tak berkutik, Felix berdeham. "Hm...Sa?"










"Hwall bukan tunangan aku. Dia temen kuliah aku. "




Felix hampir saja mengumpat karena terkejut. Jika diperhatikan, Felix jadi tau sifat baru Alisha. Selalu mengungkapkan sesuatu secara tiba-tiba dan kadang bahkan tidak pada tempatnya. Sebelum mengatakan sesuatu secara tiba-tiba, perempuan itu pasti tampak berpikir keras dengan dahi mengernyit. Lucu.


"h-Ha????"


Alisha mengangguk. "Hwall temen aku. Aku gak punya pacar atau sebagainya."


Felix hanya mengedip-ngedipkan matanya masih tidak percaya, sepertinya kesedihannya belakangan ini sia-sia. Felix bahkan sempat beberapa kali meninggalkan jam makannya, tidur tidak nyenyak, dan malas melakukan apa-apa karena memikirkan hal ini dan ternyata Alisha tidak sedang menjalin hubungan dengan siapa-siapa????????


Felix merasa menjadi manusia paling bucin sedunia.


Alisha menatap Felix penuh harap. Melihat tatapan Alisha, Felix berdeham lalu membasahi bibirnya gugup. "o-oke."




Itu doang? Alisha menekuk wajahnya kesal. "Kamu gak mau ngomong sesuatu gitu??????"




Felix menggeleng ragu, lalu menampilkan cengirannya. "nggak."




Alisha pusing. Harapannya langsung kandas, lagi.






- - - - - - - - -










Siang itu Alisha masuk ke ruangannya dan langsung meletakkan tas ke lantai kemudian menghempaskan tubuh di sofe panjang yang ada di sudut ruangan, membuat Kian yang sibuk di depan laptopnya hampir mengumpat karena terkejut.



Alisha mengacak rambutnya brutal. Kakinya menendang-nendang tumpuan sofa lalu melempar bantal sofa tak tentu arah yang menyulut emosi Kian. "Lo kenapa sih???!!!"

Alisha berhenti, menoleh ke Kian lalu merubah posisi menjadi duduk. "Ga bisa diperjuangin ANJIRRRRRR."










"Hah? Kok gitu? Bukannya kita udah lulus sensor ya?"


Alisha mendecak frustasi. Sudah seminggu ini ia harus bolak-balik lembaga penyiaran karena katanya iklan internet yang mereka pasang mendapat petisi dari seorang ibu-ibu karena dianggap merusak moral anak bangsa. Petisi itu lama kelamaan mulai ditanda-tangani oleh banyak pihak yang Alisha sendiri tidak mengerti alasannya apa. Mereka menyuguhkan iklan pakaian, bukan sesuatu yang berbau seksual,kekerasan atau semacamnya yang dapat merusak moral anak bangsa. Lagipula, iklan mereka hanya tayang dibeberapa sosial media yang seharusnya tidak diakses oleh anak-anak -terutama anak ibu yang membuat petisi tersebut.


Biar Saya Ceritakan | Felix lee. [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang