[8] Kagum Atau Tertarik

3.4K 766 114
                                    

Jadwalku mulai messed up, monmaap. But let's try to catch up. ;)


Jordan

Kemarin, begitu yang lain melihat keadaan Vero, mereka pada heboh bertanya. Yah, kecuali Surya sih. Sepertinya cerita Vero terdengar seperti stand up di kupingnya. Yang ada dia malah nanya, "Ada rasa geli gitu kan pas ditusuk, Ver?"

Abang gue ini emang sableng. Kalau gue jadi Vero, boro-boro bakal suka, ngelirik aja ogah. Tapi, kita bicara soal cewek di sini. Pikiran mereka beda sama gue. Dan jujur, gue pun nggak bisa sepenuhnya mengerti mereka. Ibaratnya nih, ke tujuan gue bisa naik satu angkot, kaum Hawa memilih menaiki dua sampai tiga angkot. Atau, bisa juga mereka memilih memutari satu kota supaya sampai ke tujuan.

Perumpamaannya pakai kendaraan bikin gampang dipahami nggak tuh?

Tapi, asli deh, cewek itu ciptaan yang terlalu ajaib. Saking ajaibnya bikin gue pusing.

Biar gue kasih contoh: Nyokap. Trust me, I do love her. Anak yang berbakti pada bangsa, negara, dan Bunda. Namun, rasa sayang itu tidak seharusnya membuat seseorang buta. Meski gue sayang nyokap, tapi gue tetap aja gemas tiap kali nyokap tiba-tiba ngomel soal makanan, tapi besoknya dia masakin makanan yang awalnya dia marahin.

Nggak kasihan makanannya, gitu?

Oke, garing. Sorry. Tapi serius deh, nyokap gue juga termasuk ajaib. Bisa tiba-tiba marah, bisa tiba-tiba kebangetan baiknya. Dan selama gue perhatikan, nggak ada jadwal tetap untuk itu.

Beda kasus lagi sama adik gue. Well, dia bukan tipikal yang kayak nyokap, tapi lebih parah. Worse. Larasati—terlalu keren, jadi kami sekeluarga manggil dia Lala—lebih tidak bisa dimengerti. Waktu SMP, dia sempat ngerusuhin gue dan bilang ada anak baru yang gantengnya nggak ketulungan, dan nggak lama, dia mengomel dan bilang si anak baru rupanya menyebalkan.

Memang yang ganteng itu nggak bisa dipercaya, sih. Tapi beda kasus sama gue. Gantengnya terjamin, idaman menantu bergaransi.

Berasa jadi barang gue.

Dan sekarang, untuk kasus Vero. Dia tetap tipikal cewek ajaib buat gue. I think every women do. Entah memang mereka yang ajaib atau kaum pria memang tidak diberikan kemampuan yang memenuhi standar untuk mengerti wanita.

Bagaimana bisa sebuah ledekan membuat seorang cewek makin klepek-klepek sama cowok? Kalau gue menghujat ibu-ibu PKK, apakah mereka bakal jatuh cinta sama gue? Seems no. Adanya gue dilemparin panci atau masuk agenda rapat, mau diracunin.

Bukan hanya ajaib, cewek juga menyeramkan. Di berita, yang meracuni teman sendiri dengan kopi itu wanita. Yang menelantarkan anak itu wanita. Dan yang bikin gue pusing juga wanita. Tapi untuk kasus Vero ini, gue justru tertarik.

Cara dia bersikap di depan Surya, cara dia bicara ke orang lain, beberapa hal tentang dia yang gue tahu dari orang lain—atau bahasa kekiniannya, gosip, tapi biar elit kata itu nggak gue pakai—dan kelakuan dia ketika menerangkan hal-hal ilmiah. Gue tahu seharusnya gue memperhatikan apa yang dia jelaskan, tapi yang terjadi justru kebalikannya.

"Bund wall-nya sih menurut saya sih sudah cukup bagus. Kamu mau lihat sendiri, besok?"

Gue mengerjap, memandangi Vero tanpa bicara sedikit pun. Melihat dia yang sepertinya menunggu respons, gue berdeham kecil. Sebenarnya gue rada nggak nyimak. "Ya udah sih kalau mau dibundel."

"Kok bundel?"

Kenapa dia malah nanya balik?

"Tadi katanya mau ngebundel."

"Saya bilang bund wall, Jordan. Bukan bundel. Ngaco nih." Vero geleng-geleng kepala. Sebenarnya dia mengomeli gue, jelas banget. Tapi kalau boleh jujur, yang ada gue takjub. Dekat dengan spesies ajaib bisa bikin gue ikutan ajaib kali, ya?

Thesis Crush (✓) Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang