3. Kak Heechul, aku menyukaimu, apakah bisa sebaliknya ?

54 7 1
                                    

Setelah perkenalan Heechul, Pak Hong menutup kelas dan mempersilahkan para murid untuk pulang. Heechul masih tetap berdiri di meja guru karena terhalang oleh murid yang berebut keluar. Tidak demikian dengan Hanna yang masih tetap duduk terdiam menatap tajam ke arah Heechul. Pak Hong ikut keluar ruangan bersama para murid. Tinggalah Hanna dan Heechul. Heechul tetap berdiri tak bergeming seraya membalas pandangan Hanna.

"Terima kasih, kak. " ucap Hanna.
"Mengapa kau tidak pulang? Karena ini? " ucap Heechul sedikit dingin. Hanna sedikit terkejut dengan nada bicara Heechul yang datar.
"Mengapa tidak kau biarkan aku jatuh? "
"Jangan konyol. Itu adalah refleks. Jika aku tidak tepat meraihmu, mungkin kau akan terjatuh. " jelas Heechul sambil berjalan mendekati Hanna.
"Jadi itu hanya kebetulan? "
"Kau pikir lebih dari itu? Berhentilah berpikir macam-macam. " Heechul meraih tas serta buku di kursinya dan meninggalkan Hanna sendirian.
"Hey kak! Tunggu !"
Tetapi Heechul tak menghiraukan teriakan Hanna.
"Apa ini? Bisakah dia bersikap seperti ini kepadaku? " gumam Hanna. Ia kemudian berlari keluar untuk mengejar Heechul tetapi tidak berhasil. Heechul sudah terlanjur jauh.

Tanpa disadari, Hanna mulai memikirkan Heechul. Sejak kejadian memalukan di auditorium, Hanna semakin penasaran dengan Heechul. Dia mulai mengumpulkan informasi mengenai Heechul, mencuri-curi pandangan, hingga menjadi pengagum rahasia. Terlebih lagi, hasil ujian evaluasi menyatakan bahwa Heechul meraih peringkat satu di kelas dua belas. Hanna semakin mengagumi Heechul karena kepintarannya. Namun Heechul tak acuh akan sikap Hanna. Ia jelas mengetahui bahwa Hanna mengaguminya.

Heechul merupakan anak tunggal dari keluarga kurang beruntung. Ia berasal dari kota kecil di bagian Utara Korea Selatan. Ibunya tinggal di sana dan berprofesi sebagai penjual kue beras. Sebelum mendapatkan beasiswa, Heechul yang berambut hitam bergelombang bersekolah di SMA swasta tak jauh dari rumahnya dengan sistem beasiswa. Ketika di kelas sebelas, seorang guru menyarankan Heechul untuk mengikuti seleksi beasiswa BD yang mempersiapkan muridnya dapat masuk ke perguruan tinggi negeri bidang kedokteran dengan sistem beasiswa. Ia melihat Heechul memiliki kemampuan luar biasa di bidang akademik dan dapat meraih beasiswa kedokteran tersebut. Benar saja, jerih payah Heechul berbuah manis. Walaupun ia dengan berat hati meninggalkan ibunya sendirian, namun ia senang membuat ibunya tidak perlu berpikir mengenai biaya pendidikan.

Ayah Heechul meninggal saat ia berumur 12 tahun. Dulu ayahnya seorang satpam di sebuah sekolah swasta. Namun karena kanker usus yang dideritanya, ayah Heechul tidak bisa bertahan. Sejak saat itu, Heechul bertekad menjadi dokter untuk menjaga keluarganya. Ia tidak ingin kehilangan orang yang ia sayangi.

Hanna menjadi terenyuh ketika mendapatkan banyak informasi tentang latar belakang Heechul. Ia ingin sekali bisa membantu Heechul meski itu mustahil. Bagaimana tidak? Hanna mempunyai banyak kesempatan untuk bertemu dengan Heechul, tetapi Heechul selalu menjauh. Entah mengapa Heechul bisa menolak kehadiran Hanna yang jika dipikir, Hanna adalah gadis yang cantik, kaya dan baik hati. Apakah Heechul merasa tidak nyaman? Apakah Heechul tidak menyukai Hanna? Ataukah ada alasan lainnya?

Hanna tidak menceritakan apa yang ia rasakan kepada Sora karena waktu Hanna dihabiskan untuk memikirkan Heechul. Hanna menjadi sangat tertutup dengan Sora. Sora tidak bisa berbuat banyak walaupun ia mengkhawatirkan Hanna. Sora sedikit sedih dengan jarak yang ada diantara mereka.

Suatu hari, pada jam istirahat, Hanna duduk sendirian di taman sekolah. Ia mendengarkan lagu di earphone-nya dan menikmati sebotol susu strawberry.

"Apa kau sendirian? " Sora menghampiri Hanna dan langsung duduk disampingnya.
"So.. Sora! Hey, aku, ya aku sendirian. Apa yang bisa aku bantu? "
"Kau terlihat gugup. " Sora melepaskan earphone Hanna.
"A.. A.. Ada apa Sora ?"
"Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu. Boleh? "
"Ya.. Ya.. Tentu saja. Ada apa ?"
"Hanna, kita sudah bersahabat hampir lima tahun lamanya. Dan baru kali ini aku merasa kau menjauhiku, apakah aku melakukan kesalahan kepadamu? "
"Oh, apa? Tidak Sora, ehm, bukan seperti itu. Aku hanya.. Aku hanya.. "
"Hanya apa? "
"Tidak tidak, aku tidak apa-apa. "
"Hanna, baru kali ini kau tidak mempercayaiku? Apa kau akan terus bersikap seperti ini? "
"Huh.. Maafkan aku, Sora. Aku hanya sedang memikirkan seseorang. Bahkan aku tidak memikirkan diriku sendiri. Aku merasa tidak percaya diri. Aku takut. Aku gelisah. Aku ingin lepas dari semua ini. Bahkan rasanya aku ingin pindah sekolah jika aku tak berhasil. "
"Hanna, apa yang kau bicarakan?!! Apa yang membuatmu tidak percaya diri? Kau pintar, cantik, kaya, apalagi yang kau pikirkan? "
"Andai saja aku bukan orang kaya, mungkin aku akan lebih mudah diterima oleh seseorang. "
"Kau ini! Maka berceritalah kepadaku, jangan seperti ini. Kau menjauh karena kau berpikir negatif kepada dirimu sendiri. "
"Tapi memang seperti itu. Aku bingung Sora. "
"Apa yang sedang kau pikirkan? "
"Aku menyukai seseorang. "
"Wah, benarkah? "
"Kau bahkan tidak mempercayainya. "
"Bukan, bukan, maksudku apa kau benar-benar menyukainya? Aku hanya tahu jika kau sangat pemilih. "
"Entahlah, Sora. Bahkan aku tidak tahu mengapa aku bisa menyukainya. Padahal hanya karena hal sepele, tetapi aku bisa terus memikirkannya. "
"Sora, menyukai seseorang adalah takdir. Jika itu memang baik untukmu, maka kau akan merasakannya. "
"Be.. Be.. Benarkah? Bagaimana jika dia tidak menyukaiku? Bagaimana jika dia hanya memandangku sebagai orang kaya dan bukan menilai hatiku? "
"Cara mengetahuinya adalah dengan menjalin hubungan dengannya. Jatuh cinta itu harus sakit. Kalau kamu belum merasakan sakit, kamu tidak akan tahu rasanya cinta. "
"Wah, Daebak! "
"Memangnya kau menyukai siapa? "
"Ada seseorang. "
"Ku dengar, dua bulan lalu ada peristiwa unik di auditorium, benarkah ?"
"Apanya yang benar ?"
"Apakah kau salah tingkah dengan Heechul ?"
"Ti.. Ti.. Tidak !"
"Hanna, kau menyukainya !"
"Tidak, Sora !"
"Hahahaha, kau ini. Aku tahu segalanya."
"Si..si..siapa yang memberitahumu ?"
"Kau lupa ? Aku adalah miss informasi BD. Aku tahu segalanya."
"Kau ini !"
"Hanna, jawablah, apa itu benar ?"
"Huh, Sora. Kau benar. Aku mulai menyukai Heechul."
"Be.. Be.. Benarkah? "
"Ada apa Sora? Kau juga mengaguminya? "
"Oh tidak tidak Hanna, aku bukan menyukai Heechul, aku justru menyukai Kyuhyun. "
"Benarkah? Jadi yang kau bicarakan dulu itu Kyuhyun. "
"Tentu saja, Hanna. "
"Jadi bagaimana sekarang? "
"Aku yakin, Heechul juga menyukaimu. "
"Bagaimana kau tahu? "
"Kau sempurna Hanna. Mungkin ia hanya khawatir jika banyak yang mengejeknya. "
"Karena aku? "
"Kau tahu bukan? bagaimana latar belakang kehidupannya? Aku kira itu yang dikhawatirkan para murid seperti kami. "
"Aku menduganya seperti itu. Jadi bagaimana? Rasanya aku tidak ingin menjadi kaya. "
"Kau tidak boleh seperti itu. Apa kau perlu bantuan? "
"Ah tidak-tidak. Aku tidak suka merepotkan orang lain. "
"Jadi, berusahalah Hanna. "
"Baiklah. Fighting! "
"Fighting. Aku akan kembali ke kelasku, ada yang harus ku persiapkan untuk pelajaran selanjutnya. "
"Baiklah. Oh ya, Sora! "
"Ya? "
"Terima kasih banyak dan aku minta maaf telah melalaikanmu. "
"Itulah gunanya seorang sahabat. " Sora meninggalkan senyum untuk Hanna.

One More Chance..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang