Dan pada akhirnya Abimanyu lah yang mengantarkan Senja mengajar keesokan paginya. Bayangkan saja, dari jam enam pagi Abi sudah ngetem di depan rumahnya. Mau marah juga bagaimana, karena ini memang rumahnya. Di sepanjang perjalanan, Senja terus menekuk mukanya. Ia kesal karena terus diintili oleh Abi. Senja baru bereaksi saat Abi tiba-tiba mengambil rute yang berbeda dari yang seharusnya.
"Lho... lho... Mas, kita mau ke mana ini? Perasaan kalau mau ke tempat Senja mengajar, nggak lewat sini deh, Mas. Mas nggak salah jalan?"
"Lho mana Mas tahu lokasi kamu mengajar itu di mana? Orang kamu nggak bilang. Karena kamu diam saja dari tadi, Mas pikir kali aja kamu mau ikut Mas ke kantor karena rindu banget dengan Mas." Abi menjawab santai.
"Kalau nggak tahu ya tanya dong Mas. Itu punya mulut buat apa coba?" Senja rasanya pengen banget ngegetok kepala Abi dengan dongkrak mobil.
"Selain buat nyium kamu maksudnya? Ya buat makan, minum dan ngobrol seperti inilah. Apa Mas salah? Atau kamu mau nambahin lagi beberapa fungsi lainnya?" Abi lagi-lagi menggoda Senja. Rasanya sudah lama sekali ia tidak bersenda gurau dengan mantan istrinya ini.
Sementara Senja, mendengar candaan garing Abi menatap mantan suaminya ini skeptis. Abi adalah type orang yang sangat kaku dan bertempramen tinggi. Ia jarang sekali berkelakar. Karena menurutnya terlalu banyak lelucon itu menghilangkan wibawa. Abi tidak seperti dirinya hari ini.
Setiba di sekolah, Senja cepat-cepat turun. Ia tidak mau dipergoki oleh murid-murid atau rekan-rekannya turun dari mobil mewah Abi. Senja adalah typical orang yang tidak suka diobrak-abrik kehidupan pribadinya. Baginya tugasnya di sini adalah sebagai seorang guru. Yaitu mendidik dan mengajar muridnya dengan sebaik-baiknya dengan segenap ilmu yang dia punya. Titik. Kehidupan pribadinya adalah miliknya sendiri.
Baru saja ayunan kakinya masuk selangkah ke ruang guru, dia sudah disambut oleh suitan cie cie dari beberapa staff pengajar yang tiba lebih dulu. Ternyata ada beberapa rekannya yang tadi sempat memergokinya turun dari mobil mewah dengan supir yang kualitas super premium juga.
"Duh Bu Senja pantesan aja waktu disodorin babang Sabda yang tamvan rupawan menggoda iman anteng-anteng aja. Rupanya udah punya babang tamvan lain di hatinya. Kenalin dong sama kita-kita, Bu. Kali aja ntar dikenalin juga sama temen-temen yang sekualitas dirinya." Bu Zahra salah seorang rekan seprofesinya mulai menggoda Senja yang hanya tersenyum saja digoda oleh rekan-rekannya.
"Just for your information, he is my oldest brother, sista. Bukan pacar saya. Jelas pemirsa?" jawab Senja santai. Dan lagi lagi, jawabannya hanya direspon cie... cie. Mereka semua membuat ekspresi tidak percaya. Senja merasa pagi ini dirinya akan masuk bulletin siang dalam dunia pergosipan di kantor sekolah. Setelah berbasa basi sejenak, bell pun berbunyi. Senja keluar dari kantor guru. Bersiap-bersiap untuk mengajar.
Brukkk!!!
"Aduh!" Senja mengaduh kecil. Ia merasa keningnya kepentok tembok, eh tembok manusia tepatnya. Karena berjalan sambil melamun, ternyata Senja menabrak bahu Revan, yang bermaksud masuk ke kelas.
"Ibu kenapa? Duh kepala Ibu nyium bahu saya ya? Makanya kalau jalan jangan sambil ngelamunin saya dong Bu? 'Kan kepentok jadinya."
Revan si murid rasa guru, memijat kepala Senja yang sedikit memerah.
"Kamu ini ya? Tidak ada sopan-sopannya sama guru sendiri." Senja menepis tangan Revan.
"Lho saya tidak sopan di bagian mananya pada Ibu coba?"
Revan menjinjitkan alis tebalnya, menantang kata-kata Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Sabda ( Baca Part Lengkap Di Karyakarsa)
RomanceBaca part lengkapnya di Karyakarsa. Notes. Untuk pembelian PDF Original hubungi 082165503008 Admin Nana. Senjahari Semesta Alam dengan ikhlas merelakan dirinya diceraikan oleh suaminya sendiri demi menikahi Mega Mentari--anak perempuan pemilik peru...