Kamu, sahabat dan juga lelaki kedua yang aku sayang setelah ayahku. Aku menyukaimu, entah sejak kapan. Tetapi yang aku tau, aku menyayangimu lebih dari sekedar sahabat. Dan kamupun mengatakan perasaanmu kepadaku. Kamu bilang kamu menyukaiku. Betapa senangnya aku saat itu, rasanya ingin sekali aku memelukmu. Tapi apalah daya kita hanya mengutarakan lewat pesan singkat. Entah mengapa aku bisa sesayang ini denganmu, sedangkan kita hanya kenal di dunia maya tanpa pernah bertemu. Mendengar suaramupun tidak. Aku hanya tau sebatas namamu.
Adrian, itu namamu. Nama yang selalu teringat di otakku sampai saat ini. Nama yang selalu tersimpan di dalam hatiku. Nama yang selalu ku sebut di depan-Nya ketika aku berdoa. Aku ingin mengulang waktu. Dimana aku dan kamu masih bersama, saling membahagiakan. Sesak yang teramat ketika menahan rindu ini kepadamu. Rindu tapi tidak bisa terucap kepadamu. Rindu tapi tidak bisa berjumpa. Akan ku nikmati rasa rindu ku ini kepadamu. Biarlah aku merindukanmu dalam doa-doaku. Biarlah rindu ini tetap ada. Karena selain meikirkanmu, merindukanmu adalah kesukaanku.
Jakarta, 2 Agustus 2018