Rindu, lagi-lagi hanya kata itu yang dapat mewakili perasaanku saat ini. Hanya sedikit pesan singkat darimu saja, mungkin itu mampu membuat rindu ku sedikit terobati. Aku ingin jujur kepadamu, kalau aku setiap hari masih memerhatikanmu. Maafkan aku ya, aku sudah berusaha untuk tidak melakukan itu. Nyatanya usahaku sia-sia, terlebih jika rindu ini sudah tak mampu ku tahan. Ingin sekali aku menyapamu, walau hanya sekedar menanyakan kabarmu. Tapi aku terlalu takut untuk memulai itu. Aku takut jika aku mengganggumu. Menunggu kamu yang menyapaku terlebih dahulu, rasanyapun itu tidak akan mungkin. Aku hanya bisa memerhatikanmu dari jauh dan berdoa untukmu.
Ternyata meniadakanmu dari hati dan pikiran ini sangat sulit. Tak semudah yang orang katakan dan tak semudah yang aku pikirkan. Aku ingi berhenti saja, tetapi nyatanya aku tidak bisa benar-benar berhenti. Aku sekarang menjadi wanita yang menyayangimu dalam diam. Aku juga wanita yang merindukanmu dalam diam. Aku sangat merindukanmu. Ketika rasa sayang dan rindu menjadi satu, aku tidak tau harus bagaimana. Aku tidak bisa berbuat apapun terhadap kedua perasaan itu. Aku hanya bisa berdoa, mengadu kepada yang Maha Kuasa. Bahwa aku ingin kamu baik-baik saja, aku ingin kamu bahagia. Bahwa aku juga menyayangimu dan aku juga sangat merindukanmu.
Jakarta, 9 September 2018