Enam

41 2 0
                                    

Malam ini aku merindukanmu. Kamu yang pernah mengganti posisinya setelah dia benar-benar pergi saat itu. Aktivitas ku hanya melihat kontakmu, kalu saja kamu mengirimkan pesan text walau hanya memanggil namaku. Ternyata aku harus menelan harapan itu. Tidak ada pesan darimu. Bahkan tidak mungkin ada jika kamu sedang tidak ingin.

Aku sangat merindukanmu. Merindukan canda tawa kita seperti dulu. Maafkan aku karena telah mengakhiri hubungan ini disaat kamu benar-benar sedang menyayangiku. Aku hanya tidak ingin menyakitimu terlalu lama. Menyiksamu dengan semua keposesifanku. Benar aku berubah menjadi wanita posesif saat bersamamu. Terlebih aku hanya ingin melihatmu bahagia.

Aku fikir keputusanku untuk melepasmu. Bahkan mengiklaskanmu bersama yang lain adalah keputusan tepat. Tetapi melihatmu bahagia dan menyayangi wanita lain selain diriku, membuat hati ini sesak karena cemburu. Aku cemburu dengan wanita yang berhasil mengambil perhatianmu, bahkan hatimu. Dan lagi-lagi aku terluka untuk kedua kalinya. Lagi-lagi aku kehilangan seseorang yang aku sayang untuk kedua kalinya.

Aku tau pasti kamu bingung dengan perasaanku. Akupun bingung, tetapi aku sudah tau alasannya. Dan biarlah alasan itu aku pendam sendiri. Biarlah perasaanku yang sebenarnya saat ini hanya aku dan Tuhan yang tau. Urusanmu adalah bahagia dengan seseorang yang mampu membuatmu bahagia.

Jangan bersedih lagi. Sebab sedihmu menyakiti hatiku. Aku tidak suka melihatmu bersedih. Jika kamu sudah tidak mampu menahannya, lepaskanlah. Karena kamu berhak mendapatkan kebahagian. Dan aku akan sangat berterimakasih kepada seseorang yang telah membutmu bahagia. Dari aku, wanita yang sedang merindukanmu.

Jakarta, 7 Agustus 2018

Tentang RasaWhere stories live. Discover now